Spring Day

6.9K 294 1
                                    

Voment!

Sekarang sudah masuk bulan agustus, dan terjadi lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang sudah masuk bulan agustus, dan terjadi lagi.

Flashback on

Sehun sedang menyiapkan acara lamaran nya di salah satu taman di ibu kota. Sehun ingin melihat lisa nya bahagia, walaupun banyak suara kendaraan berlalu lalang di jalan raya, karna taman nya ini sangat dekat dengan jalan raya dan juga danau di samping nya. Sehun ingin seromantis mungkin.

"Cha sudah siap, aku akan menghubungi lisa ku" ucap sehun ketika dia membereskan pekerjaan nya.

Sehun mengeluarkan smart phone nya dan menghubungi seseorang di sana.

"Halo? Sayang kau sudah sampai mana?" Tanya sehun.

"Sebentar lagi aku sampai, tunggulah. Dan bila tempat mu di dekat jalan raya tunggu aku di jalan itu karna aku tak bisa menyebrang" ucap lisa.

"Aku tak bisa karna nanti suprise ku ketahuan"

Lisa terkekeh dan mengatakan 'iya', sehun pun dengan sabar menunggu nya.

Tiga puluh menit sehun menunggu lisa nya tak datang - datang, sehun sudah mencoba menghubungi lisa, tetapi nomor yang di tuju tidak aktif, sehun menjadi khawatir.

Lima belas menit berlalu, sehun melamun di buatnya. Siren ambulan membuyarkan lamunan nya nya. Sehun menghampiri jalan raya yang di datangi ambulan tersebut dan sehun terpaku.

Lisa nya sedang di bopong oleh beberapa petugas rumah sakit.

Tak sadar sehun mengeluarkan satu tetes air mata. Kenyataan apa lagi ini? Pikir sehun. Tak mungkin lisa nya pergi dengan secepat itu, bahkan sehun baru ingin melamar nya dan mengajak nya untuk berjalan ke jenjang yang lebih serius. Tapi apa kenyataan nya?

Lisa meninggalkan nya.

Flashbackoff

Ya, terjadi lagi. Sehun mengingat bagaimana lisa meninghalkan nya hanya karna kesalahan nya.

Nyatanya lisa menghembuskan nafas terakhir karena korban tabrak lari, sekarang pelaku sudah mendekam di jeruji besi, penjara. Sehun tak percaya itu, orang itu begitu tega merusak momen manis yang akan sehun buat, sehun berjanji agar diri nya dan lisa mengingat momen itu. Iya, janji sehun di tepati dia begitu mengingat momen itu, dimana lisa nya di bopong oleh petugas rumah sakit dengan bercucuran darah di sekujur tubuh nya, dan di mana sehun melihat lisa nya untuk terahkir kali. Keluarga dari lisa menutupi acara penghormatan terahkir lisa nya, atas permintaan lisa sendiri. Karna sebelum kematian nya lisa sempat sadar beberapa menit.

12 Agustus 2015

Hari di mana lisa meninggalkan sehun. Bahkan lisa tak membuat surat apapun kepada sehun. Dan hari ini tepat empat tahun kepergian lisa.

Di bulan agustus turun salju. Hanya ada musim salju di sini, bersama sehun yang menjadi butiran debu. Sehun membenci situasi ini, situasi di mana dia selalu mengingat lisa nya, mengingat semua hal yang bersangkutan dengan lisa. Sehun merindukan lisa.

Waktu terlalu kejam, untuk dirinya dan lisa. Lisa bahkan tak mengizinkan sehun untuk melihat nya. Walaupun hanya berbentuk tulisan di batu nisan.

"Lisa, aku merindukan mu" ucap sehun lirih. Sehun menatap obat - obatan yang berada di atas nakas nya. Itu obat sebagai penenang sehun di kala dia mengingat masa kelam itu. Sehun menatap nya lama.

Mengambil dan meminum semua isi nya.

Sehun sudah tak sabar untuk bertemu dengan lisa nya, hanya dengan jalan ini sehun bisa melihat lisa nya dengan lebih cepat.

Katakan sehun bodoh karna terlalu obsesi kepada lisa, tak apa sehun mengakui nya. Dan yang sehun ingin kan sekarang adalah bertemu dengan lisa nya.

"Ku mohon tetap di tempat itu untuk waktu yang sedikit lama lagi, ku mohon tetap di sana. Aku akan menghampiri mu" ucap sehun sebelum mata nya sempurna tertutup.

 Aku akan menghampiri mu" ucap sehun sebelum mata nya sempurna tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE SHOOT | Lalisa's Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang