EPILOG

489 27 14
                                    

Tiga minggu kemudian di kafe Arvin, mama baru selesai melayani pelanggan terakhir.

Tiga minggu kemudian di kafe Arvin, mama baru selesai melayani pelanggan terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih, silahkan datang lagi. Vandra setelah kamu membersihkan dapur langsung pulang aja," Ucap mama lalu duduk di salah satu kursi.

"Eh nanti nggak buka lagi tante ?"

"Enggak ini mau ku tutup aja, dari kemarin kafe kan belum pernah libur. Kamu bisa istirahat."

"Makasih banyak tante," Vandra bergegas membersihkan bagian dalam dapur supaya cepat pulang.

"Tumben awal banget kafenya ditutup ?" Datang bunda Arsen ikut duduk saling berhadapan dengan mama Arvin.

"Iya Lin, dari kemarin Vandra udah kerepotan ngejagaian kafe karena aku gak bisa bantu, harus ngurusin surat perceraian," Jelas mama Arvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya Lin, dari kemarin Vandra udah kerepotan ngejagaian kafe karena aku gak bisa bantu, harus ngurusin surat perceraian," Jelas mama Arvin.

Bunda Arsen mengelus pelan pundak mama Arvin menengangkan, "Kamu udah ngelakuin hal yang bener Ca."

Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bercerai, ternyata kecurigaan Cathrina (mama Arvin) benar. Papa Arvin berselingkuh dengan teman sekantornya, dan hubungan mereka sudah berjalan hampir dua tahun. Selama ini Caca berusaha untuk memaafkan sang suami tapi sikapnya tak kunjung berubah.

"Kamu udah mengabari Arvin?"

"Iya, kemarin aku menghubunginya. Dia diam agak lama kemudian menenangkan ku, aku sangat tak enak hati harus memberitahunya. Dia pasti sangat kecewa disana."

"Arvin udah dewasa Ca dan setauku dia anak yang sangat menyayangimu. Dia pasti bisa mengerti, ya walau harus ada proses perlahan untuk menerima," Lina menenangkan kembali agar Caca tak khawatir.

"Bagaimana dengan Arsen ? Kuliahnya lancar ?"

"Ckk anak itu kayak kamu nggak kenal dia aja, susah banget mau ngehubungi bundanya kalo gak aku telfon dulu tuh anak. Malahan dia lebih sering nelfon Shinta."

"Haha dia pasti kangen sama adiknya."

"Iya jadi sekarang kalo aku nanya kabar dia aku tanyain aja ke Shinta. Dulu kan aku bisa nanya ke Arvin hehe," Canda Lina.

Arvin Arsen : Friend or Foe ? [OhmNon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang