15. hari yang menyebalkan

20 5 2
                                    

Annyeong yeorobun selamat membaca

______________________________________

Naina yang sudah rapih mengenakan seragam sekolahnya kini berdiri di depan rumah mamanya, menunggu angkutan umum yang lewat namun tidak ada sama sekali yang lewat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naina yang sudah rapih mengenakan seragam sekolahnya kini berdiri di depan rumah mamanya, menunggu angkutan umum yang lewat namun tidak ada sama sekali yang lewat. Gadis itu hari ini terlihat sedikit berbeda dari biasanya karena memakai seragam sekolah lengkap dengan almamater, biasanya Naina selalu tak memakai almamater dan hanya memakai kemeja sekolah saja.

"Ma kok gak ada angkot!" teriaknya kesal karena angkot sama.sekali tidak ada yang lewat.

"Di depan rumah mana ada angkot Naina," ucap seorang laki-laki yang seumuran dengan ayahnya.

"Oiya maap Naina lupa, om ayah," balas Naina, pria itu adalah suami mamanya yang sekarang. "Anak om ayah emangnya kemana sih! Harusnya tuh dia sekarang nganterin Naina ke sekolah, lagian jadi saudara kok kayak gitu!"

Pria itu tertawa melihat tingkah Naina yang masih ke kanak-kanakan. "Anak ayah tinggalnya di rumah neneknya, nanti kapan-kapan ayah suruh pulang ke rumah buat nganter Naina sekolah," ucapnya tersenyum pada Naina.

"Ya udah, sekarang om ayah aja yang Anyer Naina, udah telat ini," balas Naina yang di setujui oleh ayah tirinya itu, pria itu juga tau jika Naina buta jalan dan mana mungkin ia akan membiarkan putrinya itu berangkat sekolah naik angkutan umum.

 

◖⚆ᴥ⚆◗

   

"Ke kantin beli nasi, ke sekolah bawa buku. Hei Nency yang lagi pake dasi, apa boleh aku bantu?" ucap Fiko berpantun ketika melihat Nency yang baru saja datang dan sedang memakai dasi.

"Modus anjer, mau make in dasi segala padahal niatnya lain," ucap Marvin menjitak kepala Fiko.

"Fiko diam-diam ngeres!" teriak Fathan yang sedang makan bekal Ghea di pojokan.

"Tobat sana Ko, kasian emak Lo punya anak otaknya gak bagus lagi," ucap Aqkhas yang sedang tidur selonjoran di bangku paling belakang.

Tawa mereka tiba-tiba terhenti saat melihat Fano datang bersama seorang gadis cantik nan manis. Arsen yang tadinya mengantuk tiba-tiba kembali segar ketika melihat siapa yang datang bersama Fano. Gadis itu adalah Rara, satu-satunya gadis yang sangat dekat dengan Fano.

"Hai Ara, makin hari makin cantik aja," sapa Marvin saat Rara tersenyum padanya.

"Rara masih inget aak Fiko gak? Yang paling ganteng se Alexis!" teriak Fiko yang kini sedang membantu Fathan makan, mereka terlihat seperti anak kembar dengan postur badan yang sama

Rara tersenyum manis pada semua teman Fano yang menyapanya atau sekedar tersenyum padanya seperti Arsen dan Fathan. Ia sudah mengenal mereka semua karena memang Rara sering sekali bertemu mereka sat ia berkunjung ke rumah Fano dan pada waktu yang bersamaan semua teman Fano ada di sana.

ALFANO [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang