Keluarga Ryder adalah keluarga terkaya diurutan ke 5. Keluarga itu dikenal sebagai keluarga harmonis oleh publik. Padahal nyatanya, tidak ada yang tau bahwa salah satu putri dari Ryder mendapat perlakuan yang tidak adil.
Denada, gadis cantik berambut coklat bergelombang serta memiliki mata indah berwarna hazel seperti sang ibu terus mendapat perlakuan tak adil dari orang tuanya. Nyatanya, parasnya yang sangat cantik tidak membuat nasibnya cantik pula.
Ia terus dipaksa menjadi sempurna agar menjadi penerus bisnis keluarga yang akan membanggakan. Padahal cita-citanya menjadi seorang dokter, namun keputusannya itu ditentang keras oleh Silas selaku kepala keluarga.
Berbeda dengan Denada, Denia adalah anak yang sangat beruntung. Walaupun mereka kembar tapi tidak membuat nasib keduanya sama. Denia begitu disayangi dalam keluarga. Ia bisa mendapatkan apapun yang dia mau tanpa harus terkekang oleh Silas dan Olivia.
"Mommy, daddy aku ingin berangkat ke Jepang malam ini." Kata Denia setelah menyelesaikan sarapannya.
Tatapan Silas, Olivia, dan Denada langsung tertuju pada Denia.
"Apa yang akan kau lakukan, nak?" Tanya Silas dengan lembut.
"Aku butuh hiburan, dad. Kau tau disini sangat membosankan karena tidak ada hal yang aku lakukan selain melukis." Kata Denia sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hahaha, tapi kau ingin menjadi pelukis terkanal sayang. Itu keinginanmu." Ujar nyonya Ryder, Olivia sambil tertawa anggun.
"Melukis juga membuatku bosan, mom." Ujar Denia.
"Baiklah, nanti malam kau akan pergi dengan pesawat pribadi daddy." Denia tersenyum senang, ia langsung bangun dan memeluk leher sang ayah dari belakang.
"Thanks, dad."
Denada melihat dan mendengar semuanya, ia merasa iri dengan kakak kembarnya yang dibebaskan melakukan apapun sesukanya.
"Kak Nia, apakah Nada boleh ikut?" Tanya Denada. Jujur ia sangat ingin berlibur keluar negeri disela-sela perkuliahannya seperti sang kakak yang bebas kemanapun.
"Tidak Nada! Kau harus menyelesaikan kuliahmu segera tanpa bermain-main." Kata Silas tegas, sangat berbeda nadanya saat berbicara antara dengan Denia dan Denada.
"Benar, sayang. Percayalah kami melarangmu untuk kebaikan dirimu sendiri. Kau akan menjadi penerus perusahaan kita karena kakakmu akan menjadi pelukis." Sahut Olivia.
"Tapi bukan itu yang aku inginkan, aku ingin menjadi dokter!" Namun ia hanya mampu menjawab dalam hatinya. Mana berani Denada menyuarakan isi hatinya, yang ada ia akan dimarahi dan semakin dipaksa menjadi anak yang penurut dan sempurna di depan publik. Tidak seperti Denia yang sengaja disembunyikan dari publik demi keselamatan Denia sendiri kata Silas dan Olivia.
"Maafkan aku, Nada. Lain kali aku janji kita akan liburan bersama ke luar negeri." Seru Denia kemudian gantian memeluk adik kembarnya. Ia tau perasaan Denada yang tertekan, sudah beberapa kali ia meminta pada orang tuanya agar sedikit membebaskan Denada tapi orang tuanya terlalu keras kepala.
"Tidak apa-apa kak, aku akan menunggu waktu itu." Sahut Denada.
***
Denada berjalan santai melewati koridor demi koridor kampus untuk sampai di kelas. Sepanjang ia berjalan, Denada terus mendengar kata-kata pujian yang dilayangkan untuknya. Denada sudah terbiasa mendengar banyaknya pujian, ia hanya bisa tersenyum ramah di depan orang-orang.
Denada merupakan mahasiswi populer di kampus ternama. Silas sengaja memaksa Denada untuk berkuliah disana mengambil jurusan bisnis. Sudah pasti kan tujuan Silas membuat Denada menjadi penerus bisnis keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of King's Wife
RomanceDenada tidak pernah tau apa yang membuat King sangat mendendam padanya. Rasanya ia tidak pernah sekalipun mencari masalah dengan raja bisnis itu. Tapi kenapa? Kenapa King begitu berambisi membuatnya menderita. King menjerat Denada dan mengikatnya d...