Sebulan telah berlalu. Tidak ada yang berubah dari hidup Denada. Kembarannya masih juga belum dihubungi. Denada pun merasa khawatir terhadap Denia, entah apa yang tengah dilalui gadis itu hingga menghilang begitu saja.
Denada pernah bertanya pada Olivia saat ibunya itu menghubungi namun Olivia pun tidak tau mengenai Denia karena Olivia sibuk berlibur. Katanya mereka akan kembali bulan depat tepat saat ulang tahun King.
Berbicara tentang King, lelaki itu selalu menemui kekasihnya Leah. Kenapa Denada tau karena King selalu mengatakannya jika ingin bertemu dengan kekasihnya itu. King masih saja menjadikan Denada samsak kemarahannya. Ia masih memukul, memaki, dan menyiksa Denada dengan berbagai macam cara.
Terakhir kali King memukul Denada adalah beberapa hari yang lalu. Denada tidak sengaja memecahkan guci mewah yang kata King adalah milik Dorothea. Hal itu membuat King marah besar dan mencambuki Denada dengan tali pinggangnya.
Denada meringis dan menangis membayangkan hal itu. Dimana rasa sakit yang ia terima bukan hanya di badannya yang terkena cambukan King, namun juga hatinya terluka oleh perlakuan King. Tapi sayang Denada masih saja tidak dapat membenci lelaki itu.
Huft
Helaan nafas selalu saja terdengar dari wanita yang tengah membersihkan lantai dasar mansion yang begitu luas. Sejak tadi pagi ia tidak sempat beristirahat barang sejenak akibat perintah King untuk membersihkan mansion ini.
Untung saja tinggal dapur saja yang belum Denada bersihkan. Sesekali wanita itu melirik jam dinding yang telah menunjukkan jam enam sore. Sudah seharian rupanya ia membersihkan lantai mansion ini sendirian.
Saat hendak melanjutkan pekerjaannya, Denada merasa ingin memuntahkan isi perutnya. Segera ia berlari ke wastafel dan memuntahkan air karena Denada tidak makan sedari pagi.
Denada membersihkan mulutnya juga mencuci wajahnya. Tiba-tiba Denada teringat sesuatu. Ia sudah sebulan tidak mendapatkan menstruasinya. Jangan-jangan?
Denada buru-buru menggeleng. Tidak mungkin ia hamil kan? Dia saja baru sekali melakukannya itupun King tidak sadar.
Denada menghembuskan nafas lelah kemudian kembali membersihkan lantai mansion.
"DENADA!" Teriak King berhasil mengagetkan wanita itu.
"I iya King." Jawab Denada gugup.
"Aku ingin kamu nanti malam jangan pernah keluar dari kamar karena kekasihku akan datang." Kata King dengan raut wajah datar. Ia tidak terlihat merasa bersalah sedikitpun mengatakan demikian di depan istri sahnya.
Denada tersenyum kecut kemudian mengangguk kecil. Percuma dia marah ataupun menangis di depan King. Memang Denada siapa? Dia harus mengingat statusnya sebagai tawanan King disini.
"Kalau sampai kau keluar, awas saja!" Setelah mengatakan itu, King langsung pergi dari sana.
"Huft, sampai kapan ini Ya Tuhan."
***
Seperti yang dikatakan King, malamnya Denada sama sekali tidak keluar dari kamar. Rasanya matanya sudah memerah dan membengkak karena menangis memikirkan kebersamaan King dengan Leah di dalam mansion ini.
Tak lama kemudian, tawa Leah terdengar mendekat. King membawa Leah ke kamarnya? Air mata Denada semakin mengalir.
King sendiri tidak pernah memperlakukan Denada dengan baik dalam mansion mewah ini. Bahkan kehormatan Denada di rebut paksa oleh King di dalam kamar yang sebentar lagi akan dimasuki oleh Leah. Memang Denada sudah pernah masuk ke kamar itu, bedanya Denada masuk dalam keadaan kacau sedangkan Leah masuk dengan tawa yang pastinya menghiasi wajah cantik perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of King's Wife
RomanceDenada tidak pernah tau apa yang membuat King sangat mendendam padanya. Rasanya ia tidak pernah sekalipun mencari masalah dengan raja bisnis itu. Tapi kenapa? Kenapa King begitu berambisi membuatnya menderita. King menjerat Denada dan mengikatnya d...