Gelap malam ditemani dinginnya angin yang berhembus kini menemani dua orang remaja yang masih lengkap dengan seragam sekolah itu yang kini sedang asik duduk santai di sebuah cafe dengan mata fokus pada sebuah laptop.
Naina yang matanya sebentar lagi tertutup tiba-tiba melebarkan mata akibat sikutan dari Fano. Mereka berdua tadi tidak jadi pulang, Fano tiba-tiba mendadak mendapat permintaan tolong dari temannya yang kesulitan mengerjakan sebuah tugas.
"Gua ngantuk tau nyari materinya. Ini lagian Rara kenapa bisa tugasnya banyak banget padahal ulangan hari akhir." Naina sedikit ngedumel sembari melihat ke arah laptopnya.
Untung saja Naina tadi membawa laptop, jadi bisa deh membantu Fano untuk membantu temannya mengerjakan tugas.
"Padahal tuh tadi Lo bisa anterin gua dikittt lagi. Rumah gua kan ga jauh dari sini."
Fano tetap seperti tadi tak menggubris ucapan Naina dan fokus pada laptop untuk mengerjakan tugas yang katanya harus di kumpulan besok.
"Rara pacar Fano ya?" Naina lelah mau bicara apa lagi.
"Bukan pacar gua."
"Tapi kenapa se effort ini buat bantuin tugas dia? Fano punya perasaan sama Rara?" Naina mulai penasaran.
"Karena dia temen gua."
Naina tersenyum jahil. "Temen tapi demen."
"Engga Na, gua gak suka sama dia."
"Suka Naina aja geh," ucap Naina asal sambil senyam-senyum gajelas. Mungkinkah Naina salah tingkah dengan ucapannya sendiri.
"Itu makanannya di makan. Lo berisik kalo laper."
Sedikit mendengkus karena ucapannya di abaikan, namun Naina tetap nurut untuk makan dan meninggal laptopnya sejenak. Gadis itu kini diam dan asik menikmati makanya sambil melihat sekeliling untuk cuci mata. Siapa tau Naina dapat aji mumpung bisa melihat lelaki tampan yang tampannya melebihi Fano di sebelahnya.
"Kaya kenal deh," ucapnya pada diri sendiri sambil mengamati seseorang duduk di meja seberang sana.
"Kelvin!!" Satu nama.iti yang Naina teriakkan dan Fano yang berada di sebelahnya kaget.
"Hai!" Gadia itu kini melambaikan tangannya.
Yang di seberang karena namanya di panggil langsung melihat siapa yang memanggil namanya. Nampaklah seorang gadis itu di Ujung sedang melambaikan tangan untuknya dan juga menyapanya.
Mungkin penasaran, akhirnya ia berjalan menghampiri meja Naina Fano. Habis Kelvin ini tidak begitu paham dengan siapa yang memanggilnya dan memutuskan untuk menghampiri. Barangkali yang memanggil adalah teman dekatnya makanya ia akan pastikan.
"Naina?" Itulah satu kata yang di ucapkan ketika mereka sudah dekat.
"Iya. Inget kan?" Gadis itu menanyakan dirinya.
"Inget."
"Tuh No dia sama kala Lo." Gadis itu menyenggol lengan Fano dan yang di senggol hanya menampakkan wajah bingung. "Kalo ngomong irit," lanjutnya.
"Siapa Lo?" Kelvin melayangkan satu pertanyaan.
"Temen Naina, dulu kalian saingan olim kok." Naina dengan gembira menjelaskan siapa Fano sambil memegang lengan Fano.
"Mau kenalan ga kalian? Mau lah ya harusss!" Bertanya sendiri jawab sendiri, itulah Naina.
"Fano ini Kelvin, Naina kenal waktu dia ikut olimpiade yang diadain pas di sekolah kita," ucap Naina memperkenalkan Kelvin pada Fano.
"Nah Kelvin, ini Fano temen Naina yang paling baik yang suka nebengin Naina," ucapnya Naina sebaliknya memperkenalkan Fano pada Kelvin.
"Fano."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO [SLStory]
Teen FictionAlfano Rajendra, laki laki tampan yang selalu saja bisa memikat setiap wanita hanya dengan tatapan. Laki laki yang selalu bersikap baik pada siapapun. Terkenal kebaikannya membuat ia masuk ke dalam sebuah cerita dimana seorang Naina dengan tiba tiba...