Kecamuk hati dan kesan pertama

64 20 0
                                    

Chaewon kini sudah memakai dress terbaik yang ia punya, dress ini baru saja ibunya berikan tadi sore saat dirinya baru kembali dari luar rumah.

Chaewon tentu terkejut, dress ini sangat indah dan dilapisi oleh kain berwarna putih yang membuat Chaewon jatuh cinta pada pandangan pertama dengan dress ini.

Namun Chaewon akan lebih senang jika ia memakai dress ini untuk acara yang lain, sayang nya ia harus menghadiri makan malam yang tentu saja akan begitu sakral. Dirinya akan dijodohkan.

Tok tok tok

"Nak apa sudah siap ?" Tanya sang ibu dari balik pintu kamar nya. Sontak Chaewon mengangguk sebagai jawaban, gadis itu terlalu sibuk memandangi dirinya didepan cermin.

Melihat dirinya begitu cantik didalam balutan dress putih ini, namun dibalik wajah nya yang selalu riang ada hati dan pikiran yang berkecamuk. Ini seperti bukan Chaewon. Wanita itu tidak pernah kalut dalam perdebatan hati dan pikiran.

Namun, apakah langkah nya sudah benar ? Menyetujui perjodohan ini ? Apakah sehabis menikah kehidupan nya akan tetap sama ? Apakah dirinya tetap bisa menjadi Chaewon yang dirinya kenal ?

Bukan kah itu terlalu rumit ? Lamaran, Menikah, kehidupan setelah menikah, lalu memiliki anak, membesarkan anak, menafkahi dan dinafkahi. Bukan kah itu hal yang sulit ? Dan hal itu harus ia jalani sepanjang hidup nya.

Belum lagi pekerjaan yang masih ingin Chaewon kejar, ada perusahaan yang dijanjikan oleh ayah nya, ada ribuan nyawa yang menjadi tanggung jawab nya.

Apakah Chaewon akan menyanggupi semua ini ?

Ceklek

"Nak, kamu baik baik saja ?" Itu suara ibunya.

Chaewon sontak membalikan tubuh nya, menemukan ibunya sedang berdiri dipembatas pintu dengan senyuman hangat nya.

Chaewon berjalan kearah sang ibu dan mengangguk mantap, ia harus terlihat kuat didepan orang tua nya kan ?

~~~~

Mobil Mercy hitam itu sudah terparkir rapi dihalaman restoran bintang lima, Chaewon dan kedua orang tua nya turun dari mobil dan langsung memasuki restoran tersebut.

Pelayan yang sudah menunggu kedatangan mereka sudah bersiap didalam, membuka pintu untuk mereka, menggiring mereka ke meja yang sudah disiapkan.

"Apakah keluarga Tuan Park sedikit telat ?" Tanya sang ayah kepada sang istri yang duduk tepat disamping Chaewon.

"Kita yang terlalu cepat, masih lima belas menit sebelum jam delapan" Jawab sang ibu.

Chaewon kini hanya bisa memainkan jari jari nya yang entah kenapa mengeluarkan keringat, padahal ia sudah menggunakan hand cream.

Ibu nya yang menyadari akan itu langsung menggenggam tangan anak semata wayang nya "Tenang saja ya nak" Ujar sang ibu sambil mengelus tangan sang putri.

Setidaknya Chaewon jadi lebih tenang sekarang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya keluarga Tuan Park itu datang, mereka juga membawa beberapa bingkisan yang digenggam oleh asisten keluarga mereka.

"Tuan Kim! Sudah lama tidak bertemu" Ujar Tuan Park yang dibalas senyuman oleh Tuan Kim. Mereka tampak akrab sampai lupa akan tujuan utama mereka kesini.

"Nyonya Park lama tidak bertemu, makin cantik saja" Itu adalah suara ibu nya.

"Benarkah ? Kamu juga tampak lebih cantik Kim, beri tahu aku produk kecantikan yang kau pakai ya!" Tentu saja itu adalah Nyonya Park yang kini juga akrab dengan ibunya.

Dan disinilah Chaewon, ditengah tengah para orang tua yang tampak senang setelah akhirnya bersua setelah sekian lama. Wanita itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Ah maaf jika kami membuat kalian menunggu, jalanan sungguh macet" Ujar Tuan Park yang kini sudah duduk dibangku nya.

"Tidak masalah Park, lagi pula ini belum melewati jam yang sudah kita janjikan" Balas ayah nya sambil tersenyum.

"Jadi ini Kim Chaewon ? Cantik sekali bahkan aku pangling melihat nya" Ujar nyonya Park sambil menatap kearah Chaewon.

"Terimakasih, tante ?" Jawab Chaewon dengan ragu.

"Mami saja! Sebentar lagi kan kita menjadi keluarga" Ujar Nyonya Park antusias.

Dan Chaewon hanya bisa tertawa canggung.

"Mana putra tunggal mu itu Park ?" Kali ini sang ayah yang buka suara.

"Sedikit lagi datang, dia sedang ku suruh memarkirkan mobil" Jawab Tuan Park yang dibalas anggukan oleh Tuan Kim.

Dan benar saja tidak lama sejak Tuan Park berbicara, seorang pria yang dibaluti oleh pakaian serba hitam itu datang sembari mengembangkan senyuman tipis nya.

Itu adalah Park Jihoon. Pria keras kepala yang kini sedang memasang wajah tampan nya dihadapan semua orang.

"Maaf membuat kalian menunggu, parkiran nya jauh sekali" Ujar Jihoon yang dibalas anggukan maklum oleh semua orang yang sudah duduk di bangku mereka.

"Silahkan duduk nak Jihoon" Ujar Tuan Kim yang dibalas anggukan oleh Jihoon.

Kini Jihoon dan Chaewon duduk berhadapan, tentu saja mereka tidak ingin membuat kontak mata. Bahkan Chaewon hanya menatap ibu nya dan Nyonya Park sejak tadi.

"Nah Jihoon kenalkan ini Kim Chaewon, anak tunggal dari Tuan Kim dan Nyonya Kim" Ujar Tuan Park.

"Saya Jihoon, anak tunggal keluarga Park" Ujar Jihoon sembari mengulurkan tangan nya sebagai tanda perkenalan.

"Salam Kenal Jihoon, saya Kim Chaewon" Jawab Chaewon sambil menerima uluran tangan Jihoon tanda mereka sepakat untuk berkenalan.

Mata mereka saling bertabrakan, menelusuri iris mata masing masing, mencoba mengulik kisah apa yang pernah mereka lewati. Binar mata mereka hampir tidak ada, hanya tatapan penuh dengan tanda tanya.

"Nah kalau sudah kenalan seperti ini, mari mulai saja acara makan malam nya" Ujar Tuan Park antusias.

HOLD IT IN

HOLD IT IN | Jihoon x Chaewon ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang