4. Tentang Dia

715 63 1
                                    

Anaya meninggalkan ruangannya yang berada di area instalasi laboratorium disela waktu istirahatnya. Ia perlu menuruni satu lantai untuk menemukan vending machine yang memang sengaja diletakkan di beberapa sudut rumah sakit ini. Setelah berhasil mendapatkan sekaleng kopi susu, dia menepi pada deretan bangku yang kosong. Sambil duduk di sana menikmati minumannya, Anaya mulai memeriksa pesan di salah satu aplikasi chatting.

Saat di rumah tadi, sebelum Anaya berangkat kerja dan Kama berangkat kuliah, Anaya sempat memberikan sebuah pesan pada Kama. Adiknya itu sebenarnya cukup patuh jika dimintai tolong, tetapi sifat pelupanya seringkali membuat pekerjaan yang diamanatkan untuknya tidak beres jika tidak diingatkan. Maka dari itu, Anaya berniat mengirim sebuah pesan reminder untuk Kama. Namun, rupanya Kama sudah lebih dulu mengirim pesan untuknya.

Bachtiar Kama S.
kak, kayaknya aku nggak bisa ambil laundry-an
tiba-tiba ada urusan mendadak nih
kemungkinan bakal pulang agak malem
kayaknya keburu tempatnya tutup

Kejadian semacam ini bukan pertama kalinya, jadi Anaya sudah tidak heran. Kama memang sedang gemar-gemarnya mengikuti kegiatan organisasi dan komunitas di lingkup kampusnya. Belum lagi kesibukannya untuk mengurus bisnis kecil-kecilan yang sedang dirintis bersama beberapa temannya.

Namun, permintaan Anaya tadi bukan tanpa alasan.

Selagi mobilnya belum diperbaiki, satu-satunya kendaraan yang mereka miliki di rumah hanyalah sebuah motor yang biasa Kama gunakan sehari-hari. Anaya mengalah dengan menggunakan kendaraan umun, tetapi cukup kerepotan jika harus mampir ke tempat lain di tengah perjalanan. Apalagi hari ini dia kebagian shift dua yang mengharuskannya pulang malam ketika laundry langganan mereka telah tutup.

Anaya Elsha Z.
nggak apa-apa, Kam
tapi PDH kamu gimana?
katanya dipake besok pagi?

Bachtiar Kama S.
iya juga sih
ya udah, aku ambil besok deh
laundry buka jam 6 kan, Kak?

Anaya Elsha Z.
oke
jam 7, Kam
tapi kalau mau ambil lebih pagi coba kakak hubungi dulu

Bachtiar Kama S.
okeeee


Anaya membiarkan bubble chat terakhir dari Kama sebagai penutup. Dia menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku lalu memutuskan untuk menghabiskan minumnya dengan cepat. Pekerjaannya menunggu dan jam kerjanya masih berlangsung selama beberapa jam ke depan. Anaya segera beranjak dari bangku untuk kembali ke ruangannya.

***

Organisasi yang Kama ikuti di kampusnya memiliki sebuah acara besok pagi, jadi sebagai salah satu pengurusnya, Kama memiliki tanggung jawab yang harus ia kerjakan. Sebenarnya bukan acara yang besar dengan segudang persiapan yang mesti dilakukan, jadi ketika Irvian tiba-tiba menghubunginya dan meminta untuk bertemu, Kama bisa meluangkan waktu.

Saat mengabari Anaya tadi, Kama sebenarnya tidak mengerti mengapa dia tidak sepenuhnya jujur, ia hanya merasa perlu melakukannya. Setelah melihat kerusakan mobilnya yang tidak terlalu parah, sebenarnya Anaya merasa bahwa ganti rugi tidak perlu dilakukan. Anaya meminta agar Kama menyampaikan pesan itu pada Irvian atau Shanika. Namun, Kama tahu kalau hal itu hanya upaya Anaya untuk menghindari segala hubungan dengan keluarga mantan suaminya.

Sebagai seorang adik yang menggantungkan hidupnya pada sang kakak, Kama memiliki prinsip untuk tidak bertindak seenaknya dan berujung dengan semakin menambah beban hidup Anaya. Setelah mendengar pendapat Anaya yang berbeda dengannya, Kama langsung mengajukan diri untuk mengurus sendiri mobil mereka. Berucap bahwa ia akan membawanya ke bengkel dan menunjukkan tagihannya nanti, padahal kenyataannya segala urusan tentang mobil tersebut tetap ia serahkan pada Irvian.

Next EpisodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang