╞═════𖠁29𖠁═════╡

37 6 1
                                    

Sehun bergegas meninggalkan ruang rapat, sesaat setelah membubarkan bawahannya. Ia berencana ke rumah sakit untuk memastikan kondisi Ibu Nara baik-baik saja. Jujur saja, Ia kasihan melihat gadis remaja itu harus menghadapi semuanya sendirian.

Awalnya Ia melakukan semua demi Kent dan tanggungjawab. Namun, makin kesini semuanya berubah. Menyelami kehidupan Ibu dan anak itu, hati kecilnya terpanggil. Ini bukan lagi karena kecelakaan yang merenggut nyawa sang kepala keluarga, bukan juga masalah meringankan hukuman Kent, tetapi lebih kepada kemanusiaan. Hati kecilnya tersentuh, nuraninya tercubit.

Kalau hanya sebatas tanggungjawab dan demi Kent, Ia tidak perlu pusing. Kirim asisten dan tinggal memberi Ibu Nara setumpuk uang dan masalah selsai. Namun, ini lebih dari itu. Sehun merasa terpanggil mendidik Nara, merasa tersentuh dengan perempuan tua, di tengah tubuh berpenyakitannya masih harus membanting tulang untuk menafkahi keluarga kecil mereka.

"Kris, kita ke rumah sakit!"

Titah Sehun saat sudah masuk ke dalam mobil. Kris sejak tadi sudah menunggu kehadirannya di depan lobi.

Ke rumah sakit lagi?

Tanya itu hanya mengumpulkan di benak Kris, Ia gak mampu bersuara selain menyetujui permintaan majikannya.

"Baik, Tuan"

"Sebelumnya, mampir di restoran langganan. Belikan makan siang, take a way saja buat tiga orang"
Sehun meminta

"Baik, Tuan"
Kriss menurut tanpa banyak protes.

_______



Sehun melangkah masuk dengan gagah ke dalam ruang perawatan Ibu Nara. Kondisi wanita tua itu sudah bisa dikatakan membaik. Di sudut ruangan, tampak Nara sedang berbaring di sofa menikmati ponsel pintar ditangannya.

Melihat Sehun masuk, buru-buru gadis muda itu merapikan cara duduknya. Bisa panjang urusannya kalau Sehun sampai protes. Selain kenyamanan, uang sakunya pun terancam. Ia sudah cukup bahagia, kehadiran pria dewasa yang dipanggilnya Om itu membuat kehidupannya dan sang Ibu berubah drastis. Apalagi, Sehun mengurusi semua hal untuk mereka.

"Om... "

Nara menyapa. Remaja itu jauh lebih sopan dibanding awal-awal perkenalkan.

"Om membawakan makan siang untukmu"

Sehun menyapa singkat, pandangannya beralih menatap kearah ranjang rumah sakit.

"Ibu masih belum sadar?"
Tanya Sehun, berjalan mendekati Nara.

"Belum, Om"
Nara membongkar bungkusan yang diletakkan Sehun di atas meja.

Kamar perawatan ini termasuk nyaman, Sehun memang memilih kamar dengan fasilitas terbaik untuk Ibu Nara.

"Mulai besok, kembali ke sekolah! Om akan mencari orang untuk menjaga ibumu"

Sehun menjelaskan, menatap Nara yang mulai membongkar kotak muka dengan wajah bahagia. Ada makanan kesukaan Nara, gadis itu tampak begitu bahagia.

"Aku tidak mau sekolah. Aku mau menjaga Ibu saja, Om"
Nara menolak.

Sehun yang tengah duduk di sofa, sontak mengalihkan pandangannya. Sorot mata pria itu berubah mengerikan.

"Kapan mulai PKL? Kamu sudah menghubungi Tael?"
Tanya Sehun, tidak peduli dengan permintaan Nara.

"Beberapa hari lagi, Om"

Nara menjawab dengan ketus, memasukkan nasi kimchi dengan toping ayam bumbu madu ke dalam mulutnya. Seharian ini, Ia hanya makan dari kantin rumah sakit. Tidak ada menu beraneka ragam yang bisa menggoyang lidahnya.

"Jangan membolos lagi. Om akan menghentikan uang sakumu kalau sampai prestasimu menurun semester ini"

"Tidak akan, Om. Aku sudah di urutan terakhir di kelas. Mau turun ke mana lagi?"

Jawaban Nara membuat Sehun terbelalak. Bahkan gadis itu mengucapkannya dengan santai, seolah tanpa beban sama sekali. Ini lebih parah dari suaminya. Sehun berpikir, di dunia ini hanya Jongin-nya yang luar biasa, ternyata Jongin tidak ada apa-apanya. Nara lebih parah dua kali lipat dari suaminya.

Sehun meraih kotak muka yang tersisa di atas meja. Ia juga harus mengisi perutnya dengan makan siang sebelum kembali ke kantor untuk melanjutkan aktivitas.

Pria matang itu baru saja memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya saat ponselnya berdering mengejutkan di keheningan.

"Sam?"
Sehun mengerutkan dahi, berkata dengan mulut masih terisi penuh.

"Ada apa, Sam?"
Sehun bertanya setelah menelan habis makanannya.

"Itu.. tuan.. Anu"
Jawab Sam dari seberang dengan suara tergagap.

"SAM CEPATT!!!"
Terdengar suara Jongin berteriak di iringi dengan suara tangis Yichan yang menggema

"Sam, ada apa?"
Tanya Sehun dengan tidak sabaran.

"Anu Tuan.. Tuan Yichan jatuh dan kepalanya bocor sekarang saya mau mengantarnya ke rumah sakit"

Tut___

Pernyataan Sam sontak membuat Sehun menghentikan makannya. Dengan tidak sabaran Daddy dari si gembul itu segera berdiri dan berpamitan pada Nara.

"Nara, Om harus pergi sekarang. Besok datanglah ke kantor dan segera urus surat PKL mu pada Tael"

Belum sempat mendengar jawaban dari Nara, Sehun segera bergegas meninggalkan kamar perawatan itu. Tujuannya sekarang adalah rumah sakit terdekat dari rumahnya.

"Astaga nak, kenapa kamu"
Gumam Sehun disepanjang perjalanan menuju rumah sakit tempat Jongin membawa putra tinggal mereka.

the love story of hunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang