Huit

114 10 1
                                    

Notes: Écraser






Jaemin sedang berusaha mencari renjun, kemana sih dia, cepat sekali dia menghilang. Renjun sudah cari dikantin, di kelas, di laparan dan tidak menemukan renjun di sana.

"Grin hous." ucapnya tiba-tiba.

Jaemin langsung saja berlari ke green house milik sekolah. Dan benar saja, disana ia menemukan renjun dengan wajah yang masam. Dan tidak jauh dari sana juga ada teman-teman renjun. Mungkin mereka tidak mau mengganggu renjun dulu.

Jaemin menghampiri teman-teman renjun dan bertanya, "kenapa gak di deketin?" tanyanya.

"Dia lagi kesel banget, kita gak mau bikin dia tambah kesel kalo kita deketin," jawab felix.

"Coba lu deh jaem yang hampirin," usul eric.

"Aku?" tanya jaemin dengan menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elu, siapa tau dia gak kesel lagi." kata eric.

"Iya jaem, coba aja." usul haechan juga.

"Iya bener tuh." jawab hyunjin.

Karena teman-teman renjun begitu yakin padanya, jaemin jadi agak sedikit tidak enak jika menolak. Pasalnya teman-teman renjun ini sangat baik dan juga mungkin percaya padanya untuk mengembalikan mood renjun yang berantakan.

Dengan langkah pelan, perlahan jaemin mendekat kearah renjun yang Membelakanginya. Ini sangat membutuhkan nyali yang besar. Jaemin takut jika aura renjun kelam begini.

"Renjun?"

Renjun hanya diam, tidak berbuat menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Karena tidak mendapatkan respon, jaemin dengan sangat berhati-hati memegang pundak namun belum sempat mendarat, tangannya langsung di cengkram kuat oleh renjun.

"Aww! Sakit banget!" jaemin kesakitan.

Rasanya ingin menangis, ini sakit sekali. Cengkraman renjun sangat sakit, hingga mampu membuat tulangnya hampir saja remuk.

Renjun yang melihat bahwa itu adalah jaemin langsung saja melepas cengkraman itu, dan langsung meraih tangan jaemin yang sudah kemerahan, renjun melihat mata jaemin sudah berkaca-kaca.

"M-maafin aku, aku ga sengaja. Aku kira tadi guanlin." kata renjun sambil mengelus lembut tangan jaemin.

*wtf! Aku kamu?

"I-iya.... gapapa," jawab jaemin dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Biar ga sakit...." gerakan selanjutnya, renjun mengecup lembut pergelangan tangan jaemin yang memerah tadi.

Jaemin kaget, bahkan teman-teman renjun yang lain juga ikut kaget. Pasalnya ini sangat langka! Bahkan saat masih bersama guanlin, renjun tidak pernah melakukan hal seperti itu.

"Masih sakit?" tanya renjun saat setelahnya.

Jaemin menggeleng.

Renjun tersenyum, "sekali lagi maafin aku ya, aku ga tau kalo itu kamu."

"Iya gapapa."

Renjun tersenyum sambil mengadakan surai lembut milik jaemin.

Entah kenapa dengan melihat jaemin saja, semua perasaan yang mengganjal hati renjun lenyap seketika. Entahlah, apakah renjun menyukai jaemin? Sepertinya tidak. Renjun saja membantah hal itu.

Disisi lain teman-teman renjun berbisik-bisik sambil membuat alibi.

"Buehh fiks renjun suka jaemin!" yakin junkyu.

Notre Histoire [Renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang