Part 13

891 63 3
                                    

"Kenapa ayah menutupi kasus itu padahal ayah tidak salah?" Tanya Jeno, saat ini ia berada di ruang kerja sang ayah yang sedang menandatangani beberapa dokumen

"Ayah tidak punya cukup bukti untuk lepas dari tuduhan jika kasus ini sampai diketahui oleh publik," jawab sang ayah

"Tapi-"

"Ayah bukan membiarkan orang-orang terus mencurigai ayah, ayah sedang mengumpulkan semua bukti untuk lepas dari tuduhan dan membuat pelaku yang asli tertangkap,"

"Tapi ayah sudah tahu bahwa pelaku yang sebenarnya adalah Ayah Guanlin, dia yang menyuruh orang menyabotase mobil paman Park sehingga dia kecelakaan, ayah juga punya bukti rekaman Cctv saat seseorang tersebut melakukannya, kenapa tidak menggunakan itu untuk melaporkan paman Lai?"

"Kau tidak mengerti Jen, bukti itu tidak cukup untuk mengungkap semuanya, ayah harus mencari bukti lain seperti penyebab Tuan Lai ingin menghabisi Tuan Park, dan juga ayah harus bisa menangkap orang yang berada di rekaman Cctv itu untuk jadi saksi, ayah harus bisa membuatnya jujur dan mengakui semuanya,"

"Apa itu lama?"

"Ayah masih butuh waktu beberapa hari, jadi ayah harap kau bisa bersabar sebentar, ayah akan pastikan Guanlin tidak lagi mengganggumu dan juga memperbaiki persahabatanmu dengan anak tuan Park,"

"Baiklah, Terimakasih Ayah,"

"Sama-sama nak, ayah akan melakukan apapun untuk membuatmu senang, sekarang kembali ke kamar mu dan tidur, besok kau masih harus sekolah,"

"Ini masih Jam delapan ayah, bisa aku keluar sebentar?" Izin Jeno

"Mau kemana?" Tanya ayah Lee

"Hanya jalan-jalan sebentar,"

"Baiklah, cepatlah kembali,"



************************





Sejak pulang dari sekolah Jisung tak melakukan apapun, pemuda itu hanya berdiam diri di kamar sambil menatap keluar jendela

Saat ini ia hanya sendirian di rumah karena sang Kakak belum kembali dari kantor dan juga asisten rumah tangga yang mereka pekerjakan hanya bekerja hingga sore hari dan akan kembali ke rumah mereka

"Kenapa harus ayah kak Jeno?" Gumam Jisung

Pemuda itu mengacak rambutnya frustasi mengingat kembali fakta bahwa orang yang menghilangkan nyawa ayahnya adalah ayah dari sahabatnya. Jisung tidak pernah menyangka bahwa ia akan bersahabat dengan anak sang pelaku.

Jisung melirik jam dinding yang ada di dalam kamarnya yang sudah menunjuk pukul sembilan malam namun kakaknya belum juga kembali

Setelah terdiam beberapa saat ia kemudian bangkit untuk membersihkan diri dan mengambil hody abu-abu yang tergantung di belakang pintu kamarnya.

Ia memutuskan berjalan-jalan sebentar di sungai Han untuk menjernihkan pikirannya yang sedang kacau.



********************

Haechan berada di ambang kesadaran, dinginnya air mulai terasa hingga ke tulang membuat tubuhnya menggigil

"Apa yang kau lakukan?"

Suara teriakan seseorang memasuki indra pendengarannya kala matanya hampir tertutup sepenuhnya. Beberapa detik kemudian ia merasakan ada seseorang yang menarik kedua tangannya untuk keluar dari dalam air, dia ingin memberontak namun tak mampu lagi karena tubuhnya mulai lemas dan tak bertenaga

Hingga pada akhirnya orang tersebut berhasil membawanya naik dan saat itu juga ia kehilangan kesadarannya.

"Ada apa dengannya?, mengapa dia melakukan semua ini?," ucap Jeno frustasi sambil menutup tubuh Haechan dengan Jaket yang ia kenakan sebelumnya

"Kurasa dia sedang ada masalah," jawab Jisung

Ya, mereka berdua yang menggagalkan aksi bunuh diri Haechan, secara kebetulan keduanya bertemu tepat saat seseorang melompat kedalam sungai dan tanpa berpikir panjang langsung ikut melompat untuk menyelamatkannya.

"Bantu aku membawanya ke asrama," ucap Jeno

"Jangan, bawa saja ke rumah Hyung atau ke rumahku dulu, susah terlalu malam untuk membawanya me asrama dalam keadaan seperti ini," ujar Jisung, jam sudah menunjuk pukul dua belas malam.

"Baiklah kita bawa ke rumahku,"

"Tidak, ke rumahku saja yang lebih dekat, dia sudah sangat menggigil," dan akhirnya mereka berdua membawa Haechan ke rumah Jisung, keduanya seakan lupa dengan kejadian siang tadi di sekolah karena terlalu panik menemukan salah satu sahabat mereka berniat mengakhiri hidup.

"Ganti dulu pakainnya," ucap Jisung saat Jeno ingin langsung menaruh Haechan keatas Ranjang setelah mereka tiba

"Letakkan dulu, setelah itu baru mengganti pakaiannya," balas Jeno

"Tidak-tidak, ganti dulu baru letakkan agar dia tidak kedinginan,"

"Lalu bagaimana caranya mengganti pakaiannya dalam keadaan berdiri jika dia saja masih pingsan begini?"

"Ahh aku lupa kalau dia pingsan, yasudah letakkan dan ambilkan pakaian ganti untuknya,"

"Kalau saja ini kamarku aku pasti akan dengan senang hati mengambilkannya,"

"Oh iya, aku lupa,"

"Kasian, padahal masih muda," komentar Jeno sedangkan Jisung sudah beranjak mencari pakaian hangatnya untuk Haechan

"Dia sepertinya demam," ucap Jeno saat menyentuh wajah Haechan

"Sebaiknya kau pergi ke dapur dan memanaskan air untuk mengompresnya," ujar Jisung, ia mendekati Haechan dan Jeno sambil membawa pakaian tebal

"Kau saja, ini bukan rumahku," balas Jeno

"Tapi kau tahu sendiri aku takut menyalakan kompor,"

"Astaga, baiklah, kau ganti pakaiannya, aku akan kembali,"

Jeno segera turun ke lantai satu untuk memanaskan air sedangkan Jisung mulai mengganti pakaian Haechan.

*********


Jaemin mendudukkan dirinya di salah satu kursi di pinggir sungai setelah lelah berlari kesana-kemari mencari Haechan.

Ia sudah mencari ke tempat ia bertemu dengan Haechan tempo hari namun Haechan tidak ada disana. Pemuda itu terlihat sudah kelelahan serta kantuk mulai menyerangnya, jam menunjuk pukul satu malam dimana ia seharusnya sudah berada di asrama bersama Mark saat ini.

Setelah bergelut dengan fikirannya akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan kembali mencarinya besok bersama yang lain

Ia kembali mengendari mobilnya membelah jalanan kota Seoul yang mulai sepi. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang namun sepertinya sang Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya. Sebuah mini Bus menerobos lampu merah kala mobil yang dikendarainya melintas. Kecelakaan tak dapat terhindarkan, mini bus tersebut menabrak sisi kanan mobil Jaemin membuat mobil itu terpental cukup Jauh dan terguling.

Beberapa pengendara mobil lainnya yang menyaksikan kejadian itu segera turun menghampiri mobil yang dalam keadaan terbalik itu.

Mereka berusaha menarik keluar pemuda yang sudah tidak sadarkan diri dengan beberapa bagian tubuh yang terluka, berharap pemuda tersebut masih bisa di selamatkan secepat mungkin. Sementara beberapa orang juga sedang menyelamatkan sang pengemudi bus yang juga sudah tidak sadarkan diri setelah terbentur cukup kuat pada setir hingga mini bus kehilangan kendali dan menabrak pembatas Jalan.

Bau khas dari bahan bakar yang tumpah dari dalam mobil mulai tercium membuat orang-orang diana panik dan berusaha secepat mungkin mengeluarkan korban.

Polisi dan ambulance datang tak lama kemudian dan segera membawa korban ke rumah sakit serta para polisi yang mengamankan tempat kejadian dan bahkan tak lama setelah korban berhasil di selamatkan, mobil itu meledak.








Maaf yah yang udah nunggu lama, aku telat updatenya✌️☺️

Best Friend EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang