Annyeong yeorobun selamat membaca.
______________________________________Awali membaca part dengan lihat Fano
◖⚆ᴥ⚆◗
Cukup lelah mengejar Fano yang berjalan sangat cepat, akhirnya Naina bisa mensejajarkan langkahnya dengan Fano sekarang. Naina berjalan mengikuti kemana langkah Fano tanpa bertanya atau bersuara sedikitpun, Naina masih takut jika nanti Fano akan marah lagi padannya. Marahnya orang pendiam itu lebih menyeramkan dan Naina baru saja merasakan.
Naina hanya beberapa kali melirik Fano dan seterusnya hanya memandang sepasang kaki yang berjalan seperti berkompetisi, Naina masih takut untuk membuka obrolan karena ia tidak mau mendapat kata-kata ketus dari Fano.
"Fano, boleh minta tolong ga?" Langkah kaki Fano terhenti begitupun Naina juga ikut berhenti.
Ghea, gadis itu penyebab Fano berhenti dari jalan cepatnya membuat Naina kesal dan semakin kesal ketika melihat siapa yang memanggil Fano. Tatapan sini Naina berikan pada Ghea, namun sialnya Ghea sama sekali tidak melihat ke arahnya.
"Kenapa?"
Ghea membuka tas nya, mengambil sesuatu di dalam lalu mengeluarkannya, sepetinya itu kotak bekal. "Tadi kayaknya Fathan belom makan siang, gua nitip, ya, abis tadi gua lupa mau kasihinnya," ucap Ghea mengulurkan sebuah kotak bekal yang Fano terima dengan senang hati.
"Nanti gua kasihin," balas Fano dan setelahnya Ghea pergi.
Naina yang penasaran segera mendekat ke arah Fano, ingin melihat apa yang Ghea berikan untuk makan siang Fathan dan barangkali Naina bisa menconteknya.
"Bukan Fan, buka!"
"Lo ga sopan, ini punya Fathan."
"Cuma mau liat," ucap Naina sedikit memelan karena Fano memberikan tatapan tajam dan suara berat, kenapa Naina jadi lemah begini jika
Fano bersikap begitu."Gua mau ke kelas gua, ga usah ikut!" Fano berjalan meninggalkan Naina yang melongo setelah mendengar ucapan Fano dan juga melihat Fano pergi meninggalkannya.
Naina memutuskan untuk duduk pada bangku yang ada di koridor, niatnya untuk ikut Fano dan bisa bertemu dengan Fathan gagal. Fano selalu saja bersikap jutek kepada Naina, namun Naina heran ketika Fano bertemu dengan gadis yang waktu Naina temu di sekolah Alif sikapnya sangat berbeda, terlihat lebih lembut namun masih ada kesan kakunya dan berbeda jika berhadapan dengan Naina. Jika Fano berhadapan dengan Naina maka Naina seperti berhadapan dengan Patung berjalan.
"Muka Lo, kenapa?" Naina terkejut ketika mendengar suara laki-laki yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
Naina melirik untuk memastikan siapa itu dan berharap semoga Fathan. Namun sayang, harapannya jika itu Fathan ternyata salah. Laki-laki itu adalah laki-laki yang baru ia kenal saat ia membolos pelajaran dan
Mendapat tugas dari guru olahraga untuk menunggu empat laki-laki tampan dari Martha Citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO [SLStory]
Teen FictionAlfano Rajendra, laki laki tampan yang selalu saja bisa memikat setiap wanita hanya dengan tatapan. Laki laki yang selalu bersikap baik pada siapapun. Terkenal kebaikannya membuat ia masuk ke dalam sebuah cerita dimana seorang Naina dengan tiba tiba...