12. olimpiade

36 4 11
                                    

Annyeong yeorobun, selamat membaca dan menikmati ceritanya.

______________________________________

Pagi yang indah, semua murid Alexis berbondong-bondong menuju lapangan—menyaksikan murid-murid dari berbagai sekolah yang akan melaksanakan olimpiade di Alexis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang indah, semua murid Alexis berbondong-bondong menuju lapangan—menyaksikan murid-murid dari berbagai sekolah yang akan melaksanakan olimpiade di Alexis.

Sebagian siswi dengan sengaja menuju lapangan bukan karena penasaran dengan jalannya olimpiade, mereka hanya penasaran dan ingin melihat peserta olimpiade laki-laki yang katanya hampir semuanya tampan.

Olimpiade tahunan ini dilaksanakan bergilir, tahun ini kebetulan Alexis yang mendapat giliran. Murid-murid pilihan sudah dipersiapkan dari jauh hari oleh guru Alexis. Murid dengan nilai terbaik dan sudahbl lolos seleksi yang akan maju mewakili Alexis.

"Bia semangat! Semangat! Semangat!" Naina terus saja mengucapakan kata semangat sepanjang jalan menuju lapangan ruangan dimana olimpiade itu dilakukan.

"Semangat! Sema—Mark!" Kata-kata semangat itu tiba-tiba berhenti saat mata Naina melihat Mark, laki-laki tampan yang masuk daftar calon pacar jika ia tidak bisa mendapat Fathan.

Naina melihat kearah Bia sebentar, ia rasa Bia tidak akan marah jika menghampiri Mark sebentar saja. Naina juga yakin jika Bia akan masa bodo, toh Naina disini juga tidak ada kerjaan. Naina juga sadar jika dia hanya akan membuat telinga Bia panas akibat ocehan tidak jelasnya, Naina adalah manusia yang sadar diri.

"Lo manggil gua tadi?" Naina mengangguk, ia melihat sekeliling namun hanya ada Mark saja, dimana manusia tampan yang lainnya.

"Semangat yah, Naina yakin lo bisa!"

Mark mengerutkan dahinya heran, ini benar Naina menyemangatinya. "Lo semangatin gua?" Naina mengangguk.

"Bukannya gua lawan sekolah lo?" Naina mengangguk lagi.

"Emang kenapa kalo gua semangatin lo? Salah ya?" Mark menggeleng pelan, tidak ada yang salah sih, cuma bagi ia agak mengganjal saja, harusnya kan Naina menyemangati peserta dari sekolahnya dan mendoakan lawan agar kalah.

"Lo sendirian? Yang lain mana?" tanya Naina yang matanya terus mengamati sekitar.

"Belom dateng, kayaknya." Mark masih sibuk membaca beberapa soal latihan miliknya, pemanasan untuk nanti saat lomba dimulai.

Naina sedikit mengintip apa yang sedang Mark baca, laki-laki itu nampak serius sekali membacanya. Naina kita sangat menarik, namun nyatanya yang Mark baca adalah beberapa rumus fisika yang Naina sama sekali tidak mengerti.

"FATHAN!!!"

"Mark, Naina mau ketemu jodoh duku ya. Nanti Naina samperin Mark lagi babay." Mark hanya mengangguk, laki-laki itu sedikit bingung dengan tingkah Naina.

Naina dengan setengah berlari menghampiri Fathan yang terlihat seperti sedang mencari seseorang. Fathan berhenti karena panggilan dari Naina di tambah Naina terburu-buru menghampirinya, mungkin ada hal penting pikir Fathan.

ALFANO [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang