13

170 14 2
                                    

Dikantin sudah ada Skylar, Jedlyn, Hannes, Jayden, dan Sean. Entah mengapa Sean seperti gelisah sejak berada di kastil dan saat ini bersama sahabat kakaknya.
"Sean kau kenapa, seperti gelisah seperti itu"
"Itu hmm apa kalian melihat gege, aku dari tadi tidak melihat gege"
"Ragnar seharusnya telah selesai kelasnya" Hannes setelah memberi tahu jadwal Ragnar makin membuan Sean tidak tenang dengan kakaknya itu.

Saat hendak menanyakan lagi, teman Sean segera menghampirinya

"Sean, kakak mu... hah.. hah"
"Kau kenapa, yang tenang lah, kakak ku kenapa, jangan membuat ku panik"
"Hah, oh iya... kakak mu ada di unit kesehatan entah bagaimana badannya seperti beku"
Mendengar itu Sean tanpa fikir panjang ia pergi untuk menghampiri kakaknya.

Disisi lain Alora dan teman-temannya senyum bangga karena sudah tak ada penghalang ia untuk mendekati Jayden.

"Kau dengar, rencana kita berhasil tinggal menunggu kabar duka saja dan boom kau akan menjadi mantu dari kerajaan Aldberg"

"Ya kau benar, kita tunggu kabar duka saja"
Ucap Alora percaya diri, tetapi mereka tak sadar teman Ragnar, Sandi mendengar semua dan ia tak akan diam membalaskan apa yang mereka lakukan kepada sahabat baiknya itu.

"Tapi kau tak takut dengan kemarahan ayahnya Ragnar?"

"Memangnya keluarga Ragnar bisa apa, ia hanya masyarakat biasa yang beruntung dekat dengan keluarga kerajaan saja."
Mereka memang tak tahu kebenaran jika Ragnar dan Sean sama seperti sahabatnya yang keturunan keluarga kerajaan. Xavier pun sama menyembunyikan jika dia keturunan kerajaan, hanya ingin memiliki teman tanpa melihat ia anak seorang raja daerah  dengan kawasan es   dan berakhir dengan adik-adiknya mengikuti jejak kakaknya.

Kembali keadaan meja makan Jayden dan sahabatnya. Mereka diam karena terkejut atas pesan yang mereka dengar dari teman Sean. Jedlyn sudah menangis mendengar kabar sahabatnya dan di tenangi oleh Hannes dan Skylar.

Tiba-tiba Jayden pergi keruang unit kesehatan karena entah mengapa ia menjadi takut dengan keadaan Ragnar bagaimana, makin lama jalan Jayden makin cepat dan tanpa sadar Jayden sudah berlari agar segera sampai kepada unit kesehatan.

Setelah sampai di ruang kesehatan, ia dapat melihat keadaan sahabat sekaligus seseorang yang ia sukai sejak lama tengah terbaring. Rona merah pada pipi dan bibirnya sekarang tak lagi terlihat, yang terlihat hanya pucat saja.

Catrin yang berada disana akhirnya menghampiri sepupunya yang sedang sedih dan marah.

"Ayden pasti kau sedih, tapi jika kau sedih terus kasian Ragnar pasti akan bersedih juga"
Jayden menoleh dan melihat sepupunya itu, ia terkejut melihat Catrin berada disini juga.

"Sejak kapan kau berada disini, dan kau tahu tidak kenapa Ragnar bisa seperti itu"
"Aku tahu semua, tapi nanti aku akan jelaskan semuanya terhadap mu, yang terpenting kita tahu dulu keadaan Ragnar"

Tak lama dari selesai pembicaraan Catrin dan Jayden. Skylar dan dua sahabatnya sampai di unit kesehatan dan melihat keadaan Ragnar yang sedang di tangani oleh tabib.

Lama mereka menunggu akhirnya tabib keluar dari ruangan Ragnar

Mereka menunggu penjelasan yang akan tabib katakan
"Suhu tubuhnya sudah saya usahakan agar  kembali dalam suhu normal, tetapi segera lah bawa ia ketabib kerajaan agar mengetahui mengapa ia mengalami penurunan suhu tubuh dengan drastis"

Setelah keadaan Ragnar di beritahu Sean akhirnya segera memberi tahu keluarganya keadaan Ragnar seperti apa.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Jord yang membawa Ragnar ke-unit kesehatan dan tetap diam disana akhirnya
melihat keadaan sahabat satu kamar saat asrama dulu, ia mengetahui kalau sahabatnya menaruh hati kepada Ragnar. Jordy hanya menghela nafasnya pelan untuk merelakan pujaan hati dimasa sekolah yang telah ia sukai itu meskipun ia pendam sendiri. Karena ia tahu mereka berdua adalah mate, karena ia sempat melihat tanda di lehernya Ragnar.

𝙿𝙾𝙻𝙰𝚁𝙸𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang