chapter 22

644 46 10
                                    

DISCLAIMER, AUTHOR MAU KALIAN ANGGAP HARI INI TANGGAL 12-AGUSTUS.

"Iyuhh, tempat ini sudah mau rubuh dan bangunan nya sangat jelek kau yakin Xavier ada disini?" Tanya Alucard sembari menatap kastil tua itu mereka berdua terus berjalan, "yakin sekali, lagipula apa kau lupa tragedi itu?"

"Jangan di bahas, nanti ada yang dengar lagi" Aamon dan Alucard menyusuri setiap sudut kastil yang sudah tua itu, "aku jadi ragu kalau dia ada di sini" Aamon menghela nafas ia sedikit muak dengan perkataan Alucard yang selalu meragukan dirinya.

"Coba kau ingat ingat, di mana saat dia sendiri dan di mana dia selalu menenangkan pikiran nya apa kau lupa? Setelah kejadian itu? Dia tidak pernah bisa mengendalikan dirinya sendiri" Alucard terdiam, tak berselang lama kemudian ada suara di balik semak-semak, "siapa di sana?, keluar atau kau akan mati!" Ancam Alucard.

"Tenang lah Alucard, apa kau yakin akan membunuh ku?" Ucap seseorang yang keluar dari balik semak-semak, "hah? Kau.. Cici?".

***

"Bagaimana kamu bisa ada di sini dan kau.. membawa Xavier?"Aamon kaget Dengan apa yang di lihat nya di depan mata "maaf jika aku mengikatnya dengan sihir ku ini tapi.. sepertinya dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi ya?, lihatlah aku jadi merasa kasihan pada temannya yang menjadi korban dari Xavier" Cici memperlihatkan Yin yang teracak acak rambutnya dan lehernya yang di penuhi dengan bekas gigitan yang sempurna.

Alucard dan Aamon kaget melihat keadaan Yin, "yea, kali ini dia benar-benar liar ya.." Yin menatap dengan tatapan mata yang sedu, "aku.. aku mau pulang'.. bunda tolongin Yin" Yin meneteskan air matanya perlahan-lahan.

"Hey hey, jangan menangis di sini! Jika kau mau pulang' ada satu cara, kamu pasti punya sesuatu benda yang di berikan oleh Xavier bukan? Pengang dengan erat dan bayangkan kau berada di sekolah!" Yin menuruti apa yang dikatakan oleh Aamon iya langsung memegang benda yang pernah di berikan oleh Xavier dan membayangkan dirinya berada di WC sekolah.

***

Yin membuka matanya perlahan-lahan, nafasnya sedikit tidak karuan dan jantung berdebar kencang, "aku,.. gak, aku,.." Yin jatuh dengan posisi duduk, "selama hidup gw gak pernah ngalamin penyesalan sedalam ini.." air mata mulai membasahi pipinya Yin.

"Ayolah Cok, anterin ampek depan WC dong anjir"
"Gila lu sendiri aja Napa takut ada hantu?"

Mendengar suara dari luar Yin masuk kedalam WC, 'itu siapa? Aku takut itu orang lain'.

"Cepetan Nat, gw mau pulang"
"Sabar Gran baru juga masuk WC, eh btw si Ling udh pulang duluan ya bareng si Zilong itu" ucap Natan sembari berbicara di dlm WC.

"Iya, dia pulang duluan lagian gw lebih khawatir sama si Yin" Natan keluar dari WC, "Natan! Granger!" Natan dan Granger menoleh dengan seksama.

"EH? YIN?" ucap mereka berdua kaget, Yin mendekat Natan dan Granger melihat Yin dari atas ke bawah mereka berdua sambil tercengang, karena penampilan Yin, "Yin?, lu diapain sama si Xavier itu? Rambut lu acak-acakan leher lu banyak bekas gigitan" tanya Natan, Yin hanya terdiam.

"Selesain di rumah aja Nat gw yakin Yin lagi Tremor, kakinya keliatan lemes bngt" Natan dan Granger membantu Yin untuk berdiri, "lu bisa jalan sediri kan Yin?" Yin mengangguk pelan.

"Gw, bisa jalan kok tapi tunggu bentar" Yin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya secara perlahan lalu merapikan rambutnya yang panjang dan berantakan. "Gw takut kalo gw keluar dengan rambut berantakan.. nanti orang-orang di sekolah curiga" Granger dan Natan mengerti apa yang dirasakan oleh Yin mereka berdua pun menunggu beberapa menit untuk Yin merapikan rambutnya. (Rambut Yin panjang+dikepang).

My Vampir In Love [MLBB, yaoi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang