"Apa ini?"
Sesuatu yang dingin melingkar menyentuh kulit leher ku. Agak kaget menemukan mata kalung berbandul huruf 'J' di sana.
"Hadiah."
"Hadiah?" perasaan ku geli dan bibir ku sudah pasti tertarik naik. Jeno memegang kedua sisi lengan atas ku dan kembali memperbaiki posisi nya agar aku bisa kembali bersandar nyaman di dadanya.
Aku mendongak, menarik dagunya untuk sedikit turun agar aku bisa mencium sudut bibirnya.
"Terimakasih," ucapku.
Telinga Jeno bereaksi dan tiba-tiba saja dengan manja lelaki ini menyeludupkan wajahnya di bahuku.
Ini bukan gayanya! Tapi dia yang entah sejak kapan berubah clingy seperti ini benar-benar membuat hatiku hangat luar biasa.
Bahu ku yang tidak tertutupi apapun kini habis dikecup.
"J untuk ...." tanya ku saat memegangi bandul kalung itu.
"Jeno," jawabnya kecil. Tampak acuh sebab masih sibuk membubuhi ku dengan kecupannya.
"Lee!" teriak ku dan refleks menegakkan tubuh.
Dalam kesunyian ruang kamar ini, suara nafas kita yang keluar dari masing-masing bibir terdengar begitu jelas bersahut-sahutan dengan detak jam dinding yang berputar lambat.
Pupil mata itu—hitam membesar bergerak gusar menusuk punyaku.
Lagi.
Hasrat itu rupanya bertandang masuk tak habis-habisnya.
Tidak ada yang berbeda. Semuanya masih sama-sama menghasilkan debar yang sama.
Sentuhan darinya yang penuh kehati-hatian. Merengkuh ku penuh rasa sayang.
"Sakit?"
Aku menggeleng. Erat peluk lehernya untuk sembunyikan wajah ku.
"Jaemin aku .... Aku benar-benar mencintaimu."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healed
Fanfiction𝒐𝒏 𝒉𝒐𝒍𝒅 / "Cintaku sudah habis di orang ini." "Jadi apakah itu cinta sepihak?" "Tidak, cintaku sudah lengkap." © softjaeboo, bxb | songfic | romance | hurt/comport | 18