20

2.1K 184 8
                                    

Sudahi angsty feeling kalian dgn momen manis pasangan kumpul kebo kita 😂

——

"Enak. Enak banget, sayang."

"Mie instan doang, anjir." Calandra menyahut santai lantas menjejalkan potongan sosis ke mulut Rafael.

Manakala pasangan kekasih itu tengah menikmati seporsi mie instan topping sosis hasil tangan Calandra— kebetulan hanya dua bahan itu yang bisa diolah dengan cepat disaat perut sudah berteriak minta diisi. Sarapan super telat dan ala kadarnya ini adalah buntut dari kegiatan mereka semalam, keasyikan bersenggama sampai nggak sadar ayam sudah berkokok di kandangnya. Intinya, mereka bangun kesiangan, nggak sempat menyiapkan sarapan sehat karena perut terlanjur keroncongan. Bukan karena Calandra malas memasak apalagi sengaja ingin makan sepiring berdua biar dianggap romantis.

"Aku udah makan setengahnya." Rafael menghindar ketika Calandra hendak kembali menyuapinya.

"Tadi kata kamu enak?"

"Ya emang, tapi kamu juga harus makan." Balas Rafael.

"Ini aku masak buat kamu, tau."

Calandra merengut sebal, harusnya Rafael tahu Calandra sangat anti dengan makanan instan, perempuan itu nggak pernah main-main perihal nutrisi yang masuk ke tubuhnya, karena tubuh indahnya nggak didapat dalam waktu singkat. Bibir Calandra mengerucut seakan minta dilumat. Dan tanpa menimbang-nimbang Rafael pun segera merealisasikannya. Anggap dia lebay karena berpikir bibir Calandra jauh lebih candu dari segala jenis nikotin yang ada di dunia.

"Mmmhh! Ihh.. Jorok!"

Rafael terpingkal-pingkal melihat wajah tersiksa perempuan itu. Sebelumnya Rafael secara diam-diam menyuapkan mie ke mulutnya lalu mendorongnya masuk ke mulut Calandra. Dia ingat dulu Mama-nya sering melakukan hal serupa saat dia kehilangan selera makan, dan kini dia mencobanya pada Calandra.

"Jangan di muntahin." Titahnya.

"Sumpah! Lo nyebelin banget!"

"Kenapa, sih? Adek jijik? Tapi semalam lebih parah dari ini Adek nggak jijik, tuh."

"Tolol. Duh, tolol banget. Tau deh, gue cinta banget sama lo Rafael."

Percuma mengomel panjang lebar saat mie bercampur liur itu nyatanya sudah berhasil masuk ke lambung. Sial benar, rasanya ingin mengamuk tapi Calandra nggak mau menghancurkan momen romantis mereka.

"Aku juga cinta banget sama kamu, sini cium lagi."

"Nggak. Nggak mau." Tolak Calandra sembari membekap mulutnya.

"Kalo di jilat-jilat kayak semalam mau nggak?"

"Apa sih Rafael kontol busuk banget mulut lo!"

Makin menggelegar saja suara tawa Rafael. Mengambil alih mangkuk di tangan Calandra untuk dipindahkan di atas meja, kemudian menarik Calandra duduk di pangkuannya. Rafael mendusal seperti anak kucing di ceruk leher Calandra, nggak peduli dengan teriakan keras Calandra yang menyiksa kupingnya. Masalahnya Calandra juga sama tersiksanya, pinggangnya di kelik-kelik sampai dia nggak sanggup berkutik.

"Lepasin gue Rafael tolol!"

Senewen. Kata tersebut sangat cocok menggambarkan tingkah Rafael saat ini. Sepertinya dia terlalu senang dengan perubahan hubungan mereka yang signifikan sampai-sampai bertingkah senewen. Nggak buruk-buruk amat sebenarnya, hanya saja dia harus ingat bahwa sosok yang dia kencani adalah Calandra si gadis ringan tangan.

"Heh! Mau ngapain lo?!"

Wajah Rafael beringsut turun dan berhenti di belahan dada Calandra. Dia kecup bergantian benda bulat padat nan kenyal itu sebelum kembali mendusalkan wajahnya. "Pengen nete..." Racaunya di sela-sela aksi gilanya.

Under Calie's Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang