11

212 17 4
                                    

"Aku pulang, hei kenapa sepi sekali" saat sedang memperhatikan keadaan kastil yang sepi, kakak kedua nya menghampirinya yang masih menggunakan pakaian berlatihnya.
"Elyn kau baru saja sampai kah"
"Aaa hyung benar aku baru sampai,hyung mau beralatih atau baru saja selesai berlatih"
"Hyung baru selesai, lebih baik kau kekamar mu dan berganti pakaianmu, setelah itu kita berkumpul di ruang tengah, mintalah pelayan membantumu"   ia berjalan untuk menuju ke kamarnya bersama para pelayan dan penjaga yang mengikutinya dibelakang

"Mari tuan muda saya akan menyiapkan air mandi dan perlengkapan anda"
"Huh, baiklah tolong siapkan ,saya akan segera pergi kekamar saya"

Setelah ia mengganti pakaian menjadi pakaian yang lebih santai. Ia seketika memikirkan tanda mate yang berada di belakang bahunya dan leher naganya. Sampai sekarang ia belum tahu siapa matenya dan mate sang naga.

Larut dengan pikirannya, ia tidak sadar kakak pertamanya sudah berada di samping kanannya sejak 10menit yang lalu

"Ekhm, apa hutan itu lebih tanpan daripada gege mu ini" Kendra yang tak tahan dengan keheningan dan panggilan yang ia sampaikan ke pada adik bungsunya ini tak ada sautan, akhirnya ia mengeluarkan suaranya.
"HAH sejak kapan gege berada disini, jika ingin masuk ketuklah dulu" degupan pada dadanya yang cukup kencang karena terkejut ulah sang kakak yang tiba-tiba berada di sampingnya.
"Kau yang kenapa tidak menyahuti ku, kau memikirkan siapa? Apa adik manisku ini sedang suka terhadap dominan yang berada di luar sana"
"Gege kau berbicara apa hah!! mana ada seperti itu, aku akan tetap menunggu mateku"
"Aigo, gege hanya bercanda, hahaha"
"Aish gege ni, jadi ada perlu apa kau kekamar ku tumben sekali"
"Gege ingin memastikan akhir pekan nanti teman-temanmu jadi akan berlatih disini?"
"Soal itu ya, iya jadi aku sangat menunggu itu,hehehe" Kendra paham siapa yang adiknya tunggu saat akhir pekan nanti. Kendra pun tak paham mengapa adiknya menyukai sosok dingin dan tanpan itu.

Tok...Tok...Tok...

"Mohon maaf tuan muda, saya ingin menyampaikan bahwa makan malam sudah siap" setelah pelayan itu menyampaikan apa yang ia harus sampaikan dan melihat sang raja menganggukkan kepalanya ia segera kembali kedapur .

Selama dimeja makan hanya ada keheningan saja, semenjak sang'ayah meninggal 20tahun lalu suasana dimeja makan menjadi sepi seperti ini, tak ada obrolan yang mereka mulai.

"Gege kapan kau mencari pendamping untuk menemani mu" pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari adik tengahnya membuat ia tersedak minumnya sendiri.
"Iya, gege tak berniat mengasih kami kakak ipar kah?" Ucap Jedlyn antusias saat mendengar ucapan kakak tengahnya itu.
"Kalian ini, sudah lanjutkan makannya"
"Huh dasar tak menyenangkan" Kendra mendengar grutuan kedua adiknya hanya menampilkan senyum pasrah nya saja.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Akhir pekan ini di kediaman Jedlyn menjadi ramai dengan kedatangan teman-temannya dan juga naga milik mereka.

Disisi lain Jedlyn masih mencari keberadaan seseorang yang ia tunggu sedari tadi. Mereka sebenernya sudah berada di taman kastil untuk melatih kekuatan mereka semua.
Cukup lama Jedlyn menunggu, akhirnya seseorang itu datang dengan sang adik bungsunya itu.

Selama latihan kekuatan mereka dari mengeluarkan sihir dan senjata mereka, Marka entah kenapa merasa sedikit gelisah dan tanda matenya seketika terasa panas.

Sean yang melihat gelagat sahabat kakanya akhirnya menghampiri Marka yang seperti menahan sakit.

"Hyung kau tak apa-apa kan? Aku lihatnya seperti sedang menahan sakit"
"Hah...hah... hyung tak apa sean, kau fokus saja latihannya ya"
"Tapi hyung... apa aku bantu dengan awan es ku saja yaa hyung untuk mu,muka mu memerah" sebelum Marka menolaknya Sean sudah lebih dulu membuat awan es yang berada di atas kepala Marka agar mendinginkan suhu badannya.

𝙿𝙾𝙻𝙰𝚁𝙸𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang