Part 14

744 60 0
                                    

Sakit, itulah yang Jaemin rasakan ketika mobil yang dikendarainya tertabrak oleh sebuah mini bus yang menerobos lampu merah. Kepalanya seperti baru saja di timpuk benda keras serta seluruh tubuhnya terasa remuk kala mobil itu terguling yang membawa serta dirinya.

Suara teriakan orang-orang di sekitar terdengar samar di telinganya kala ia hampir menutup mata. Ia masih merasakan kala darah segar mengalir di sekitar wajah yang berasal dari kepalanya yang mungkin saja bocor

Hingga pada akhirnya semuanya menjadi gelap, ia tak lagi merasakan apapun, bahkan ketika orang-orang itu menariknya keluar dari mobil.

Mark, Chenle dan Renjun menatap wajah penuh luka sahabat mereka yang terbaring koma. Mereka segera pergi ke rumah sakit saat melihat berita yang tersebar di internet dan media sosial. Beberapa aku menyertakan foto Jaemin dalam berita yang mereka tulis sehingga ketiga pemuda itu mengetahuinya dengan cepat dan berakhir disini.

Beberapa menit yang lalu dokter menyampaikan bahkan kondisi Jaemin saat ini sedang koma setelah melewati masa kritisnya.

Ketiganya melirik ke arah pintu kala seseorang membukanya dan disana ada kedua orang tua Jaemin yang berjalan masuk dengan tergesa, masih terlihat jelas jejak air mata di wajah cantik wanita itu

Wanita cantik itu duduk menatap wajah damai sang anak yang penuh luka. Tangannya menggenggam erat tangan yang terasa dingin sambil mengecupnya beberapa kali. Dan Ia kembali menangis sesenggukan. Sedang sang suami atau lebih tepatnya sang mantan suami hanya berdiri menatap sang anak sendu. Sangat jelas bahwa pria itu berusaha menahan air matanya terlihat saat ia beberapa kali menengadahkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.

Renjun dan Chenle yang sejak tadi berdiri di dekat brankar Jaemin memilih untuk menyusul Mark duduk di sofa.

"Kau tidak ingin memberi tahu yang lain tentang Jaemin?" Tanya Renjun pada Mark

"Sebaiknya besok saja, ini sudah terlalu larut mereka pasti sudah tidur,"

"Renjun Hyung!" Panggil Chenle

"Ya?"

"Kau tidak berniat meminta maaf pada Haechan Hyung?"

"Apa dia ada disini?" Tanya Renjun balik

"Andai dia disini kau akan meminta maaf?"

"Tentu saja, aku merasa bersalah dengan ucapanku di sekolah, aku hanya sedang emosi dan mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya ku ucapkan," sesal Renjun

"Syukurlah jika kau menyadari kesalahanmu," -Mark

"Hmm, aku benar-benar menyesal, semoga Haechan mau memaafkanku,"-Renjun

"Dia pasti memaafkan mu Hyung,"-Chenle


*********








"Kau sudah bangun?" Tanya Jeno saat masuk ke dalam kamar dan melihat Haechan sedang duduk bersandar pada kepala ranjang. pemuda itu sedang menghayal dengan pandangan keluar jendela.

"Kenapa kalian menyelamatkan ku?" Tanya Haechan tanpa mengalihkan pandangan.

"Kenapa kau melakukan itu?" Jeno balas bertanya

"Aku ingin bertemu ibuku,"

"Dengan cara itu?"

"Bagaimana lagi?"

"Kau tahu di luar sana orang-orang berusaha untuk tetap hidup, sedangkan kau?, kau bahkan berniat mengakhiri hidupmu sendiri,"

"Mereka memiliki keluarga yang menyayangi sehingga mereka berusaha untuk tetap hidup, sedangkan aku?, apa gunanya aku hidup?"

Best Friend EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang