Arsen memposisikan diri duduk diatas ranjang mengambil handphonenya, tak ada notif pesan dari Arvin.
"Anjir kemana tuh bocah ? Maen pergi aja gak ngasih kabar."
Hendak mematikan layar handphone, masuk notif pesan lain itu dari bunda yang berisi...
Bunda udah di perjalanan mau pulang, nanti sampai rumah sekitar jam 11, sarapan kamu cari di luar dulu atau beli makan aja di kafe Arvin.
"Ckk...Akhhh !!"
PRANGGG !! Suara barang jatuh dari lantai bawah.
"Anjirr maling ? Bangsat lu Vin keluar rumah gue gak nutup pintu," Arsen bergegas turun ke bawah. Masih menuruni anak tangga ia terkejut melihat Arvin mengambil piring alumunium yang jatuh di dapur.
"Arvin ?"
"Oiii sorry gue gak bermaksud mau pecahin piring lo, ini alumunium kok gak bakal pecah," Arvin membela diri.
"Ngapain lo ?"
"Shiaa... Mata lo gak liat gue lagi ngapain ?" Arvin rada jengkel. Terlihat piring berisi nasi dan beberapa lauk diatas meja makan. Arvin mengambil mangkuk dan menyendokkan beberapa sayur sop dari atas panci.
Arsen masih heran melihat pemandangan baru ini, ia menarik kursi meja makan kemudian duduk, "Ini lo semua yang masak ? Atau lu manasin sisa masakan bunda kemaren ?"
"Parah lu, gue susah - susah buatin malah dihina."
"Ya biasanya kalo dirumah cuma ada cowok pasti masak roti bakar atau sosis goreng yang gak ribet."
"Gue juga niatnya gitu tapi dirak makanan gak ada roti cuma ada nih bototl selai, lo kira gue bakal kenyang jilatin selai yang tinggal separuh botol ini. Gue coba buka kulkas cuma ada telur, cabai, dan ini sayuran buat bikin sop ya udah gue masak aja apa yang ada," Terang Arvin.
"Udah deh lu gak usah banyak bacot dah laper banget gue, nih," Arvin ikut duduk kemudian memberikan piring pada Arsen.
"Ah gue lupa sini," Dia tarik kembali piring itu, Arvin ambilkan nasi, telur dadar, dan sayur sop ia letakkan diatas piring Arsen. Melihat tingkahnya itu membuat Arsen tersenyum sendiri, dia mirip bunda.
"Nih, awas tumpah kuahnya."
"Iya gue tau, gue bukan bocah."
"Hmm..." Ganti Arvin yang mengambil bagiannya untuk dimakan.
Satu suapan nasi dan sayur sop masuk ke dalam mulut Arsen, "Nghh !" Kagetnya merasakan rasa baru di lidah.
"Kenapa ?"
"Asin banget...." Jawab Arsen dengan ekspresi mengernyitkan dahi.
"Eh ? Padahal tadi udah gue cicipi gak begitu asin kok, tuh kan ini gue coba gak asin," Arvin menyeruput sendiri sop buatannya dan baik - baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin Arsen : Friend or Foe ? [OhmNon]
Fanfic[15++][Bromance][OhmNon][Completed✅] Arvin dan Arsen, mereka berdua bukan saudara kembar, bukan saudara sepupu, apalagi teman masa kecil yang biasa menyandang status Stree (S3) 'Sohib Sehidup Semati'. Cih alay banget, tapi emang benerkan persahabata...