07. Pukul Sembilan Dia Menjemputku

17 0 0
                                    

Mikhael Sekala

El, makasih es nya|
Ada acara apa?|
16.34

|Oke adii
|Ga ada acara di, knpa nanya? mau telponan? 😯
18.05

Aku reflek mendelik melihat balasan chat Mikhael. Maksudku 'kan bukan begitu. Lagi-lagi ucapan Putra yang awalnya kuaggap bahan omong kosong semata malah terngiang di telingaku. “Mau jadi cowokmu kali”. Baik, guyonan anak SMA mungkin memang seperti ini. Ayo Din! Jangan sedikit-sedikit dibikin pusing!

Maksudnya bukan gitu|
Ada acara apa kok ngasih es segala?|
18.15

|Ohhh
18.16

Mikhael kenapa sih? Bisa-bisanya pesanku hanya dibalas "Oh" saja.

Acara apa? Kamu ultah?|
Hbd nyetttt|
18.17

|Belomm adii
|Pengen ngasih aja
|Uangku kebanyakan hari ini
|🤑🤑🤑🤑
18.17

Pesannya itu hanya kubaca saja. Aku paling malas kalau Mikhael sudah tanda-tanda attitude nol seperti itu. Alih-alih mengatai Mikhael dalam hati, kepalaku malah mengingat Taksa. Entahlah, setelah beli batagor tadi, dia kembali ke kelas dengan membawa dua plastik batagor. Dia memberikan aku sebungkus batagor. Maksudnya seperti ini, jika kalian ada di posisiku, apa yang akan kalian pikirkan? Taksa tiba-tiba pergi saat Putra memberiku es coklat, kemudian Taksa kembali dengan membawa batagor untukku juga.

Aku tak mau menerka-nerka, sebab aku dan Taksa baru akrab tadi pagi. Sangat konyol jika cowok itu menyukaiku. Aku memang sangat kegeeran. Siapa tahu wajahku tadi seperti orang yang kelaparan makannya dia menraktirku batagor. Atau mungkin juga Mikhael membelikan aku es coklat karena wajahku yang terlihat memprihatinkan? Bisa jadi.

Mikhael Sekala

|Di Adi
|Besok ikut aku yok
18.30

Kemana? Ngapain?|
18.31

Dahiku mengernyit. Kupikir chatting ku dengan Mikhael sudah berakhir karena aku read pesannya tadi.

|Ke tempat percetakan
|Aku mau ambil banner, tapi ga mau ambil sendiri
18.32

Lah putra?|
18.32

|Oh, kmu ga mau?
18.33

Bukan gk mau, El|
Kamu marahan sama putra?|
Ya ampun, KDRT?|
18.35

Jujur saja, rasanya aneh kalau tiba-tiba Mikhael bilang bahwa dia ingin memintaku untuk menemaninya. Padahal, teman-temannya yang laki-laki masih banyak. Aku sengaja membuat guyonan supaya aku tidak merasa canggung dengan sikap Mikhael kala itu.

|Iya nih, dia selingkuh Di
|Aku selingkuh sama kamu aja
18.36

Mikhael bercanda, iya Dinda, Mikhael sedang bercanda. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bjir lah bang|
18.37

|Besok pagi jam 10 y di
|Sharelock tolong
18.37

Iya, bntr|
(lokasi)|
18.38

|Besok klo ga jam 10 ya sekitar jam 11 an
18.38

yy|
18.38

...

Esok harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, Mikhael tiba-tiba meneleponku. Sungguh, dia benar-benar meneleponku sepagi itu hanya untuk mengingatkan bahwa sekitar pukul 10.00-11.00 WIB, dia akan ke rumah untuk menjemputku. Aku tak habis pikir dengan anak itu.

Seperti Tulang | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang