Xavier menarik tangan Yin dan membawanya ke WC "Aduh, sakit tangan gw lu tarik-tarik.. huh?.. duh perasaan gw.." Xavier menatap wajah Yin.
"Paham kan?.."
"Ya.. gigit di tangan aja jangan di leher" pinta Yin, Xavier malah mengigit leher Yin di banding tangannya, "ngh.." Yin memejamkan matanya karena sakit, selesai meminum darah Yin Xavier melepas gigitannya.
"Hehe~" Xavier tertawa kecil, wajah Yin berubah menjadi merah dan poff- Xavier berubah menjadi seekor kucing lagi, "kamu tau yang harus kamu lakukan Yin?" Yin memasang wajah jengkel.
"Gak mau gw cium kucing nakal kaya lu, his.." Yin rasanya ingin sekali memukul Xavier yang berubah menjadi kucing itu tapi ia tak tega karena Xavier yang berubah menjadi kucing terlihat lucu di matanya, "kalau lu gak lucu udah gw tendang lu" tak lama kemudian ada seseorang yang masuk ke dalam WC juga.
"Buset Yin? Lu bawa kucing ke sekolah?" Yin kaget dan reflek menyodorkan kucing itu ke depan wajah temannya itu, "enggak, ini tuh kucing ah ya kucing kantor eh kantin dia tadi ngikut gw masuk ke dalem WC, tadinya gw mau cuci tangan lu berdua ngapain ada di sini?" Tanya Yin pada Chou dan Vale.
"Gw sama Vale mau cuci tangan" Yin menggendong Xavier yang berubah menjadi kucing itu untuk keluar, "hey, kita mau ke mana? Cepat ubah saya dulu!"."cerewet!, Ini lagi nyari tempat aman kok, di mana ya?".
"Di roof top? Bukannya itu aman?" Yin pun bergegas menuju ke atas sekolah (lupa apa namanya, tapi bener gak sih roof top?).
***
"Jadi kursi lu yang mana?" Tanya Ling pada Zilong, "di dekat jendela, kamu bawa kursi dan meja saja saja saya akan membawa meja dan kursi milik Aamon" Ling mengangguk dan mendekat ke tempat Zilong.
Ling malah duduk di tempatnya Zilong dan sedikit bersantai santai, "ayo angkat kursi nya dulu kenapa kamu malah bersantai santai?" Zilong menatap Ling dengan serius.
"Kenapa? Santai sedikit lah!" Zilong mendekat kepada Ling menarik kursi dan duduk di sebelahnya, Ling sedikit terkejut dan berusaha untuk tidak menatap wajah Zilong.
Zilong menatap wajah Ling dan memegang tangan nya, "apa? Ngapain Lo pegang pegang?" Zilong mengangkat Ling hingga ia berdiri.
"Ayo cepat nanti orang-orang menunggu" Ling bengong sejenak.
Beberapa menit kemudian..
"Bagian perempuan masuk ke dalam UKS khusus untuk perempuan sedangkan yang laki-laki masuk keruang UKS khusus laki-laki, jangan lupa untuk tanda tangan nya, untuk memastikan kalian ikut dalam vaksin ini" ucap Aamon mengunakan toa sekolah.
"Bentar deh Yin sama Xavier mana?" Tanya Granger sambil melihat ke kiri dan kanan, "lah iya jir mana ya".
***
"Sepi kan di sini?" Yin akhirnya sampai di roof top, ia menurunkan Xavier, "cepat kamu lama sekali!" Yin mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.
"Sabar atuh, gak sabaran banget sih sini" Yin menggendong kembali Xavier dan menciumnya, pooff- Xavier memasukkan lidahnya dan menelusuri setiap mulut Yin, "mghh?.." Xavier memegang tangan Yin agar 5idak memberontak, "mnn, mghh!!" Yin pun mendorong paksa tubuh Xavier dan melepaskan lumatan Yanga dan di bibirnya.
"Hah, hah,.. katamu janjinya cuma sebatas manusia dan vampir ini kenapa malah berlebihan?!" Wajah Yin berubah menjadi merah dan nafasnya yang tidak beraturan, mata Xavier perlahan-lahan berubah menjadi merah.
"Mata mu yang biru? Berubah jadi merah?" Yin mundur untuk menghindar dari Xavier, tapi ayolah Xavier itu vampir dia bisa teleportasi kemana saja.
"Mau lari dari ku?" Xavier muncul secara tiba-tiba di hadapan Yin, "b-bukan! Gitu tapi..." Xavier memojokkan Yin sampai tembok.
"WOY, TEMEN GW MAU LU APAIN?" Suara dari kejauhan meneriaki Xavier dan Yin yang berduaan, Yin ingin berlari menuju ke arah Natan dan Granger tapi tangan nya di tahan oleh Xavier.
"??, Dia?" Aamon melihat warna mata Xavier yang berubah, "kalian terlambat!!, selamat tinggal" Aamon berlari sekuat tenaga untuk mencegat Xavier pergi tapi ia berhasil lolos.
"Jadi Yin?" Natan bingung dan sedikit tidak percaya.
"Jadi lu tau Nat?"
"Bukan waktunya Gran, temen kita!! Ilang di gondol Xavier Anj nanti kalo Mak nya nanya gimana?"
"Bacot, Mak nya si Yin gak bakalan nanya juga kan si Yin serumah sama kita, boong dikit nga ngaruh"
"Iya juga, tapi tetep aja temen kita!! KITA!! di gondol Xavier Cok!"
"DIAM!!, kenapa kalian malah berkelahi ha?" Natan dan Granger menunduk, "aku yakin Xavier pasti membawa Yin pergi ke kastil itu".
"Yah, ke kastil itu lagi? Apa dia tidak bisa ya, oh ya Granger dan kamu bisa kan urus kegiatan OSIS ini? Biar kita berdua yang membawa Yin pulang" ucap Alucard dengan senyuman.
"I-iya bisa gw Ama Natan yang jagain, kalian pergi aja yok lah Nat balik ke UKS nanti Ling nyariin lagi" Granger menarik tangan Natan, "iya, tapi..".
"Selamat tinggal" ucap Alucard sembari melambaikan tangannya, "dia itu sama sekali tidak pernah berubah".
"Siapa? Xavier? Yah namanya juga 'Saudara' mu ya kan?!" Tolong sadar diri juga Xavier itu juga masih saudara mu juga Alucard.
"Tolong sadar diri juga"."ya ya terserah!"
***
"Jadi Gran lu tau kalau si Alucard Sama yang lain itu-" Granger menutup mulut Natan, "apaan sih gak usah kaya gitu juga kali!""Sorry ye, sebenernya gw udah tau dari lama sih jadi kita berdua bikin perjanjian gitu.. trus BLA BLA BLA gitu deh, ngerti kan? Trus kalo lu tau dari mana?" Granger melihat ke arah Natan.
"Sama kaya lu juga bikin perjanjian gitu deh, tapi kejadiannya kalo ga salah 2 hari yang lalu deh"
"Dih gw udh lama tau, bahkan ni ye kayanya gw yang di kasih tau lebih awal"
***
"Yeuh, tempat ini sudah rubuh dan bangunan nya sangat jelek kau yakin Xavier ada disini?" Tanya Alucard sembari menatap kastil tua itu mereka berdua terus berjalan, "yakin sekali, lagipula apa kau lupa tragedi itu?"
"Jangan di bahas, nanti ada yang dengar lagi"
Bersambung..
Maaf kan author yang update nya lama, hp author baru selesai di servis :( tapi percuma dikit sih di servis soalnya ngetik aja susah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampir In Love [MLBB, yaoi]
Vampiregimana jadinya kalau ada vampir, yang sekolah? mungkin itu mustahil, tapi bagi Natan, Ling, Granger, dan Yin, vampir itu ada, dan gimana juga kalau vampir bisa berubah bentuk menjadi hewan saat menghisap darah manusia?. ...... hi ges 🗿 bek sama Wat...