"Le," panggil jisung
"Hm" balas Chenle, keduanya sedang duduk di kasur Chenle sambil bermain game namun karena Jisung sudah kalah ia memilih untuk mengganggu Chenle
"Kenapa kau memilih tinggal di asrama?" Tanya Jisung penasaran
"Aku hanya bosan berada di rumah," balas Chenle masih fokus pada permainannya
"Ah begitu,"
"Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya penasaran,"
"Lalu bagaimana denganmu?, Apa alasanmu pindah ke asrama?" Tanya Chenle balik
"Aku tidak punya teman di rumah, kakakku sibuk di kantor
"Dimana ibu dan ayahmu?" Pertanyaan Chenle membuat Jisung terdiam sesaat
"Ayahku sudah meninggal dan ibuku di rawat di rumah sakit jiwa," ucap Jisung sambil tertunduk
Chenle yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatannya dan menengok ke arah Jisung yang duduk di sampingnya
"Maafkan aku," ucap Chenle menyesal karena telah menanyakan sesuatu yang sensitif
"Tidak apa, aku sudah terbiasa dengan itu," balas Jisung sambil berusaha tersenyum walau hatinya masih saja sakit ketika mengingat kematian sang ayah
"Kau tahu tidak, aku sempat berpikir aku adalah orang yang tidak beruntung di dunia ini meski aku terlahir dari keluarga yang berada," ucap Chenle yang membuat Jisung menatapnya dengan tatapan bertanya
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" Tanya Jisung
"Aku sebenarnya adalah anak yang tidak di inginkan, lagipula siapa yang menginginkan anak dari hasil perselingkuhan," ujar Chenle dengan kepala tertunduk.
Jisung mengangkat sebelah tangannya lalu mengusap punggung Chenle, ia tidak mengatakan apapun biarkan Chenle bercerita dan dia menjadi pendengar yang baik. Jisung tau mungkin Chenle butuh teman untuk bercerita tentang kisahnya yang menjadi anak kurang beruntung dalam sebuah keluarga
"Ibuku adalah sekretaris ayahku di perusahaan, mereka selalu pergi ke luar kota bersama untuk urusan bisnis, sampai akhirnya mereka berselingkuh dan lahirlah aku. Ibu tiriku sangat membenci ibuku sampai saat aku lahir dia mengusir ibuku, satu-satunya yang ku syukuri adalah karena ibu tiriku tidak membuang ku juga meski aku harus hidup dalam keluarga yang tidak menganggapku ada,"
"Sekarang aku bahkan tidak tahu siapa dan dimana ibu kandungku berada, aku benci pada ayahku yang menjadi orang tidak bertanggung jawab, dan aku benci pada ibu tiriku yang terus saja mengungkit kejadian masa lalu seolah dirinya lah yang paling terluka. Aku tahu ibuku memang salah, dan ayahku pun begitu tetapi kenapa hanya ibuku yang dia benci?, Kenapa dia tidak membenci ayahku?, Kenapa justru aku yang tidak tahu apapun yang dia benci?"
"Sudah tidak perlu menceritakannya lagi jika itu menyakiti perasaanmu," ucap Jisung saat melihat Chenle hampir menangis
Mata pemuda itu sudah berkaca-kaca dan wajahnya memerah menahan tangis, tangan kanan Jisung masih setia menepuk-nepuk punggung Chenle
"Ahh maaf ya, aku jadi bercerita panjang lebar,"
"Tidak papa, aku adalah pendengar yang baik,"
"Sudahlah, ini sudah larut malam, kembalilah ke kamarmu dan kak Mark,"
"Iya, kau tidurlah, jangan memikirkan banyak hal,"
"Iya aku tahu,"
Jisung beranjak keluar dari kamar Chenle sedangkan sang empu kamar segera berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Ever
De TodoKisah tujuh anak remaja yang meninggalkan rumah dan tinggal di asrama. Mereka adalah siswa populer di sekolah dan terkenal sebagai tujuh siswa yang berasal dari keluarga kaya raya. Namun siapa sangka mereka memiliki kehidupan yang tak sebahagia yang...