Udah tenang aja gw yin, Granger kan ada kita udah anggap lu sebagai sodara kita sendiri jadi lu jangan khawatir" mereka berempat pun berpelukan, layaknya Teletubbies.
Kringg..
Lonceng masuk kelas berbunyi, "yah, udah masuk kelas padahal gw belum beli makanan loh tadi gw cuma minum itupun gw di kasih" keluh Ling sambil memegang perutnya, teman-temannya pun saling pandang dan Yin pun memberikan roti pada Ling.
"Nih roti, kalau mau ngambek tu bilang-bilang untung kita masih inget elu kalau gak inget gimana?, Makan ye sebelum gurunya masuk" Ling tersenyum dan mengucapkan terima kasih, dirinya beruntung memiliki teman yang ingat padanya.
Tak perlu waktu lama murid-murid yang semulanya tadi berada di kantin sekolah sekarang sudah masuk ke dalam kelas, "ahh, enak bet tadi gw makan seblak di kantin" ucap Miya yang berada di dalam kelas.
"Iya enak banget, tadi kenapa hanabi gak makan seblak?" Tanya kagura, "gak papa sih lagi diet" jawabannya.
"Yeh, diet apaan lu tadi di kantin aja makan gorengan" hanabi pun hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya, beberapa menit kemudian guru pun masuk ke dalam kelas Natan.
"SLAMAT SIANG BU.." ucap seisi kelas.
"Selamat siang anak-anak, eh iya ibu mau minta tolong jadi kelas sebelah ada suntikan untuk vaksinasi jadi ibu minta 7 orang deh buat bantu bantu di sana ibu kan menunjuk" sang guru berpikir ingin memilih siapa.
"Oh, hanabi, miya, kagura, terus cowoknya Yin, Natan, Granger dan Ling di sana juga udah ada OSIS untuk membimbing jadi kalian bantu-bantu ya" ketujuh orang itu pun keluar kelas dan menuju ke ruang UKS.
"CK, kenapa harus kita sih yang di pilih?" Keluh hanabi.
"Tenang aja, mungkin dokternya Kakak gw" ucap miya, "kakak nya miya?, Emang lu punya kakak" tanya Ling.
"Ya elah, gini-gini tuh kakak gw sibuknya kerja di rumah sakit kadang-kadang kakak ku lupa pulang, sedih sih tapi GPP dia kaya gitu demi adek nya sekolah" jelas Miya, akhirnya mereka semua pun sampai di ruang UKS dan ternyata benar kata miya, kakak nya yang datang ke sekolah.
"Kak Estes!!"
"Kak Estes??"
"Kenalin ini kakak gw kak Estes" miya memperkenalkan kakaknya, "wah kakak nya miya seleb toktok kan?" Miya bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Yin padanya.
"Seleb toktok? Kak.. jangan bilang kakak.. jadi seleb toktok gara-gara dokter ga jelas itu?.." Estes memasang raut wajah bingung.
"Ya, kamu gak seharusnya bilang kalau dia itu 'dokter gak jelas' kan kita di toktok pun cuma menjelaskan cara membedakan obat yang baik mana obat yang gak baik itu aja" kali ini miya memasang wajah cemberut tidak suka dengan jawaban sang kakak.
"Cih, jangan jangan dia ikut kakak ke sini juga ya?" Tanya Miya.
"Iya, dia ikut ke sini untuk memberikan Vaksinasi sementara kakak kasih paca cewek-cewek disini obat penambah darah" jawab Estes.
"Nah itu dia!" Estes menunjuk ke arah orang yang berpakaian seperti dokter sama dengan Estes, semua pun menengok dan tidak percaya orang setampan dia dokter.
"Namanya dokter Leomord, biasa di panggil Leo" dokter Leo datang di temani dengan OSIS yang bertugas, "gila euy, dr.leo teh ganteng pisan.." ucap hanabi kagum.
"Wah dokter Leo beda banget Ama di toktok, di real life ganteng di luar nalar" ucap kagura.
"Heleh, orang kaya gitu di bilang ganteng.. cuih" Miya memasang wajah jengkel saat melihat wajah Leomord.
"Hay, Estes" ucap Leomord sopan.
"Hay" balas Estes.
"Okey, ketua OSIS saya minta tolong ya murid murid yang mau di vaksinasi di bawa ke UKS, terus nanti antriannya di bagi jadi dua" Aamon sebagai ketua OSIS mengerti apa yang harus dilakukan.
"Kalian berempat, Natan, Yin, Granger, dan Ling ikuti kami" Natan dan teman-temannya pun ikut arahan yang di berikan.
"Oke, saya akan membagi kita menjadi beberapa kelompok, pertama Zilong dan Ling kalian berdua berjaga di depan untuk menjaga para siswa dan siswi"
"Dikira bodyguard kah?" Bisik Ling.
"Dan sisanya ikut saya" Aamon pergi dan diikuti oleh yang lain, kecuali Zilong dan Ling
"Ayo bantu saya untuk mengambil meja dan kursi yang ada di kelas" Zilong mendorong Ling untuk berjalan.
"Eh, di.. di kelas lu?"
"Mau di mana lagi?"
"Yah seharusnya kita tadi jalan bareng sama yang lain biar asik searah tapi beda kelas, btw gw bisa jalan sendiri gak usah di dorong-dorong" ucap Ling sedikit kesal.
"Ayolah, kamu lambat seperti siput" ejek Zilong.
"Terserah!!".
***
"Jadi kelas 11&12 ya yang mau di vaksinasi? Ku kira kelas ku yang mau di vaksinasi" ucap Natan, Yin mengendus-endus sesuatu sedari tadi.
Xavier berhenti di kelasnya sementara Aamon pergi menuju ke kelas 12, "sedari tadi, kamu mengendus-endus terus ada yang aneh?" Tanya Xavier dengan penasaran.
"Aku.. mencium bau bau negatif nih" seseorang keluar dari kelas.
"Nah ini nih bau negatif nya, keluar juga lu.." yang keluar dari kelas itu adalah Chou dan Vale.
"Apaan sih Yin gak jelas banget sok jadi peramal" ucap Vale.
"Emang Yin ada kelainan dikit di otaknya nih" ucap Chou sambil menatap Yin.
"Maaf, saya tidak berniat untuk menganggu obrolan kalian tapi, apa kelas 11 sudah siap untuk pergi ke UKS?" Tanya Xavier ketiga orang itu menengok ke arah Xavier.
"M-maaf, iya ini udah siap semua biar aku yang atur nanti" Xavier berbalik badan dan menyeret tangan Yin untuk pergi, "ayok kembali ke UKS".
"Aduh sakit tau".
"Yo, semua baris baris cewek sendiri dan cowok sendiri kita harus berjalan menuju UKS" semua murid pun baris dan keluar satu persatu kecuali ada satu murid yang sedang tertidur.
"Eh bused, tidur lagi dia padahal jam pertama dia juga tidur ngapa tidur lagi?" Ucap Chou heran terhadap murid itu.
"Dah ah males bangunin aja tuh ayang lu, udah gak mau lagi gw liat muka nya"
"Bjir, ayang awas lu"
"Gw tinggal ya bay.." Chou keluar dari kelas.
"Chou jangan tinggalin gw dong.. ah lu mah" karena suara Vale yang terlalu keras akhirnya orang yang tertidur itu bangun.
"Apaan sih? Brisik banget?" Tanyanya.
"Maaf, Valir tadi si.. itu.. Chou"
"Oh" Valir hanya beroh lalu kembali melanjutkan mimpinya.
"Yang bener aja lu tidur lagi?, Valir bangun woy ada suntikan vaksin nih!" Valir bangun sambil mengebrak meja.
Brak..
Vale pun terkejut sekaligus takut, 'anj, bikin kaget aja'
"Yang bener aja suntikan vaksin? Vaksin apa kan kita udah gede!?" Tanya Valir.
"Vaksin kesuburan!!" Vale pun keluar dari kelas, "Oh ya cepet ke UKS" ucapnya sambil berjalan melewati jendela.
"Mana ada vaksinasi kesuburan? Oi Vale tunggu" Valir berlari keluar kelas untuk mengejar Vale.
"Ayo, lama amat deh"
***
Xavier menarik tangan Yin dan membawanya ke WC "Aduh, sakit tangan gw lu tarik-tarik.. huh?.. duh perasaan gw.." Xavier menatap wajah Yin.
"Paham kan?.."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampir In Love [MLBB, yaoi]
Vampiregimana jadinya kalau ada vampir, yang sekolah? mungkin itu mustahil, tapi bagi Natan, Ling, Granger, dan Yin, vampir itu ada, dan gimana juga kalau vampir bisa berubah bentuk menjadi hewan saat menghisap darah manusia?. ...... hi ges 🗿 bek sama Wat...