Part 11

681 58 5
                                    

Jisung mendatangi kelas Jeno tanpa bisa di cegah oleh Chenle dan Renjun yang menghadangnya di koridor depan kelas Jeno, sudah dapat di pastikan anak itu pasti akan memukul Jeno saat itu juga dan mereka tidak boleh membiarkannya

Saat tiba ternyata disana ada Mark dan Jaemin yang sengaja pergi ke kelas Jeno untuk mengajak pemuda itu ke kantin karena sekarang adalah jam istirahat. Jisung masuk dengan cara menendang pintu yang sedikit tertutup membuat beberapa orang yang masih berada di kelas terlonjak kaget

Jisung langsung melayangkan pukulan pada wajah Jeno saat tiba disana, Mark dan Jaemin tidak sempat menghentikannya karena kejadiannya begitu cepat. Tak cukup sampai disitu, Jisung terus memukul wajah Jeno yang hanya diam dan membiarkan pemuda itu memukulnya. Jaemin dan Mark segera menarik Jisung menjauh setelah beberapa pukulan yang ia layangkan pada wajah Jeno.

"Apa yang kalian lakukan, lepaskan aku, jangan ikut campur urusanku sialan," umpatnya sambil terus memberontak

"Hey kendalikan emosimu, kita bisa bicarain ini baik-baik," ujar Mark menahan Jisung

"Tidak ada yang perlu di bicarakan baik-baik, lepaskan aku, biarkan aku memukul anak pembunuh ini,"

"Berhenti menyalahkan Jeno, dia tidak tahu apa-apa," ucap Jaemin

"Hyung, kau membela anak pembunuh ini?, aku yang korban disini Hyung bukan dia,"

"Kau harus mencari kebenarannya dulu Ji, jangan bertindak gegabah seperti ini,"

"Tidak ada yang perlu ku cari tahu, ayahnya adalah pelakunya,"

"Bukan ayahku tapi ayah Guanlin," ucap Jeno setelah lama terdiam, rahangnya sangat sakit serta sudut bibirnya berdarah membuatnya sulit untuk berbicara

"Kau masih sempat menyalahkan orang lain?" Tanya Jisung sambil tersenyum mengejek, " wah Lee Jeno, kau sangat tidak punya hati,"

Jisung berhasil lepas dari cekalan Jaemin serta Mark dan langsung memukul Jeno lagi, pemuda itu membabi buta memukuli Jeno yang sudah babak belur tanpa niat melawan

"Ak-aku bi-bisa mem-berimu bukti rekaman CCTV," ucap Jeno terbata, ia hampir kehilangan kesadarannya dan Jisung tidak berhenti memukulinya sampai Chenle dan Renjun datang membantu Mark dan Jaemin melerai keduanya

Mendengar ucapan Jeno membuat Jisung menghentikan pukulannya dan menatap Jeno nyalang

"Kau punya Rekamannya dan kau tidak pernah menunjukkannya padaku selama ini?" Tanyanya

"Untuk apa dia memberitahumu saat dia sendiri tidak tahu kau adalah anak dari pria malang itu," ujar Chenle dengan emosi

"Kau memang termasuk korban tapi dia juga sama, ayahnya di fitnah menjadi palaku dan kau tidak tahu apa yang Jeno rasakan saat ia harus di bully atas apa yang tidak dilakukan Ayahnya, bukan hanya kau yang terluka Ji," jelas Jaemin

"Terus saja membela anak pembunuh ini," sarkas Jisung dan langsung pergi dari sana meninggalkan teman-temannya yang menghela nafas kasar melihat betapa keras kepalanya seorang Jisung

Meraka baru saja lega dengan kepergian Jisung namun ketenangan mereka kembali terusik dengan kedatangan Guanlin bersama gengnya

"Mau apa kau?" Tanya Renjun langsung

"Gimana rasanya dibully seharian?" Tanyanya pada Jeno yang sudah babak belur

"Rasanya menyenangkan, akan lebih menyenangkan lagi jika aku bisa melampiaskannya padamu," jawab Jeno

"Jangan mencari masalah sekarang jika kau tidak ingin masuk rumah sakit hari ini," ujar Mark datar

"Aku tidak ada urusan denganmu, jadi jangan ikut campur,"

Best Friend EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang