Denia?

798 44 10
                                    

Asher dan Grace tampak terburu-buru memasuki rumah anak serta menantu mereka. Keduanya disambut hangat oleh pelayan yang ada di rumah, termasuk Eloisa yang juga ikut berbaris dan menunduk hormat pada kedua orang itu.

"Apa yang terjadi dengan menantuku? Dimana dia?" Tanya Grace pertama kali saat memasuki rumah.

"Nyonya Denada dihadang oleh beberapa penjahat saat pulang kemarin sore, nyonya. Sekarang nyonya Denada sedang beristirahat di dalam kamarnya." Jawab Sonya, kepala pelayan.

Tentu, jawaban itu adalah sebuah kebohongan yang diciptakan oleh King. Ia tidak mau orang tuanya tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak mau rencananya gagal. Oleh sebab itu, King memerintahkan semua pelayan untuk mengikuti skenarionya, termasuk Eloisa. Walaupun gadis itu merasa berat melakukannya, tapi ia harus mengikuti rencana hingga tiba waktunya.

"Bagaimana bisa? Apa anak itu tidak mengirimkan bodyguard untuk menjaga menantuku?" Desis Grace marah. Ia langsung bergegas ke kamar Denada diikuti oleh Asher.

"Nada!" Grace memekik khawatir melihat Denada yang terbaring lemah diatas ranjang. Wanita itu langsung mendekati menantu kesayangannya dan memeluknya erat.

"Nada kenapa kamu bisa seperti ini? Apa King sudah membalas perbuatan orang-orang yang telah melukaimu?" Tanya Grace khawatir.

Denada terdiam, ia kemudian tersenyum tipis. Membalas apanya? Dirinya terbaring seperti ini karena ulah King. Andai Denada bisa mengatakan demikian.

"Tenanglah, mom. Aku baik-baik saja." Kata Denada.

"Kenapa bisa kamu pergi sendiri, Nada? Bukan kah King selalu menyuruh bodyguard untuk melindungimu?" Tanya Asher.

"Egh i itu, aku hanya ingin pergi sendiri kemarin untuk bertemu Selia. Aku tidak menyangka hal ini terjadi." Jawab Denada berusaha tenang saat Asher terus menatapnya menyelidik.

Wanita itu memutuskan pandangannya dengan Asher. Ia memandang sekeliling kamar King yang saat ini ia tempati. Ya, Denada berada di dalam kamar King untuk mempermulus rencana pria itu. Sengaja King menyuruh Denada istirahat di sana sampai orang tua King pulang agar mereka tidak curiga terhadap hubungan King dengan Denada.

"Nada, lain kali mommy harap tidak terulang lagi kejadian seperti ini!" Kata Grace tegas yang dibalas anggukan oleh Denada.

"Nada!"

Tiga orang berbeda generasi di dalam kamar nampak terkejut. Dari arah pintu, Silas dan Olivia masuk dengan raut wajah yang berbeda. Olivia menunjukkan rasa khawatir dan Silas tampak biasa saja.

"Bagaimana keadaanmu, nak? Mommy sangat khawatir mendengar berita tentangmu." Tanya Olivia.

"Tenanglah mom, aku baik-baik saja." Denada memberikan jawaban yang sama pada Olivia.

"Syukurlah kalau begitu." Olivia bernafas lega.

"Nada, jangan mengulang lagi kejadian seperti ini. Kau menyusahkan King saja." Kata Silas.

Denada merasakan perasaan sakit sata mendengar perkataan Silas, ayah kandungnya sendiri. Walaupun Silas mengatakannya dengan nada bicara yang biasa saja, tapi tidak dengan maksud dari perkataannya. Denada menyusahkan King, itu yang hendak diucapkan oleh Silas.

Tatapan Denada menyendu tanpa sepengetahuan keempat orang dewasa disana. Andaikan ia bisa berteriak mengatakan bahwa King lah penyebab semua luka ini. Tapi ia tidak mau melakukan itu, ia takut terhadap apa yang akan King lakukan nanti. Selain itu, dia mulai mencintai King.

Cinta memang buta!

"Iya daddy, maafkan aku."

"Kelihatannya kamu semakin berisi, Nada. Kau bahagia ya?" Tanya Olivia sambil tersenyum nakal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tears of King's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang