Sweet as Fuck; 2

1.6K 134 4
                                    

Vote dan Komen sangat berarti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan Komen sangat berarti. Gak seberat itu untuk klik tombol bintang dibagian kiri bawah tampilan. Semkain banyak vote dan komen, semakin rajin juga untuk Coco update ❤

•••

Sudah terhitung 1 tahun rumah tangga Sehun dan Lisa berjalan, pertikaian kecil selalu menghiasi kegiatan rumah tangga mereka. Pertikaian tersebut tidak jauh dari Lisa yang masih ingin bebas dan berlaku seperti perawan single dan Sehun yang terlalu lelah dengan kegiatannya di Rumah Sakit keluarga mereka.

Menjadi dokter bedah saraf tentu saja bukan hal yang mudah untuk Sehun lakukan, dulu ia melakukannya karena semata-mata tak ingin ada korban lain yang meninggal karena penyakit sama yang diderita oleh Chizuru, namun sepertinya sekarang Sehun melakukannya hanya karena sebatas pekerjaan dan ingin menyelamatkan nyawa orang.

Dulu tujuannya juga motivasi dari hidupnya hanyalah Chizuru, sekarang ia memiliki Lisa yang lebih berharga dari pada apapun di dalam dunia ini bagi Sehun seorang.

Sehun memegang keningnya pusing, ia melirik jam yang berada di dalam ruangannya, sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Sehun belum bisa pulang cepat, lagi. Ada satu operasi lagi yang harus Sehun lakukan sebelum pulang, ia takut akan memakan waktu lama dan membiarkan istrinya tidur sendiri dan terlebih dulu. Ini sudah beberapa hari terakhir, Sehun mengambil libur 3 hari yang lalu dan semua jadwal operasinya berantakan. Bukan karena apa Sehun cuti selama 2 hari karena kondisi badannya yang kian menurun dan Lisa kekeh memaksa Sehun agar beristirahat total di rumah dan meninggalkan pekerjaannya untuk sementara.

Selama 1 tahun umur rumah tangga mereka, Lisa baru pertama kali melihat Sehun sesakit itu, dan dirinya khawatir bukan main terhadap sang suami. Uang memang penting, namun kesehatan lebih penting dari pada apapun. Lisa yang sudah merasakan afeksi dan cinta sekarang tidak terlalu memperdulikan uang lebih dari apapun seperti dulu, ya tetap penting sih, namun Sehun lebih penting.

Pintu ruangan Sehun terbuka, menampilkan Rachel sang suster yang selalu berada didekat terotori Sehun dan Sehun sangat muak dengan ini. Pakaian suster di Rumah Sakit ini terbilang sangat sopan, namun entah mengapa suster ber-nametag Rachel itu selalu membuka dua kancing paling atasnya ketika bertemu Sehun di ruangan pria itu. Sehun membuang napasnya berat, 'Kali ini apa lagi?!'.

"Permisi dokter Sehun, ini ada beberapa rekap pasien yang datang untuk jadwal praktek satu minggu yang lalu" Rachel menunduk sembari memberi kertas yang ia genggam kepada Sehun yang sedang duduk di sofa ruangan pribadinya. Sehun menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, mengambil kertas itu secara kasar dan tanpa minat memandangi suster Rachel.

"Ya, kamu boleh pergi" Sehun memejamkan matanya sembari menaruh rekap pasien yang diberikan Rachel ke atas meja tanpa minat. Sehun lelah sungguh! Dengan keberadaan Rachel saat ini hanya memperburuk keadaan dan membuat moodnya anjlok sampai kepelosok. Berdoalah agar Lisa tidak datang, karena Sehun sedang malas beragumen.

ONE SHOOT | Lalisa's Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang