Langkah panjang itu di tarik lebar-lebar, jelaga sarat akan musim dingin itu berbading terbalik sebab dendam si kecil di dalam diri nya sudah terbalaskan ketika usapan lembut mendarat di surai gelap nya, juga tatapan cinta sang Ibu yang di idam idamkan setiap malam akhirnya terbayarkan.
Namun tidak berjarak satu menit, atau butuh waktu berjam jam untuk menjelaskan perasaan membuncah ini untuk di ingat suatu waktu, sebab apa yang mata nya tangkap di ujung sana adalah bagian awal bagaimana kiamat sebenarnya untuk nya baru saja di mulai.
Kegaduhan di dalam ruang yang tadi pagi ia tinggalkan, tangisan memilukan dari wanita paruh baya dihadapan nya yang berusaha di tenangkan. Apa?
"Jeno-ssi."
Hitungan, alat kejut yang dinaikkan, suara alat-alat medis yang membisingkan, dan seorang malaikat nya yang terbaring diam, tanpa ringisan. Apa?
"Tidak, tidak tidak! " erang nya kecil.
Langkah itu memutar berlari menuju satu satunya tempat yang bisa dia pikirkan.
"Lee Jeno!"
"Jeno-ssi!"
Bahkan teriakan dari lelaki manis berkulit tan itu ia hiraukan.
•🌸•
Tungkai nya melemas di jatuhkan pada porselen usang tepat dihadapan rupa Tuhan di depan sana. Tapi apa? Apa yang bisa dia ucapkan selain air mata yang kian berjatuhan.
"Nanti, jangan tukar apapun pada Tuhan ya.."
"Tidak dirimu ataupun bahagia mu."
Kini dia tahu arti dari ucapan lelaki manis itu. Tidak ada yang bisa dia ajukan atau tukarkan demi malaikat nya.
"Kumohon."
"... Aku mohon jangan ambil dia."
Sudah berapa lama kiranya, sejak bibir itu akhirnya kembali meminta pengabulan kepada sang pencipta.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healed
Fanfiction𝒐𝒏 𝒉𝒐𝒍𝒅 / "Cintaku sudah habis di orang ini." "Jadi apakah itu cinta sepihak?" "Tidak, cintaku sudah lengkap." © softjaeboo, bxb | songfic | romance | hurt/comport | 18