14. Pergi

6.8K 614 79
                                    

Jisung melihat Chenle dengan khawatir karena terus terusan muntah, dirinya pula bingung mau ngapain.

"Suster Lele kenapa muntah muntah? Suster Lele sakit ya? Hks jangan sakitt" ucap Jisung yang malah dirinya pula yang menangis.

Chenle belum menjawab, ia ingin menyelesaikan acara muntahan nya dulu. Setelah merasa cukup enakkan, Chenle membersihkan sela-sela bibirnya yang kotor habis terkena muntahan nya, dan anehnya muntahannya berupa cairan bening saja.

"Suster.. hks-"

"Aku tidak apa Jisung, hanya muntah biasa saja dan tidak sakit" kata Chenle sembari menenangkan Jisung yang masih menangis sembari menghapus buliran bening yang masih terjatuh dari kelopak matanya.

"Jie khawatir, suster istirahat aja di kasur Jie yaa, jangan kerja dulu" ucap Jisung sembari menuntun Chenle keluar dari kamar mandi dan menuntunnya juga menuju kasur pasien.

"Tidak Jie, aku tidak apa. Sekarang lanjut, kamu makan. Aku suapin, ayo" tolak Chenle yang kembali mengambil piring makan siang Jisung.

Jisung sebenarnya masih penasaran dan khawatir dengan keadaan Chenle yang habis muntah itu, namun mau tidak mau ia harus makan terlebih dahulu untuk menjadi anak yang baik supaya kekasih manisnya itu tidak pergi lagi darinya.

Chenle pun mulai telaten menyuapi Jisung, dengan beberapa kali dihiasi oleh canda dan gurauan serta gombalan Jisung yang tidak ada habis-habisnya.

"Aku bingung deh, kamu belajar gombal itu dari mana sih? Keknya kecurigaan ku itu benar, kalau kamu dulu itu buaya yang suka gombal sana sini, makanya pasih banget tuh gombalan sampai sekarang" ucap Chenle setelah mendengar gombalan gombalan Jisung

"Enggak kok Jie bukan buaya, Jie gombal itu belajar dari grandpa Jie, grandpa sering banget gombalin grandma hihi" jawab Jisung sembari terkikik mengingat tentang keluarga nya yang sekarang entah dimana, Jisung pun tidak tau.

"Tap-

"ITU DIA, TANGKAP PEMBUNUH GILA ITU" ujar seseorang yang tiba-tiba masuk keruangan Jisung dan mengagetkan Chenle serta Jisung yang tengah mengobrol.

Bagaimana tidak kaget dan bingung, kalau ada dua polisi yang datang ke kamar Jisung, oh dua polisi itu bersama dengan NYONYA KARINA.

"Ada apa ini?" tanya Chenle yang menghadap langsung ke mereka bertiga.

Dan tak lama beberapa suster dan dokter Kun pun berdatangan juga di belakang.

"Pasien Jisung terduga dalam pembunuhan berencana setahun yang lalu terhadap orang tua nya sendiri, dan dia akan segera kita tahan di sel penjara" kata Polisi tersebut.

"Apa?!"

"BUKAN JIE YANG MEMBUNUHH!!" teriak Jisung yang langsung menggelengkan kepalanya takut.

Chenle yang paham pun langsung menarik Jisung ke pelukan nya seraya menenangkan ketakutan yang sedang ia alami, takutnya Jisung malah mengamuk dan membahayakan sekitar.

"Tunggu dulu pak, walaupun semua bukti yang bapak dan nyonya Karina tunjukkan emang benar itu Jisung, tapi kita tidak bisa menahan Jisung karena Jisung masih atas nama pasien rumah sakit jiwa ini. Dia harus tetap menjalankan perawatan untuk kesembuhan jiwa nya terlebih dahulu" ujar Kun yang bersuara.

"Oh tidak bisa dokter, Jisung juga bisa kok berobat jalan di sel penjara nantinya, ayo pak tangkap anak itu dan masukkan ke penjara sekarang juga" kata Karina yang membuka suara sembari menyuruh kembali polisi suruhannya untuk membawa Jisung pergi

Chenle yang mendengar hal itu langsung menghadang polisi tersebut untuk tidak membawa Jisung.

"Yak tutup mulut mu nyonya!, aku tau yang sebenarnya terjadi. Dengar, Jisung tidak akan melakukan itu kalau bukan kamu sendiri yang menyuruhnya, jadi? Sebenarnya disini kau yang bersalah dan yang pantas di penjara itu kamu!" Kata Chenle sembari menunjuk kearah Karina yang tersenyum remeh dengan perkataan Chenle.

I'm (not) Idiot || JICHEN [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang