08. with Fathan

64 11 24
                                    

Maafkan kalau masih ada typo yang bertebaran

Jangan lupa tonton trailer Abal Abal ALFANO yah heheh

______________________________________

Pagi yang cerah, wajah yang tampan, mobil yang bagus serta dompet yang tebal. Betapa senangnya jika menjadi Fano, paket komplit sudah ia punya, dari wajah tampan serta fasilitas kendaraan yang bagus dan nyaman di pakai. Uang jajan pun Fano tidak pernah kekurangan, namun yang selalu membuat temannya geleng kepala adalah Fano selalu mengembalikan semua ATM yang kedua orangtuanya berikan dan memilih mengambil lima lembar uang berwarna merah.

"No, gua nebeng." Sudah tidak heran lagi jika Aqkhas akan tiba-tiba datang tanpa permisi atau embel-embel lainnya.

"Udah miskin apa?"

"Cih!! duit di rumah beserakan." Fano hanya melirik Aqkhas sekilas. Beginilah jika dua orang yang di kenal irit bicara sedang berbicara berdua, pasti akan menimbulkan banyak kata-kata pedas.

Keduanya berjalan keluar dari kamar menuju ke ruang makan yang sudah sangat sepi karena mama dan papa Fano tidak pulang dan berada di luar kota karena pekerjaan. Mobil hitam yang sudah bersih terpampang nyata di halaman depan Fano, serasi dengan Fano yang mengenakan seragam rapih, berbeda dengan Aqkhas yang memakai seragam yang hanya di pakai saja, tanpa di rapih kan ataupun di benarkan.

Hanya butuh waktu lima belas menit Fano sampai pada sekolah tercinta nya yang berdiri kokoh dengan warna merah maroon itu. Pagi ini Fano malas langsung ke kelas, ia ingin ke
Perpus terlebih dahulu untuk mengambil beberapa buku fisika yang belum sempat ia pelajari.

"Fano, mau ke perpus ya?" Hanya anggukan yang Fano berikan u tuk membalas namun gadis itu sudah sangat senang.

"Gua ikut ya, sekalian gua juga mau ngambil buku kimia buat belajar nanti." Lagi-lagi Fano hanya mengangguk dan terus berjalan membuat Ayara seperti berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan langkah Fano.

Banyak pasang mata yang mengamati mereka, ada yang bilang mereka berdua sangatlah cocok dan ada juga yang bilang jika mereka berdua tidak cocok. Pendapat setiap orang itu berbeda, sama halnya saat mereka memberi pendapat tentang Fano dan gadis yang saat ini berjalan di sampingnya namun terlihat kewalahan dengan langkah Fano yang bisa di bilang lebih cepat darinya.

"Lo cari buku apa?" dengan senyum semanis mungkin ia mengambil buku cetak bertuliskan kimia kelas sebelas.

"Itu ga lengkap, Lo ambil yang ini aja." Fano mengambilkan buku lainnya yang ia ketahui jika buku itu lebih lengkap dan lebih banyak rumus serta penguraian yang di jelaskan secara detail.

Dengan senang hati Ayara mengambil buku yang Fano berikan, ia senang bukan main. Fano yang terlihat cuek itu perduli padanya dan memberikan buku yang bagus untuk ia pelajari, rasanya semuanya harus di abadikan namun ia juga bingung mau mengabadikannya bagaimana.

"Oiya No, kapan-kapan mau ga ngajarin gua Fisika? Gua lemah banget kalo soal pelajaran Fisika."

Fano hanya diam sambil mencari buku yang ingin ia ambil. "Lo kan udah pinter," ucap Fano karena kasihan dengan teman kelasnya ini yang nampak sekali menunggu jawabannya.

"Ih kan gua udah bilang kalo gua itu lemah tentang pelajaran Fisika, makanya mau minta ajarin Lo!" Fano tidak perduli dengan Ayara yang mulai kesal, ia tetap fokus untuk mencari buku fisika yang ia cari.

ALFANO [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang