Tubuh kurus itu semakin tampak mungil di tutupi selimut tebal yang membalut tubuh telanjangnya. Ini masih sangat pagi, bahkan sang mentari baru saja ingin menampakan atensinya di kaki timur sana.
Ku rengkuh kembali pinggang mungil itu dengan tangan besar ku. Dengan kurang ajar nya bibir ku kembali menjelajahi bahu mulus dengan beberapa tanda samar kebiruan yang ku ciptakan semalam. Dia merespon, mendongakkan kepala nya untuk memberi ku akses lebih menjelajah leher jenjang nya.
Tubuh nya, mengeluarkan keringat dingin, lagi.
"Sedang apa?"
Dia terkekeh pelan saat aku mengecupi belakang telinga nya,"Menikmati sunshine yang tidak bisa kulihat dari rumah ibu."
"Aku ingin tinggal di sini beberapa hari lagi, boleh?" tanyanya.
"Tidak,"
Dia menoleh.
"Karena aku akan menyimpan mu di sini selama nya." lanjutku sedikit terendam di balik ceruk lehernya.
Kekehan itu terdengar lagi kali ini di iringi usapan lembut yang mendarat di kepala ku, untuk beberapa saat aku menikmati itu.
"Aku harap begitu Jeno-ssi. "
Suara nya lirih bergetar, kutangkup pipi itu lalu kuraup habis helaian tipis yang sudah tidak semerah cherry itu lagi. Agak kasar dan sedikit terburu-buru. Kenapa semakin hari ketika aku semakin yakin untuk membuat mu menjadi milik ku kau malah semakin terasa tabu dalam genggam ku.
Aku tidak pernah berharap, pun merapalkan harap pada semesta, tapi untuk mu, pengabulan ku yang pertama dan terakhir kali nya, aku juga ingin memikat mu selamanya.
Jelaga semesta penuh binar itu menatap ku hangat. Bibir basah sebab ulah ku itu tertarik simpul berkilau cantik sebab bias matahari yang menembus lewat kaca besar apartemen ku.
"Jeno-ssi, aku ingin mandi." bisiknya nakal.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healed
Fanfiction𝒐𝒏 𝒉𝒐𝒍𝒅 / "Cintaku sudah habis di orang ini." "Jadi apakah itu cinta sepihak?" "Tidak, cintaku sudah lengkap." © softjaeboo, bxb | songfic | romance | hurt/comport | 18