Jin telah bekerja disana selama seminggu, sejak hari itu dia sekarang membawa blocker kemana pun dia pergi untuk berjaga-jaga. Tidak ada karyawan yang tahu tentang jenis kelamin aslinya, hanya Jungkook.
Hari ini menandai dimulainya bulan baru, yang berarti Jin dan adiknya Jimin harus bersiap-siap menghadapi siklus heat yang akan datang. Bertahun-tahun sebelumnya ketika Jin memasuki siklus heat, dia hanya tinggal di kamarnya dan minum obat supresant untuk meredakan rangsangan hormon dalam tubuhnya, meskipun masih menyakitkan baginya tapi itu jauh lebih baik daripada tidak meminumnya sama sekali.
Sedangkan untuk adik laki-lakinya, Jimin, ini adalah siklus heat pertama yang dia alami sejak dia menerima hasil medisnya. Aku telah memberitahunya cara menggunakan obat supresant sehingga ketika dia merasakan heatnya, dia bisa langsung meminumnya.
.
.Jin datang ke kantor seperti biasa, masuk ke ruangannya, hari ini tidak ada jadwal meeting sehingga dia bisa bekerja dengan tenang dan pulang tepat waktu.
Jin memasuki ruangan bosnya dengan setumpuk berkas di tangannya. Dia melihat bosnya sedang menelepon, namun matanya tertuju pada Jin dan menyuruhnya untuk meletakkan berkas tersebut di atas meja. Ketika Jin berbalik dan ingin meninggalkan ruangan, Jungkook memanggilnya. Membuatnya berhenti tepat di depan pintu. Jin berbalik dan melihat Jungkook mendekatinya.
"Apa kau tidak menggunakan blocker hari ini?"
"Apa? Aku menggunakannya Pak"
"Tapi aku bisa merasakan aroma tubuhmu sangat kuat sekarang" Jungkook berjalan menghampiri Jin dan saat Jungkook mencoba mendekatkan wajahnya ke leher Jin, jantung Jin mulai berdebar-debar, ia ingin tubuhnya disentuh. Ia menyadari apa yang telah terjadi padanya, ia segera meninggalkan kantor Jungkook dan masuk ke ruangannya sendiri dengan mengunci pintu.
Saat Jungkook berada di dekatnya, ia juga merasakan aromanya dan itu membuatnya terangsang. Keringat mulai mengucur dari tubuhnya, dia sangat membutuhkan sentuhan saat ini, nafsunya sudah tak bisa ditahan lagi, dia membuka tasnya dan mencari pil supresant yang dibawanya, dia mengeluarkan seluruh isi tasnya namun tidak menemukan apa-apa.
"A-apa... Aku yakin aku menaruhnya di dalam tas," gumam Jin.
Seluruh tubuh Jin sangat kesakitan, ia hanya meletakkan kepalanya di atas meja dengan tubuh bergetar kesakitan.
.
.Tok... Tok...
"Jin buka pintunya" Ketika Jin mendengar suara Jungkook, ia segera mengangkat kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya, membuka pintu dan menarik Jungkook ke dalam ruangannya, lalu mengunci pintu.
"Tolong... sentuh aku... Kumohon..."
"Jin, apa kau sedang masa heat?"
"Pak, aku ingin kau menyentuhku" Jin berjalan ke arah Jungkook.
"Tunggu... Tunggu Jin. Kau bisa membuat rut-ku aktif jika terus seperti ini"
"Bercintalah denganku... Kumohon ini sangat menyakitkan"
Jungkook benar-benar ingin bercinta dengan Jin sekarang tapi dia menyadari bahwa jika dia melakukan itu saat Jin sedang heat, Jin bisa hamil. Heat adalah waktu ketika jiwa serigalanya lebih kuat daripada tubuh manusianya dan itu berarti Jin akan menyesali apa yang mereka lakukan ketika siklus heat ini berakhir.
Jungkook memeluk Jin dengan erat dan Jin membalas pelukannya, Jin juga membenamkan wajahnya ke leher Jungkook untuk menghirup aromanya, hal tersebut membuatnya sedikit lebih tenang namun ia tetap membutuhkan sentuhan yang lebih intens dari sekedar pelukan.
"Tolong... Sentuh aku... Kumohon..."
"Jin, jika rut-ku muncul, aku tak akan bisa berhenti, aku akan memberimu knot dan kau akan hamil Jin"
"Tapi ini sangat menyakitkan"
"Tunggu, tunggu aku akan menelepon temanku, aku akan memintanya untuk mengirimkan obat supresant kesini" Jin mulai mendorong Jungkook hingga tubuhnya menabrak tembok dan ia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu di depan Jungkook yang sibuk menelepon temannya.
"Jin.. berhenti, jangan buka bajumu"
"Bercintalah denganku, Pak." Jin mulai mencium leher Jungkook.
"Halo, kirimkan supresant ke kantorku sekarang"
"Apa kau mengalami rut di kantormu?"
"Kirim sekarang!" Jungkook menutup telepon dan meletakkannya di atas meja Jin. Sementara Jin masih terus menciumi lehernya dengan semua kancing kemejanya yang telah terbuka, memperlihatkan keindahan tubuh Jin.
"Ahh sial, Jin berhenti, tunggu sebentar obatmu akan segera datang"
"Cium aku"
"Tidak, aku punya aturan Jin"
"Kumohon..." Jin berbisik di telinga Jungkook, tangannya mulai membuka satu per satu kancing baju Jungkook.
"Sial!" Jungkook segera menarik wajah Jin dan menciumnya. Jin melepaskan kemeja Jungkook dari tubuhnya dan mengelus dada Jungkook dengan jari-jarinya, sambil terus mencium Jungkook.
"Kau harus berhenti Jin, aku tidak ingin kau hamil"
"Aku ingin kau merasakanku," Jin membawa tangan Jungkook ke tonjolan di celananya dan mengusapnya.
"Sial, Jin." Jin menghisap bibir Jungkook, ciuman itu semakin panas membuat Jungkook hampir kehilangan kendali. Namun sebelum ia benar-benar kehilangan kendali, ia mendorong tubuh Jin dengan lembut dan menatap Jin, ia melihat keringat yang mengalir di wajah Jin, bibirnya yang basah dan bengkak, serta matanya yang sedih.
"Sial Jin... kau terlihat sangat cantik, aku sangat ingin bercinta denganmu tapi tidak sekarang, aku tak ingin kau menyesali ini"
***
Rut: terjadi pada alpha, ketika usianya 13-17 tahun. Siklusnya terjadi selama 7-14 hari. Alpha yang sedang mengalami rut juga menguarkan feromon yang lebih tajam. Sebaiknya, mereka didampingi omeganya ketika rut karena libidonya yang sangat-sangat memuncak.
Knotting: adalah pembengkakan untuk mengunci kelamin alpha di dalam tubuh omega, untuk membantu proses kehamilan, sehingga tidak dapat dicabut sampai proses selesai.
Kira-kira JK bakal gimana? 🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted | Kookjin ✔️
FanfictionKecanduan seks membuat Alpha Jungkook sering berganti-ganti pasangan, Beta dan Omega yang ditemuinya di klub pernah melakukan hubungan seks dengannya. Namun dari sekian banyak Beta dan Omega yang pernah bersamanya, tak ada satupun yang berhasil mena...