03. jadian sama Fathan

92 18 16
                                    

Jangan mengabaikan, kamu pasti juga tidak akan mau seperti aku yang selalu kau abaikan

-naina

______________________________________

"Fano, kalo sarapan yang banyak," ucap gadis itu menyiapkan sarapan untuk Fano.

"Nanti kalo kamu sakit aku khawatir," lanjutnya lagi membuat Fano hanya bergumam.

Suara gadis itu nampak kesal dengan Fano yang selalu sedikit jika sarapan. Suara yang bawel membuat Fano jadi ingin cepat memulangkannya ke asal.
Fano sangat tidak suka dengan gadis bawel, namun yang ada di sekelilingnya manusia bawel semua.

Saat ini Fano sedang berada di meja makan, seragam sekolahnya sudah terpakai rapih pada tubuhnya. Fano memulai sarapannya bersama gadis yang sekarang satu meja makan dengannya.

"Fano aku boleh kan nanti jalan sama Ardeon?" tanya gadis itu meminta izin.

Fano hanya mengangguk, ia tidak akan mengekang gadis itu untuk melakukan apapun. Fano hanya akan menjalankan tugasnya untuk menjaganya dan bukan untuk mengekangnya untuk pergi bersama siapa saja.

Senyum bahagia tercetak pada bibir gadis cantik itu, ia semakin sayang dengan Fano jika sikap Fano selalu seperti ini. Fano tidak pernah melarangnya ini itu dan laki laki itu selalu menjaga nya dalam keadaan apapun.

"Udah ah, yuk berangkat nanti kita telat sekolah" gadis itu membereskan
Meja makan, mereka hanya sarapan berdua karena mama dan papa Fano tadi pagi berangkat untuk ke rumah neneknya, katanya adiknya akan segera lamaran yang itu artinya Tante nya Fano.

"Itu lipstik nya apus, kamu mau sekolah bukan mau ke kondangan, lagian kondangan Tante aku masih Minggu besok" gadis mengerucutkan mulutnya yang terlihat menggemaskan.

Fano selalu saja akan berbicara panjang lebar ketika gadis itu memakai makeup yang terlihat berlebihan menurut Fano namun nyatanya biasa saja, maklumkan saja.


"Ini bukan lipstik tau Fano, ini tu liptint" balasnya membenarkan. "Lagian liptint kan ga merah bgt, malah kayak warna bibir asli" ia mencari pembelaan agar Fano tidak benar benar menyuruhnya menghapus liptint yang sudah ia pakai pada bibirnya.

"Hapus" Fano meninggalkan nya lalu masuk. Dengan terpaksa ia menghapus liptint yang sudah menyatu dengan bibirnya lalu menyusul Fano yang sudah berada di dalam mobil.


••=••=••=••


Fano berjalan menyusuri koridor untuk sampai pada kelasnya, rasanya ia ingin terbang saja karena malas melihat gadis gadis centil yang meneriaki atau bahkan mengedipkan mata untuknya. Fano tak habis pikir, apa tidak ada laki laki lain sehingga mereka harus menggodanya yang tidak tertarik sama sekali.

Tatapan lurus dan tajamnya membuat mereka semakin menyukai Fano, apalagi jika Fano menoleh, aura gantengnya bertambah dua kali lipat
Tidak hanya adik kelas, kakak kelasnya pun terkadang suka mencari perhatian dengannya namun Fano abaikan.

"FANII!!! EH FANO MAKSUDNYA!!!" Fano melihat gadis kurus itu ada di depannya namun bisa di bilang cukup jauh.

Entah bodoh atau bagaimana, Naina berlari menghampiri Fano yang jelas sedang berjalan ke arahnya, Fano semakin yakin jika ia menyukai Fathan juga akibat kebodohannya.

ALFANO [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang