Taman itu nampak indah dihias oleh beragam Flora hijau dan bunga warna warni, tamu undangan yang datang dengan senyuman di bibir mereka tentu menjadi harap bagi kedua mempelai. Alunan Violin yang terus mengisi obrolan obrolan ringan dan sapaan hangat, tawa canda yang menguar keseluruh alam semesta.
Hari ini akhirnya datang, hari dimana dua insan Tuhan itu akan dipersatukan dan mengikat janji suci dihadapan Tuhan.
Hari penting yang sudah dinanti oleh kedua nya, hari penting yang selalu menjadi kejutan bagi siapapun yang mendengarnya. Tidak ada yang percaya kalau hari ini akan datang, seseorang yang terjebak dalam masa lalu akan menikah hari ini. Itu point penting nya. Tapi yang lebih penting adalah, Seseorang yang melapangkan hatinya, mendoakan masa depannya, dan yang berjanji atas dirinya akan merajut asa bersama sama.
"Kak jangan gugup ya" Ujar sang perias pengantin, matanya berbinar menatap wanita cantik didepan nya. Rambut sebahu nya kini sudah disanggul, memperlihatkan keanggunan wanita dewasa.
"Kayak nya kamu yang lebih gugup" Sahut Chaewon yang dibalas anggukan oleh sang perias pengantin. "Soalnya aku lagi rias orang yang udah cantik banget! Kayak nya make up ku merusak kecantikan mu deh kak" Ujar perias pengantin itu.
"Aku gak pernah merasa se-cantik ini, ini semua berkat kamu, terimakasih ya" Ujar Chaewon sembari tersenyum cantik. Astaga rasanya sang perias pengantin itu akan lumer saat itu juga.
Tok Tok Tok
"Masuk!" Ujar Chaewon.
Knop pintu dibuka dengan perlahan dan memperlihatkan sang ibu yang sudah terbaluti oleh dress berwarna peach. Bahkan Nyonya Kim sangat cantik hari ini.
"Nak ini bingkisan dari keluarga Om Jeonghan, katanya harus diterima langsung sama kamu" Ujar Nyonya Kim sembari memberikan sebuah kotak yang tidak terlalu besar kepada anak nya.
Chaewon yang penasaran langsung membuka kotak itu, dan betapa kaget nya dia melihat sebuah sapu tangan yang sangat ia kenal. "Astaga, ini sapu tangan ku saat masih kecil dulu. Apakah Om Jeonghan yang menyimpan nya bu ?" Ujar Chaewon.
"Pantas saja dia menyuruh ku untuk memberikannya langsung padamu, benar Jeonghan berkata kalau dia menyimpan nya untuk mu" Jawab sang ibu.
"Yaampun, aku masih sembilan tahun saat membuat ini" Gumam Chaewon.
"Dan anak sembilan tahun itu hari ini akan resmi menikah! Bukan kah itu ajaib ?" Tiba tiba suara Tuan Kim berseru, pria yang berusia setengah abad itu masuk kedalam ruang tunggu Chaewon tiba tiba.
"Apakah kita siap untuk ditinggal oleh gadis cerewet penuh ambisi ini, sayang ?" Tanya Tuan Kim kepada Nyonya Kim yang sudah ia rangkul pinggang nya.
"Oh tidak akan ada lagi gadis yang terlambat di hari pertama kerja nya dan melupakan flashdisk penting nya" Sahut Nyonya Kim.
Astaga kini Chaewon yang di bully, oleh kedua orang tua nya. Apakah ini adil ? Kemana pangerannya yang siap membelanya ?
"Kau sudah besar rupanya, apakah ini mimpi ?" Lagi lagi Tuan Kim membuat drama.
"Aku sudah besar ayah, jangan khawatir. Doakan aku berakhir ditangan yang tepat" Ujar Chaewon sambil menundukan kepala nya. Oh ia akan menangis sekarang.
"Sudahlah Sayang, gadis cengeng didepan kita ini akan menangis sebentar lagi. Jangan biarkan make up nya rusak karena menangis" Ujar Nyonya Kim sembari memberikan anak tunggal nya itu sebuah tissue.
"Eumm maaf mengganggu waktu nya Tuan dan Nyonya, tapi mempelai diharap bersiap siap karena acara akan mulai sepuluh menit lagi" Itu adalah suara petugas pernikahan, ia kini tengah berdiri diambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD IT IN | Jihoon x Chaewon ✅
Fanfiction"Ketika masa lalu dibuka kembali, mungkin kamu akan sedikit senang"