Jisung masih menenangkan Yejun yang menangis, sepertinya anak itu kini sedang masa sensitif nya.
"Sudah sayang jangan nangis, nanti kalau didengar grandpa Mark Daddy bisa kena amuk" kata Jisung
"Hks- Napa Daddy yang kena marah?" tanya Yejun dengan menatap Jisung polos
"Ya karena sudah melihat cucu kesayangan nya ini menangis" kata Jisung lagi
"Yejun" panggil Chenle yang tiba-tiba membuka pintu kamar nya.
"Huwaaaa"
Bukannya diam, tangisan Yejun tambah mengeras saat melihat Chenle yang sudah ada dihadapannya."Sssttt..."
Jisung masih menenangkan Yejun sembari mengelus elus punggungnya, berharap anaknya itu bisa tenang dan berhenti menangis."Yejun sayang" panggil Chenle lagi
"Yeye, tuh mommy manggil tuh" ujar Jisung, namun Yejun masih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jisung.
Chenle menatap kearah Jisung seraya bertanya menggunakan tatapannya
"Masih nangis nih dia, ngiranya kamu nolak buat bobo bareng" kata Jisung yang paham dengan tatapan Chenle.
"Hei Yeye, astaga kenapa menangis seperti ini? Mommy bahkan belum menjawab tadi" ujar Chenle yang paham dan ingin mengambil alih gendong Yejun.
Namun anak itu berontak dan semakin mengencangkan pelukan nya di leher Jisung.
"Kita masuk aja yuk, nanti didengar mami sama papi" kata Chenle menyuruh Jisung untuk masuk ke dalam kamar.
Jisung mengangguk, karena kamar Chenle kedap suara dari dalam jadi Mark dan Haechan tidak akan mendengar jika Yejun menangis.
Sesampainya didalam kamar, Jisung duduk disofa dengan Yejun dipangkuan nya, serta Chenle yang juga ikut duduk disebelah Jisung.
"Yeye tidak mau melihat mommy? Yeye marah sama mommy ya?" Ujar Chenle yang bertanya kepada anak itu yang masih setia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang Daddy.
Tampak Yejun langsung menggelengkan kepalanya, namun masih terdengar isakan tangis dari bibir kecilnya.
"Dia takut kamu tolak sepertinya" timpal Jisung yang menebak.
Chenle mengangguk paham, "Yeye mommy minta maaf ya kalau kesannya mommy seperti menolak, tapi kan tadi mommy belum jawab apapun"
"Yeye takut hks-" Gumam Yejun yang masih enggan mendongakkan wajahnya.
"Sayang, mommy minta maaf tuh.. maaffin mommy nya ya, kan mommy Lele belum jawab apapun yang kamu bilang tadi" kata Jisung yang mencoba untuk merayu Yejun.
Berhasil, kepala Yejun mulai mendongak dan dengan takut-takut menatap kearah Chenle sembari bibir yang masih melengkung akibat menangis.
"Yaampun anak mommy, sampai bengkak gini loh matanya" celetuk Chenle yang langsung mengambil alih Yejun dipangkuannya.
"Maaffin mommy ya sayang kalau selama ini mommy sering buat kamu kecewa, sedih, nangis, sering mommy tinggal. Maaf ya sayang, kasih mommy kesempatan ya buat memperbaiki semuanya, untuk Minggu kedepan mommy akan banyak waktu dirumah dengan kamu" sambung Chenle lagi
Yaps memang setelah menikah nanti Chenle akan melepaskan jabatannya memegang perusahaan sang Daddy, tadi mereka sudah membicarakan hal ini saat ngumpul, dan Chenle serta yang lainnya sepakat kalau perusahaan itu akan menjadi satu dengan perusahaan punya Jisung. Jadi yang akan mengelola perusahaan seluruhnya yaitu kepala rumah tangga, siapa lagi kalau bukan Jisung.
Awalnya emang ini kemauan Jisung untuk Chenle menjadi ibu rumah tangga seutuhnya saja tanpa bekerja, tapi Chenle menolak namun tolakan itu bukan berarti dirinya akan tetap menjadi CEO perusahaan, melainkan Chenle berpikir kalau ia akan membuka praktek psikolog pribadi dirumahnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) Idiot || JICHEN [END] ✔️
Fanfiction"Suster Chenle jangan duduk disana!" "kenapa tidak boleh, Jisung?" "Karena seharusnya suster Lele duduknya sama Jie di pelaminan." Chenle, seorang suster baru yang berparas manis dirumah sakit jiwa yang harus mengatasi salah satu pasien tampan yang...