It's Planned

389 13 0
                                    

Seminggu sudah usia pernikahan Denada dan King. Setelah seminggu yang lalu King menyiksa, memaki, dan menuduh Denada sebagai pembunuh, gadis itu terus meyakinkan King bahwa ia tidak tau apa-apa. Namun Denada tidak memiliki bukti yang kuat untuk membela diri karena bukti yang King punya semuanya mengarah pada Denada dan kedua orang tuanya.

Di sana tertera bahwa Silas dan Olivia ingin menghancurkan perusahaan Maverick karena rasa iri. Sehingga mereka mengutus Denada selaku putri satu-satunya untuk membunuh Dorothea, adik kandung King. Dalam bukti itu, Denada tidak sendiri. Ia melancarkan aksinya bersama beberapa orang yang masih belum diketahui identitasnya. Bukan hanya itu saja, Danada dituduh bekerja sama dengan kelompok mafia yang menjadi musuh mafia King.

Tentu saja Denada terkejut dan menyangkal semua itu. Dia difitnah, dengan tidak ada bukti yang kuat untuk Denada membela diri, ia yang sebenarnya korban malah menjadi pelaku.

King pun semakin gencar membuat Denada menderita. Mulai dari tidak mengizinkan Denada makan makanan yang layak, menyuruh Denada membersihkan mansion seorang diri, menyiksa serta memaki gadis itu.

Seperti sekarang ini, Denada tengah dimaki habis-habisan oleh King setelah lelaki itu pulang dari kantornya. Beginilah keseharian Denada yang tidak pernah tenang karena King selalu melampiaskan amarahnya pada Denada. Orang tua mereka pun tidak ada yang datang berkunjung selama seminggu ini, padahal Denada sudah berharap jika mereka datang maka siksaan yang Denada dapat bisa terjeda sebentar.

Plak

"Kau dengar aku? Dasar sialan kau malah melamun di depanku." Tentu Denada terkejut mendapat tamparan mendadak dari King.

Pipinya yang membiru belum juga sembuh dan sekarang King menambahnya lagi. Entah kapan penderitaan Denada berakhir?

"Maaf." Cicit Denada sambil memegangi pipinya yang panas.

"Maaf katamu? Apa maafmu bisa menghidupkan adikku lagi?" Bentak King. Denada memejamkan mata, ia tentu merasa takut pada King.

"King bukan aku yang membunuh adikmu, kau salah paham." Denada kembali melontarkan kata yang sama. Pembelaan diri yang sama sekali tidak diindahkan oleh King walaupun kadang King tersentuh saat menatap mata Denada yang tidak menyiratkan kebohongan.

"Dasar pembunuh, bukti sudah mengarah padamu tapi kau malah berani membela diri di depanku!" Ketus King menatap tajam Denada yang hanya sebatas dadanya.

"Kalau begitu ceraikan saja aku King. Aku sudah lelah setiap hari kamu siksa dan maki-maki." Pecah sudah tangisan Denada. Dia benar-benar tidak tahan lagi. Denada kira menikah dengan King dapat membantunya terlepas dari kekangan orang tuanya, tapi perkiraan Denada salah. Ia malah lebih menderita lagi setelah menikah dengan King.

Walaupun perasaan sayang mulai hadir untuk King, Denada pun merasa marah pada diri sendiri yang telah lancang menyayangi King. Terlebih saat King diam-diam menangis sendirian ketika merindukan Dorothea, Denada sangat ingin memeluk King saat itu. Tapi ia menahannya, yang ada King akan langsung membunuh Denada saat itu juga.

Denada memberanikan diri meminta cerai dari King. Ia sudah tidak tahan. Selain itu Denada juga takut semakin jatuh dalam pesona King. Ia tidak mau jatuh cinta dengan suaminya itu, karena tujuan King adalah membuat Denada menderita. Jadi jika Denada mencintai King sama saja dia menggali kuburan sendiri.

"Apa kau bilang?" Mata King berkilat marah. Denada perlahan beringsut mundur.

"Ak...aku ingin cerai darimu King." Kata Denada memberanikan diri.

"Tidak akan kubiarkan kau lepas dariku begitu saja!" Bentak King yang kemudian menarik kuat kemeja yang digunakan Denada sehingga kemeja itu robek.

Sreet

Tears of King's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang