05.Rara

93 14 40
                                    

Makan yang banyak, minum yang cukup, senyum yang lebar. Ingat,  beban dan kesedihanmu bukan untuk di pamerkan, namun untuk menjadi sebuah pelajaran

••°°♡♡°°••
_

_____________________________________
Maafkan typo yang masih bertebaran.

Kasih tau kalo ada typo ya heheh

______________________________________


Naina saat ini sudah rapih dengan seragam sekolahnya, setelah Fano mengantarkannya ke rumah Bia dan saat itu juga Bia dan abangnya Alif mengantarkannya ke rumah ayahnya. Naina saat ini tinggal bersama ayahnya, setelah perpisahan kedua orangtuanya Naina harus bolak balik dan pindah rumah, jika sebulan di rumah ayah, makan satu bulan yang akan datang Naina akan tinggal di rumah ibunya.

"Ayah!! Papa!! Bapak!! Papi!!! Dedih!!! Babeh!!!" Teriaknya membuat rumah yang bisa di bilang sederhana itu terpenuhi oleh suara cempreng Naina.

Ayah Naina hanya seorang karyawan biasa, rumahnya pun sederhana meski masih bisa di bilang besar, tidak ada lantai dua, rumah ayahnya hanya berlantai satu. Ayah Naina mempunyai mobil satu dan itu adalah satu satunya kendaraan yang ayahnya punya saat ini.

"Bisa di kecilin gak volume suara kamu Nai?" Tanya ayahnya yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih dan siap berangkat kerja.

Hanya cengiran yang Naina berikan pada ayahnya itu. "Maaf yah, bawaan lahir heheh"

"Nih, ayah buatin peta biar kamu kalo ga ayah jemput bisa pulang" sungguh ayahnya sangat niat sekali membuatkan peta serta memberi alamat yang sangat lengkap untuk Naina.

"Ih ayah bikin Naina terhura aja! Sini ayah peluk Naina" ucapnya menyuruh ayahnya memeluknya, dasar anak tidak ada akhlak main suruh ayahnya.

Sekarang Naina sudah siap untuk diantarkan sekolah, Naina juga sudah siap dengan bekal yang ia bawa. Hari ini Naina membawa dua bekal, sengaja ingin memberikan kepada Fano sebagai ucapan terimakasih karena kemarin sudah mau mengantarkan nya meski ke rumah Bia buka ke rumahnya.

"Kok bekalnya ada tiga? Ayah satu, kamu satu, satunya lagi buat siapa?" Tanya ayahnya karena bingung putrinya itu membuat tiga bekal sekaligus, meski Naina makannya banyak, Hans juga tau jika Naina tidak serakus itu sampai akan makan dua bekal sekaligus.

"Buat temen Nana lah" balasnya lalu dengan cepat menarik Hans menuju mobil agar segera mengantarkan nya ke Alexis.

Melupakan Naina, saat ini Fano sudah rapih dengan seragam sekolahnya dan sedang menunggu seseorang. Gadis dengan seragam berbeda dari seragam Fano itu baru saja keluar dari rumahnya. Senyuman yang terlihat bahagia bisa Fano lihat dari gadis itu.

"Fano, Rara udah cantik belom?" Tanyanya dan hanya di beri anggukan oleh Fano.

Namanya Azhira Putri Almaida, dia adalah satu-satunya teman wanita Fano yang sudah Fano anggap seperti adiknya sendiri. Azhira lebih suka di panggil Rara, menurutnya itu lebih simpel dan juga enak untuk di dengar.
Mereka sudah berteman sejak kecil, sejak Fano dan Rara duduk di bangku kelas empat SD. Kedekatan mereka masih sama dari dulu hingga sekarang, bahkan sering ada yang mengira jika mereka adalah sepasang kekasih.

"Kalo Faro yang aku tanya bakal jawab kayak kamu gak?" Fano hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil ya agar Rara juga segera masuk ke dalam mobil dan tidak.mrmberinya banyak pertanyaan.

ALFANO [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang