Siapa yang tidak mengenal King Leonel Maverick, pengusaha muda dan sangat sukses dalam dunia bisnis. Ia mampu membuat bisnis keluarga Maverick menjadi perusahaan yang tidak dapat tertandingi. King telah membawa perusahaan berada di tingkat tertinggi dalam dunia bisnis membuat ia dijuluki sebagai raja bisnis yang tidak dapat tertandingi.
Selain terkenal sebagai raja bisnis diseluruh dunia, King juga memiliki kelompok mafia yang tidak tertandingi. Mafia yang sekarang menduduki nomor satu dari jajaran mafia hebat lainnya. Bisa dibilang King lah penguasa dunia.
Tapi dibalik kesuksesan King, ada Dorothea yang selalu menjadi penguat lelaki itu. Dorothea Jean Maverick, putri bungsu dari Asher dan Grace itu selalu menjadi obat dari segala lelah King. King begitu menyayangi adiknya itu, namun takdir berkata lain. Tuhan lebih menyayangi Dorothea sehingga sangat cepat mengambilnya dari keluarga Maverick.
Kepergian Dorothea membawa kesedihan yang mendalam bagi King. Sehingga lelaki itu akan melakukan apapun untuk membalas orang yang telah membunuh adiknya dengan cara yang kejam. Ya, Dorothea meninggal karena dibunuh!
King masih ingat ketika malam itu ia dihubungi oleh Asher jika Dorothea berada di rumah sakit dan nyawanya sudah tidak dapat tertolong. King pun langsung ke rumah sakit. Dunianya seakan runtuh melihat tubuh Dorothea yang terbujur kaku. King emosi, dia sedih dan marah. Dengan cepat King menyuruh Sergio, tangan kanannya di kelompok mafia untuk mencari dalang dibalik kematian adiknya. Sampai sekarang pun Sergio masih menyelidiki motif pelaku, karena peluka pembunuhan itu adalah perempuan!
"Motifnya belum jelas, tapi salah satunya akibat perselisihan bisnis tuan." Kata Sergio dalam ruangan King.
"Perselisihan bisnis?" Tatapan King berubah datar.
"Mengapa keluarga mereka mencari gara-gara denganku? Dengan mengutus putrinya? Hahaha sangat bodoh!" King tertawa menyeramkan, untunglah Sergio sudah terbiasa dengan aura menyeramkan King seperti ini. Jika itu orang lain pastinya orang itu sudah bergetar ketakutan.
"Itu baru salah satunya, tuan." Kata Sergio.
"Itu saja sudah cukup bagiku. Tetap pantau perempuan itu, Sergio. Jika waktunya sudah tiba aku akan membalasnya. Sekarang biarlah aku menghancurkannya perlahan." Kata King sambil tersenyum sinis.
***
Denada menangis. Setelah pertengkaran kecilnya dengan King tadi, orang tua Denada datang ke kediaman Denada walaupun sudah sedikit larut malam. Silas dan Olivia menghela nafas pasrah saat melihat putri bungsu mereka terus saja menangis apalagi sampai mengatakan jika King sangat tidak baik bagi Denada.
"Daddy salah, aku tidak bahagia menikah dengan King!" Kata Denada disela-sela tangisannya. Ia tidak peduli perkataan King untuk bersikap baik-baik saja didepan orang tuanya. Ia tidak mau! Sehingga Denada langsung saja menghubungi Silas dan Olivia untuk datang dan mengadukannya.
"Tenanglah dulu, nak. Kamu belum terlalu mengenal King. Mungkin King lelah sehingga bersikap seperti itu." Kata Olivia.
"Kenapa mommy bicara begitu? Denada tidak baik-baik saja mom. Bahkan belum sehari saja King sudah bersikap tidak baik, bagaimana kedepannya?" Teriak Denada yang merasa frustasi. Sedari tadi ia mengatakan jika King tidak sebaik itu tapi kedua orang tuanya bersikeras mempertahankan Denada di tempat barunya ini.
"Denada!" Bentak Silas.
"Sopanlah pada ibumu, kamu tidak perlu berteriak seperti itu!" Tegas Silas yang merasa kesal pada putrinya itu.
"Tolong dad, kali ini saja dengarkan aku. Aku tidak ingin mempertahankan pernikahanku dengan King! Dia tidak baik." Denada terus menangis.
"Jangan mempermalukan kami, Denada! Tidak mungkin King akan bersikap buruk padamu, istrinya. Benar kata ibumu mungkin saat ini King lelah dan kau malah memperburuk keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of King's Wife
Lãng mạnDenada tidak pernah tau apa yang membuat King sangat mendendam padanya. Rasanya ia tidak pernah sekalipun mencari masalah dengan raja bisnis itu. Tapi kenapa? Kenapa King begitu berambisi membuatnya menderita. King menjerat Denada dan mengikatnya d...