chapter 24

414 32 4
                                    

"Hey ibu ini, ibu mu! aku tidak bisa di bohongi jadi apa yang terjadi padamu? Jika kamu ingin menolak ini semua kamu bisa katakan pada ayahmu, ibu tau kamu sulit untuk menerima Julian bukan?" Mengatakan bahwa ia tidak bisa bersama Julian pada ayahnya? Itu sulit.

"Itu seperti ide yang buruk bagi ku ibu".

"Yakin pada dirimu sendiri Xavier!"

'itu sulit, walaupun aku tau Julian dan aku sudah lama bersama sebagai teman' wajah Xavier terus-menerus menjadi cemberut. Mata sebelah kirinya pun berubah menjadi merah secara perlahan saat air matanya menetes.

"Xavier? Mata kiri kamu Sekarang?!" Xaviera terkejut saat mata kiri Xavier perlahan berubah menjadi merah sama seperti mata kanannya.

"Aku tau, aku juga bisa merasakannya ibu" Xavier berdiri dan pergi keluar dari istana Alberdland, Xavier pergi begitu saja mengunakan kekuatan. Xaviera tidak terkejut dengan kelakuan anaknya itu, ia melepaskan Xavier agar ia bisa menenangkan diri.

"Pergi kemanapun kamu mau Xavier, ibumu ini akan selalu ada untuk mengunggu mu pulang!".

***
"Maaf kan Xavier yang pergi begitu saja saat acara ini berlangsung!" Ayah Xavier atau yang bisa di sebut rajanya Vampire di Alberdland itu mengepalkan tangannya seolah ia ingin menghajar sesuatu.

"Tidak apa, aku tau ia butuh waktu untuk sendiri aku juga pernah ada di posisi itu semua orang pasti pernah ada di fase dimana ia merasakan depresi bukan!" Senyuman tipis di lontarkan Julian kepada sang raja, walaupun ia tak tau apa yang terjadi pada Xavier yang sesungguhnya tapi dirinya berusaha untuk tetap tegar.

"Pangeran jangan Khawatir, semuanya akan baik-baik saja aku yang akan mengurus Xavier" keluarga Paxley pun pergi meninggalkan house of light.

"Sepertinya ayah sangat marah saat Xavier pergi" bisik Zilong pada Aamon.

"Kalian bertiga, cepat cari Xavier aku tak ingin ia mengacaukan istana Alberdland!!" Aamon mengernyitkan dahinya, itu terasa berlebihan ayahnya harusnya tau kalau Xavier mungkin memiliki masalah yang membuatnya ingin sendiri.

"Tapi aya-..!!" Pembicaraan Aamon terhenti saat ayahnya itu membentaknya.

"Diam!! Dan cepat laksanakan!!" Bentak ayahnya, mereka bertiga pun pergi ke Castel Alberdland di sana Aamon bertemu ibunya Xavier.

"Apa kalian mencari Xavier?"  Tebakan yang benar dari Xaviera, ia sudah menduga bahwa Aamon dan dua saudara nya itu pasti mencari Xavier.

"Iya, tapi dia pergi ke mana?" Tanya Aamon.

"Dia tidak ada di Castel Alberdland, dia pergi!"

"Apa?!! Pergi? Kemana perginya Xavier?" Tanya Zilong yang terlihat panik.

"Kita harus segera mencarinya!! Jika tidak kita mungkin akan di hukum oleh ayah!" Ucap Alucard.

"Kami akan mencarinya"

"Baik, aku mengandalkan kalian bertiga untuk membawanya pulang ke Castel Alberdland!" Aamon dan dua saudara nya pergi meninggalkan Castel Alberdland, sesampainya di perbatasan antara dunia manusia dan Vampire mereka terhenti sesaat.

"Tidak mungkin dia melewati perbatasan ini?!" Alucard terlihat memandangi gerbang yang begitu tinggi dan besar itu, rasanya mustahil jika ada Vampire yang keluar dari perbatasan antar dua ras yang berbeda-beda.

"Kita harus keluar!" Saran Aamon.

"Apa kau sudah gila hah?, jika kita keluar dan terkena sinar matahari kita akan menjadi butiran debu kecil?!" Zilong terlihat mengoceh tentang pendapat Aamon.

"Kita bisa menggunakan itu! Artefak Vampire, itu bisa membuat kita kebal dari sinar matahari" ucap Aamon, ia mengeluarkan artefak Vampire dengan kekuatannya.

My Vampir In Love [MLBB, yaoi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang