"Permisi kak, apa Arvinnya ada ?" Tanya Evanna pada kak Vandra yang selesai menyajikan makanan pada pelanggan.
"Ada, bentar gue panggilin. Duuk aja dulu."
Evanna berusaha memberanikan diri mengatakan kejadian sebenarnya pada Arvin, kini hanya ada mereka berdua duduk diayunan taman Flamboyan.
Taman sepi karena cuaca cukup panas di siang hari membuat para orangtua malas mengajak anak mereka keluar di jam itu.
"Ada perlu apa lo mau ketemu gue ?"
"Tolong maafin Arsen," Pinta Evanna.
"Kenapa mendadak bahas Arsen ?"
"Semua ini salah gue, gue yang membuat Arsen ikut terkena masalah yang gue perbuat," Jelas Evanna yang masih tak bisa dimengerti oleh Arvin apa maksud perkataannya.
Perlahan - lahan Evanna menceritakan semua kejadian.
"Hari itu saat lo ngeliat foto kita di kolam renang, gue emang sakit. Tapi ada penyebab kenapa gue sampe sakit, itu karena gue bingung. Setahun yang lalu, ada salah satu cewek atau lebih tepatnya dia sahabat baik gue. She so kind, care, dan rela ngelakuin apapun buat ngelindungi gue dan ngejaga gue tiap ada masalah...."
".....Lalu dia tiba - tiba nyatain perasaan kalo rasa sayangnya bukan sayang kayak sahabat tapi lebih dari itu, mendengar penjelasannya gue bingung dan takut..."
"...Gue coba ngehindar dan ngeblokir semua media yang bisa menghubungkan kita berdua, gue gak tau harus ngapain di situasi pada saat itu satu sisi gue sedih dan kecewa kenapa dia bisa memandang gue lebih dari temen disisi lain gue gak mau kehilangan dia, cuma dia orang yang paling sayang sama gue. Karena itu untuk menguji perasaan ini gue coba untuk pacaran sama Arsen dan tak ada rasa apapun saat kita bersama seperti jantung berdebar lebih cepat dan lainnya......" Terang Evanna.
Arvin masih setia mendengarkan tanpa menyela setiap kalimat yang keluar dari mulut Evanna.
"Begitu juga saat Arsen mutusin gue, gak ada rasa sedih seperti rasa saat gue ninggalin sahabat gue dulu, gue coba lagi pacaran sama cowok lain dan hasilnya tetap sama. Itu ngebuat gue sering sakit mikiran hal yang gak guna bener kan ?"
"...Untung saat di kolam ada Arsen yang bantu nenangin gue. Dan ada yang perlu lo tau lagi Vin, saat kita pergi ke pasar malam gue minta Arsen memilih antara dia nganterin gue pulang atau balik nyamperin lu dan dia lebih memilih elu. Gue kadang bingung ngeliat kalian yang sama - sama cowok tapi bisa ngejalanin semuanya dengan tenang tanpa peduli sekitar."
"Terus apa hubungan ini sama gue ?" Kini Arvin buka suara.
"Akhirnya gue coba ikutin cara kalian, gue kembali nerima dia lagi dan hati gue lebih tenang sekarang."
"Kalian akhirnya bersama ?" Tanya Arvin dibalas anggukan oleh Evanna.
"Ya, dia cewek yang selalu lo ajak ngobrol Vin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin Arsen : Friend or Foe ? [OhmNon]
Fiksi Penggemar[15++][Bromance][OhmNon][Completed✅] Arvin dan Arsen, mereka berdua bukan saudara kembar, bukan saudara sepupu, apalagi teman masa kecil yang biasa menyandang status Stree (S3) 'Sohib Sehidup Semati'. Cih alay banget, tapi emang benerkan persahabata...