Suara monitor yang berbunyi tak lantas membuat tenang perasaan kalut yang yang tersirat pada benak dan hati nya. Lantas genggaman nya semakin dieratkan pada tangan ranting sosok di depan nya yang semakin terasa dingin.
Tuhan itu baik.
Tuhan masih mau mendengar kan nya.
Tuhan masih memberikan nya kesempatan, kesempatan untuk sabar menunggu bagaimana jelaga semesta itu menutup rapat, menyembunyikan binar nya di dalam sana entah sampai kapan, atau mungkin tidak akan pernah terbuka lagi untuk menatap nya.
"Tidurlah Lee, pagi segera datang dan kau belum juga tidur satu malam ini."
Lelaki manis berkulit tan itu menepuk bahu nya—Lee Haechan, seorang pria muda yang ditunjuk Jaemin untuk mengatur jadwal nya; managernya, sejak satu bulan yang lalu. Diketahui lelaki dengan rasi bintang di pipinya itu adalah teman semasa SMA Jaemin.
"Apa dia akan pergi meninggalkan ku?"
"Apa dia sungguh akan pergi?"
Haechan menghela nafas berat. Tangannya beralih mengusap bahu rekan kerja nya, cinta sahabat nya. Walau mereka belum terikat Haechan tahu bagaimana cinta diantara kedua nya terbentuk hingga sulit dijelaskan. Bahkan alasan Jaemin tidak pernah mau membalas ungkapkan cinta yang selama ini Jeno lontarkan.
"Percayalah Jaemin akan baik-baik saja." dia sendiri juga tidak begitu yakin atas apa yang dia katakan saat ini.
"Pasti. Dia akan bangun bagaimana itu. Dan sampai kapankah itu.. dia pasti akan bangun."
Tidak ada yang tahu, bahkan Jung Jaehyun—dokter yang selama ini menangani Jaemin tidak bisa mengira ketika keadaan Jaemin yang tiba-tiba saja drop paska kemoterapi nya. Padahal sejauh ini dia terlihat baik-baik saja dan kesempatan untuk sembuh itu seperti di depan mata.
Jadi, apa yang coba semesta mainkan untuk nya.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healed
Fanfiction𝒐𝒏 𝒉𝒐𝒍𝒅 / "Cintaku sudah habis di orang ini." "Jadi apakah itu cinta sepihak?" "Tidak, cintaku sudah lengkap." © softjaeboo, bxb | songfic | romance | hurt/comport | 18