Annyeong yeorobun, selamat membaca.
______________________________________
Beberapa menit Naina memejamkan matanya, namun nyenyak tidur Naina kini hilang karena otaknya terus saja memikirkan laki-laki yang bahkan tidak memikirkannya. Inilah Naina, gadis polos yang tingkat bucinnya sudah level atas dengan laki-laki tampan bernama Fathan, bahkan Fathan saja tidak pernah sedikitpun memikirkan Naina.
Berguling ke kanan, lalu ke kiri namun tetap saja Naina tidak bisa melanjutkan tidur nyenyak nya. Naina berusaha kembali memejamkan mata nya namun tetap saja gagal, sebucin itu kah Naina dengan Fathan sampai-sampai ia tidak bisa tidur.
"Yaampun!! kenapa sih Fathan muncul terus di otak Naina!!!" Naina melemparkan selimut yang menyelimutinya lalu memanyunkan bibirnya.
Dengan wajah manyunnya Naina beringsut turun dari ranjangnya yang lumayan besar itu untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Ini sudah pukul 19.00, Naina belum juga mengganti pakaiannya.
"Fathan mikirin Naina ga ya? kayak Naina mikirin Fathan," tanya Naina pada dirinya sendiri.
"Gua cantik banget ya, walaupun sekarang lagi lusuh terus juga belom mandi. Pasti Fathan makin sayang sama Naina, kalo udah sayang sih hahahaha." selesai memuji dirinya sendiri dan bergaya bak model di depan cermin Naina kembali merebahkan tubuhnya pada kasur ternyaman nya itu.
"Gabut banget ih, kalo chat Fano di bales ga yah? coba ah, siapa tau di ajakin jalan." sepertinya otak Naina sudah tidak waras, baru saja tadi bucn akut dengan Fathan dan kali ini berhalusinasi di ajak jalan oleh Fano.
Tangan mungilnya membuka aplikasi berwarna hijau bertuliskan WhatsApp. Ibu jarinya mulai mengetikkan nama Fano dan setelahnya menuliskan pesan dan mengirimkan pada laki-laki itu.
pano uwwww
PanoPanoo
Panooo
Pano di bales dong Naina nya, apa Naina tambah o lagi biar di bales?
Naina terus memandangi ponselnya menunggu Fano membalas pesan tidak jelas yang ia kirimkan. Kali ini Naina sangat berharap jika Fano membalasnya, Naina juga pasti akan senang karena selama bersekolah SMA Naina tidak pernah berkirim pesan dengan lawan jenis kecuali itu pada grup kelasnya. Impian Naina adalah berkirim pesan dengan Fathan, namun kesempatan belum menghampirinya dan maka dari itu Naina memilih Fano saja, toh Fano juga sama gantengnya dengan Fathan.
"Padahal online nih Fano, masa bales Naina aja lama!!" kesal Naina saat melihat room chat nya dengan Fano dan melihat jika Fano sedang aktif.
"Apa mungkin Fano baca pesan gua lewat notifikasi?" Tanya Naina lagi pada dirinya sendiri.
Mungkin sudah ada sekitar lima belas menit Naina menunggu balasan dari Fano namun tidak ada balasan dari Fano. Merasa kesal Naina mengambil selimut yang tadi ia lemparkan lalu mengambil posisi paling nyaman dan menyelimuti seluruh tubuhnya.
Belum sempat Naina kembali memejamkan matanya tiba-tiba ponselnya menyala memberikan tanda jika ada pesan masuk dan Naina yakin itu adalah grup kelasnya, harapan di balas oleh Fano Naina kubur karena ia yakin manusia mirip patung itu tidak mau membalasnya.
Pano uwwww
????
Naina melotot membacanya, menunggu hampir satu jam namun balasan dari Fano hanyalah empat tanda tanya membuat Naina komat-kamit tidak jelas mengatai Fano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO [SLStory]
Novela JuvenilAlfano Rajendra, laki laki tampan yang selalu saja bisa memikat setiap wanita hanya dengan tatapan. Laki laki yang selalu bersikap baik pada siapapun. Terkenal kebaikannya membuat ia masuk ke dalam sebuah cerita dimana seorang Naina dengan tiba tiba...