Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▵ ▵ ▵
"Mas~"
Haechan mengerucutkan bibirnya, mengucek kedua matanya sembari berjalan ke arah Mark yang tengah duduk di ruang televisi, berkutat dengan laptopnya.
"Eoh? Chenle udah tidur?" Mark mendongak ke arah Haechan, bersiap menyambut kedatangan istrinya.
"Uhm... ."
Mark tersentak kala Haechan mendudukkan pantatnya di atas pahanya. Mark tersenyum, menyambutnya dengan hangat. Memeluk tubuh Haechan yang tampak lemas. Tangannya mengelus surai Haechan dengan lembut.
Begitu menenangkan afeksi yang Mark berikan, membuat Haechan merasa nyaman dengan kepala di sandarkan pada dada sang suami.
Semenjak kehamilannya yang kedua kali Haechan jadi semakin lemas dan secara tak sadar sifat manjanya muncul begitu saja.
Usia kandungan Haechan baru menginjak dua bulan. Di masa-masa inilah Haechan akan sering mengalami mual-mual dan kehilangan selera makannya. Mungkin jika tidak dipaksa makan oleh Mark, berat tubuh Haechan akan turun drastis.
Kadang kala ketika Haechan benar-benar tak bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa, Mark yang akan menghandle semua pekerjaan rumah termasuk perihal mengurus Chenle Mark lah yang akan mengambil alih dengan senang hati.
Toh ia juga tak tega melihat kondisi Haechan yang selalu lemah dan sakit-sakitan. Apalagi jika melihat Haechan memaksakan diri untuk mengurus semuanya. Mark mana mungkin membiarkan itu terjadi.
Ia tak ingin menjadi suami yang durhaka pada istrinya.
"Tadi udah minum susu belum?"
"Udah..., eum mas masih kerja dari rumah?" tanya Haechan sambil menatap wajah Mark yang tampak begitu lelah.
"Iya sayang."
"Kalau misalkan mas mau ke kantor lagi gapapa kok, adek bisa ngurus semua urusan rumah."
