Addicted | Kookjin ✔️

Chapter 5

Tok... Tok...

Sebuah ketukan di pintu mengagetkan Jin, karena ia yakin semua karyawan sudah pulang dan hanya mereka berdua yang masih ada di sana, tapi tidak dengan Jungkook.

"Masuk"

Seseorang memasuki ruangan, seseorang yang Jin tidak tahu siapa dia, Jin berhenti memijat bahu Jungkook, namun tetap meletakkan tangannya di bahu Jungkook sambil matanya terus menatap orang yang berjalan ke arah Jungkook.

Tanpa ragu-ragu orang tersebut duduk di pangkuan Jungkook dan mencium pipinya di depan Jin, membuat Jin menoleh ke arah lain, karena ia tak ingin melihat pemandangan menjijikkan di depannya.

"Aku menunggumu, tapi kau tidak datang, jadi aku datang kesini," bisik orang itu di telinga Jungkook, matanya melihat ke belakang kursi Jungkook, menatap Jin yang masih memalingkan wajahnya ke samping.

"Siapa kau?" Orang itu berkata, membuat Jin menoleh ke arahnya dan melepaskan tangannya dari bahu Jungkook.

"A-aku..."

"Dia adalah sekretaris baruku," kata Jungkook sambil terus mencium leher orang tersebut, hal ini jelas membuat Jin merasa tidak nyaman berada di sana.

"Maaf, tapi sepertinya aku harus pergi sekarang, Pak," kata Jin, tapi sebelum dia pergi, Jungkook menarik tangannya.

"Kau tetap di sini, periksa file-file ini. Ayo kita keluar" Jungkook bangkit dan meminta orang itu untuk ikut dengannya.

Jin tahu bahwa orang itu sama dengannya, tapi kenapa dia tampak jauh lebih dominan daripada Jin. Saat Jungkook dan orang itu pergi, Jin duduk di kursi dan mulai memeriksa berkas-berkas di depannya, dia tak bisa berbohong, pikirannya terus memikirkan adegan tadi, dimana orang itu duduk di pangkuan Jungkook dan mencium pipi Jungkook dan Jungkook balas mencium leher orang tersebut.

Sementara di sisi lain Jungkook dan orang itu sedang sibuk berhubungan seks di kamar mandi.

"Mmphhhh...fuckkk...f-faster...Aaahh..." Jungkook menarik penisnya keluar dan membuat orang itu berlutut di depannya, memaksanya untuk menghisap penisnya.

"Ohhh sial!! Aku datang." Mulut orang itu langsung dipenuhi dengan air mani Jungkook dan dia menelannya dengan mudah.

Orang itu berdiri di depan Jungkook dan ketika ia ingin mencium bibirnya, Jungkook memalingkan wajahnya.

"Kau dapat mencium yang lain tapi tidak dengan bibirku"

"Kenapa?"

"Itulah aturanku"

"Apa mengisi lubangku dengan air manimu juga adalah aturanmu?" Orang itu berbisik di telinga Jungkook dan kemudian menjilatnya, dia mencoba merayu Jungkook, tapi ini normal baginya, bagi Jungkook pelacur adalah pelacur, dia tak akan tergoda.

"Ya, itu juga peraturanku. Sekarang kenakan pakaianmu dan pergilah."

"Aku ingin menjadi milikmu, sehingga tak ada lagi aturan di antara kita" Orang itu memeluk Jungkook dan mencium lehernya, tapi Jungkook mendorongnya dengan lembut.

"Soobin, dengarkan aku baik-baik, saat aku bilang aku ingin bercinta denganmu, bukan berarti kau istimewa di mataku, kau sama seperti teman-temanmu yang lain, aku tidak berniat menjadikanmu pasanganku" Soobin memutar bola matanya lalu mengenakan pakaiannya dan pergi meninggalkan Jungkook.

Jungkook membasuh wajahnya dan melihat dirinya di cermin, ia menyeringai seperti sedang memikirkan sesuatu di kepalanya.

.
.

Pintu terbuka mengagetkan Jin yang sedang fokus memeriksa berkas-berkas, ia membalikkan badannya dan melihat Jungkook datang menghampirinya.

"Sepertinya aku sudah cukup lama meninggalkanmu, tapi kau belum juga selesai memeriksanya"

"Maafkan aku, Pak"

"Tidak apa-apa, aku akan membantumu"

Mereka memeriksa semua berkas bersama-sama dan selesai pada pukul 10 malam.

"Akhirnya selesai" Jungkook merentangkan tangannya untuk melepas lelah, sementara Jin mulai menguap, dia sangat lelah dan mengantuk.

"Kau akan pulang dengan apa?"

"Bus Pak"

"Bus? Jam segini? keselamatan karyawanku nomor satu, biar aku mengantarmu pulang"

"Tidak apa-apa Pak, aku bisa minta tolong adikku untuk menjemputku di halte"

"Adikmu? Apa kau punya saudara laki-laki?"

"Ya, Pak"

"Siapa namanya?"

"Kim Jimin, Pak"

"Apa dia seorang Beta sepertimu?"

"Dia... Ya, Pak. Dia Beta sepertiku"

"Jadi kalian Beta bersaudara? Menarik, tapi keputusanku sudah bulat, aku akan mengantarmu pulang"

"Tapi-"

"Ayo"

***

Bisa aja pak bos satu ini modusnya 😁