P R O L O G

1.4K 31 0
                                    

Seorang perempuan menatap nanar tubuh kaku yang bersimbah darah. Mata indahnya seketika menumpahkan cairan bening pertanda rasa sedihnya begitu kentara. Tangannya mengepal kuat mengingat insiden beberapa menit lalu, andaikan sahabatnya tidak memaksa ikut mungkin saat ini ia masih bisa melihat tawa cantik dari sahabatnya.

"Nona, Roseblack berhasil dilumpuhkan dan tangan kanannya sudah dibawa ke markas. Tapi ketuanya berhasil melarikan diri!" Kata seseorang dari belakang perempuan yang dipanggil nona.

Perempuan itu mengepalkan tangannya pertanda amarah sudah menguasai dia. Dengan cepat perempuan itu berbalik menatap bawahannya.

"Bawa tubuh sahabatku ke rumah sakit milik keluarga Ryder, pastikan dia dibersihkan dan dikembalikan kepada keluarganya." Perintah perempuan itu.

"Anda tidak ikut mengantar sahabat anda ke tempat peristirahatan terakhirnya?" Tanya sang bawahan.

Perempuan itu tersenyum miring, "Ada yang harus aku lakukan, Josh!"

***

Tangis pilu terdengar jelas dalam kediaman Maverick, jelas sekali jika salah satu penerus Maverick telah meninggal dunia terlihat dari banyaknya orang-orang berpakaian hitam legam tengah bersedih menatap sebuah peti mati.

Nyonya Maverick, Gracelyn sudah beberapa kali tidak sadarkan diri setelah mendapat berita bahwa putri satu-satunya telah meninggal dunia. Padahal rasanya baru saja ia melihat tawa Dorothea sebelum gadis itu izin pergi ke suatu tempat.

Grace terus saja menangis pilu dalam dekapan suaminya, Asher Kingston Maverick. Kesedihan tentu tidak dirasakan oleh Grace seorang karena Asher pun begitu terpukul melihat tubuh putrinya sudah terbujur kaku dalam peti dan akan siap dimakamkan.

"Princess, bangun sayang. Jangan tinggalkan mommy!" Pekik Grace yang berusaha ditenangkan oleh Asher.

Asher rasanya ingin menangis tapi ia tahan agar tidak membuat suasana semakin tak karuan, apalagi kondisi sang istri yang sangat kacau. Asher tentu harus menjadi pengungat untuk keluarganya setelah kepergian putri Maverick.

Di seberang sana, King menatap nanar peti yang berisi tubuh kaku Dorothea. Tangannya mengepal erat, amarah menyelimuti King. Rasa-rasanya ia ingin membunuh dengan keji siapapun yang telah melukai adiknya hingga tidak dapat terselamatkan.

Seorang berpakaian hitam datang dan menghampiri King. Ia membisikkan sesuatu pada King membuat tatapan King menghunus tajam.

"Tidak akan kubiarkan mereka hidup tenang, aku akan menghancurkan sendiri orang yang telah menyakiti adikku! Siapapun yang berani mengusik Maverick akan mendapat balasan yang menyakitkan!"

Tears of King's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang