Yukss ramein yaa, jangan lupa vote dan komen nya🥰🥰
.
.
."Jisungg tunggu Jisung" teriak Chenle yang berlari mengejar Jisung yang berjalan dengan begitu cepat disana.
Yaps walau Jisung pergi dengan berjalan, tapi tetap saja karena tinggi Jisung berbeda dari Chenle hal itu membuat langkah kaki Jisung juga lebar dan Chenle susah untuk menyamai langkahnya.
Terlihat Jisung yang pergi masuk ke ruangannya, hal itu membuat Chenle bernafas lega karena tidak susah lagi untuk menghampiri Jisung yang tampaknya terlihat sedang mengambek.
"Jisung" panggil Chenle yang memberanikan diri nya untuk ikut masuk kedalam ruangan Jisung, walau terlihat wajah Jisung yang sangat tidak bersahabat itu.
Jisung menoleh sekilas kearah Chenle namun kemudian ia mengalihkan pandangan nya lagi dengan lurus ke depan jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan taman belakang tadi.
"Hei" panggil Chenle yang berada tepat berdiri dibelakang Jisung
"Pergi!" usir Jisung dengan nada yang sedikit teriak terhadap Chenle.
"Kau marah padaku?" tanya Chenle kemudian
"Suster Lele pergi, Jie tidak mau ngobrol dengan suster!" tolak Jisung lagi yang kemudian membalikkan tubuhnya lalu menatap tajam kearah Chenle.
"Kenapa jadi aku yang dimarahi oleh mu?" tanya Chenle lagi
"Pergii susterr, kalau tidak Jie bakal menyeret suster untuk keluar dari kamar Jie!" usir Jisung lagi sembari mengancam
"Oh ya? Kalau aku tidak mau pergi juga, apa kau tega menyeret ku keluar? Katanya kau sangat sayang padaku?" saut Chenle kemudian dengan tersenyum manis.
"Suster Lele, suster jujur aja.. sebenarnya suster pasti jijik kan dekat dekat sama Jie?!" tanya Jisung dengan menatap Chenle dengan pandangan lirih dan sudah berkaca-kaca.
"Kata si suster Sungchan itu benar, Jie kan tidak waras.. suster pasti tidak mau menikah dengan Jie, tidak ada yang mau sama Jie!" Sambung Jisung lagi yang sudah menangis sambil menarik-narik rambutnya asal.
"Hei Jisung, sudah hentikan jangan ditarik tarik rambut nya, nanti kepalanya sakit dan rambut mu rontok" cegah Chenle yang menyingkirkan tangan Jisung dari rambut nya sendiri.
"Biarin biarin hks tidak ada yang menyukai Jie, semua orang selalu bohong kepada Jie! Tidak ada yang mencintai dan menyayangi Jie dengan tulus! Ayah buna suster dan semua orang tidak ada menyayangi Jie dengan tulu! Semuanya palsu, kalian bohong!!" Ucap Jisung yang seperti nya tantrumnya kambuh.
"Hei tenangkan dirimu Jisung, apa maksudmu semuanya palsu? Kamu hanya berasumsi aja, apalagi ayah dan Buna mu.. mereka sangat menyayangi mu" kata Chenle yang mencoba menenangkan Jisung.
"TIDAKK! MEREKA TIDAK MENYAYANGIKU!! BUNA AYAH TIDAK MENYAYANGI KU!" teriak Jisung sembari melempari benda-benda yang ada disekitarnya ke sembarang arah.
Hal itu membuat Chenle lebih sedikit mundur untuk berlindung, takutnya ada benda kaca atau berbahaya lainnya dilempari Jisung tanpa sadar.
Walau begitu, Chenle tetap berusaha untuk mencoba memberhentikan Jisung dari mengamuknya.
"TIDAK ADA YANG MENYAYANGI JIE!! TIDAK ADAAA, JIE ANAK NAKAL JIE BODOH! AYAH MUKUL JIE KARENA JIE BODOH! AYAH TIDAK SAYANG JIE, BUNA JUGAAA TIDAK ADA YANG SAYANG JISUNGG!" Kata Jisung yang masih mengamuk
Prang!!
Brak!!
Bug!!
Pyaarr!!"Jisung astaga hentikan Jisung!" ujar Chenle yang tidak ada konsekuensi lain selain
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) Idiot || JICHEN [END] ✔️
Fanfiction"Suster Chenle jangan duduk disana!" "kenapa tidak boleh, Jisung?" "Karena seharusnya suster Lele duduknya sama Jie di pelaminan." Chenle, seorang suster baru yang berparas manis dirumah sakit jiwa yang harus mengatasi salah satu pasien tampan yang...