╞═════𖠁26𖠁═════╡

51 7 2
                                    

"Om memata-mataiku! Kelewatan sekali. Apa hak Om memata-matai semua yang aku lakukan? Bahkan harus mencari tahu tentang sekolahku"
Gerutu Nara kesal sendiri.

"Aku tidak mau berdebat, Ra"
Sehun sedikit melunak.

"Aku harus memastikan kalau yang aku keluarkan benar-benar tepat sasaran"
Sehun menjelaskan.

"Dasar oh sehun, dimanapun pasti tidak mau rugi"
Batin Jongin sambil terkekeh geli.

"Tapi ini sudah kelewatan, Om. Aku tidak Terima"
Ungkap Nara dengan wajah cemberutnya.

"Jangan membantah ku, Ra. Ambil laptop mu dan segeralah pulang"
Usir Sehun.

Nara menurut. Meskipun kesal, Ia tetap mengikuti perintah Sehun. Terlihat kedua kakinya mengental keras ke lantai. Ia sedang menyalurkan kekesalannya setelah gagal berdebat dengan Sehun.

Baru saja Ia berbalik, Sehun sudah bersuara lagi.

"Tidak lama lagi kamu akan praktek kerja di lapangan. Silahkan hubungi Taeil, dia yang akan menempatkanmu selama magang di sini"

"Hah! Aku tidak mau"
Tolak Nara. Bersama dengan Sehun hanya membuat kepalanya sakit. Pasti laki-laki tua itu akan mengaturnya seenak hati. Ia tidak bisa membolos, tidak bisa ke sana ke mari sesuka hati.
Hidupnya pasti teratur seperti apa yang diinginkan Sehun. Ia tidak bisa mencuri jalan-jalan ke mall, cuci mata.

"Terserah padamu. Keputusan ada di tanganmu"
Sehun mengibaskan tangannya, meminta Nara keluar dari ruangannya secepat mungkin.

"Oh ya, masuk sepuluh besar, handphone seri terbaru akan menjadi milikmu di semester depan!"
Sehun masih sempat mengiming-imingi Nara. Gadis muda itu tertegun di pintu tanpa menjawab, sebelum akhirnya keluar ruangan tanpa bicara.



__________


"Sayang, apa yang kamu rencanakan?"
Tanya Jongin. Sejak tadi hanya menyimak. Setelah kepergian Nara, Ia baru bersuara.

"Memastikan kalau anak itu benar-benar fokus pada pendidikannya"
Sehun memutar kursi agar Jongin menghadapi ke arahnya.

"Kamu keberatan?"
Tanya Sehun. Sedikit membungkuk, pria dewasa itu menempelkan dahinya pada si cantik.

"Aku tidak masalah selagi dia tidak menganggu milikku, wilayahku, dan hakku. Masalah uang... Sejak dulu aku tidak pernah keberatan. Kamu tahu itu, kan?"

Sehun menyapu bibir suaminya sekilas.
"Aku tahu semua tentang mu"
Sehun tersenyum.

"Aku seperti melihat bayanganku sewaktu SHS. Tapi... Rasanya aku tidak semenyebalkan itu"
Jongin memutar bola matanya.

"Kamu yakin?"
Tanya Sehun menggoda.

"Aku tidak separah itu, Sayang. Rapor nya lebih berwarna"

"Itu karena aku disampingmu. Bayangkan kalau aku tidak ada, bisa bisa Oh Jongin lebih parah dari anak nakal itu. Bisa dipastikan rapor mu seperti taman bunga"
Sehun tergelak.

"Sayang bagaimana dengan Kent?"
Tanya Jongin.

"Do'akan saja yang terbaik. Beberapa hari lalu, ibunya Nara dan pengacara kita sudah memberi laporan ke kepolisian kalau sudah sepakat menempuh jalan Damai. Tinggal menunggu tanggapan pihak kepolisian. Aku juga tidak begitu paham masalah hukum, Sayang."

"Sejak awal memang ibunya tidak menuntut dan melaporkan Kent, hanya saja proses hukum tetap harus dijalani Kent karena kelalaiannya. Aku serius tidak paham, biarkan pengacara Lee yang mengurusnya. Masalah menanggung biaya hidup dan pendidikan mereka.. itu bukan keharusan. Dan aku pribadi, tidak terlalu menghubung-hubungkannya dengan kasus Kent. Itu murni karena aku kasian pada mereka, bukan semata-mata santunan"

Sehun mengenal nafas sejenak.

"Masa kecilku juga sulit, apa salahnya membantu.. paling tidak sampai Nara mandiri. Anggap saja ini bentuk rasa syukur karena selama ini diberi kehidupan berlebih, Anak-anak yang lucu dan suami yang luar biasa."

Jongin yang melihat wajah sendu suaminya segera berdiri, memeluk tubuh tegap itu dengan hangat.

"Bukankah Appa juga mengangkatku dadi jalanan, apa pun alasannya itu. Dan aku pikir tidak ada salahnya, aku mengangkat Nara. Mungkin dia salah satu anak yang beruntung karena kecerobohan Kent malam itu"

Jongin mengusap punggung Sehun lembut.
"Terserah padamu Sayang. Apapun yang kamu lakukan aku akan selalu mendukung mu."

Chup..

Sehun mengecup pucuk kepala suaminya.

"Tapi ingat.. "
Jongin mendongak, menatap Sehun dengan tajam.

"Aku tidak masalah dengan uang, tetapi akan jadi masalah untukku kalau dia mengambil perhatian dan waktumu yang harusnya itu milikku dan anakku"
Ancam Jongin.

"Aku Kim Jongin.. "

"Oh Jongin, Sayang.. "
Koreksi Sehun.

"Ya, kalau menginjak-injak harga diriku dan berani bermain-main denganku... akan tahu sendiri akan seperti apa balasan dariku. Aku diam bukan berarti bisa seenaknya padaku. Aku tidak akan menggigit, kalau orang lain tidak menggingitku lebih dulu. Silakan menikmati semua fasilitas mewah, tetapi jangan menganggu milikku"
Jongin tersenyum, sambil memeluk Sehun erat. Kedua tangannya semakin posesif melingkari pinggang sang suami.

"Bagaimana kalau main gigit-gigitan bersamaku saja"
Ajak Sehun dengan pandangan mesumnya.

"Tidak mau"
Jongin mengusap wajah Sehun yang menatapnya intens.

"Katanya mau pulang cepat, nanti Yichan menungguku"
Jongin tahu, sudah beberapa hari ini Ia dan suaminya tidak berhubungan. Tentu saja ketika mendapat kesempatan Sehun tidak akan bermain sebentar.

Ia hanya tidak tega meninggalkan Yichan terlalu lama.

the love story of hunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang