Dix

144 8 0
                                    

Notes: Marché de nuit

Disini lah renjun dan jaemin, berasa di depan-depan pasar malam setelah beberapa menit berjalan.melijat betapa ramainya tempat itu membuat jaemin merinding. Ia sangat malas jika nanti dia harus terhimpit-himpit.

"Pulang aja yuk?" ajak jaemin.

Renjun cepat-cepat noleh kearah jaemin deng Q1an ekspresi terkejut. Bagaimana bisa jaemin mengatakan "pulang aja yuk" dengan mudahnya setelah mereka jauh-jauh berjalan, ya tidak terlalu jauh sih, tapi sama saja!
E"Kok gitu? Lu gak cape apa baru sampe langsung pulang, gile kali lu yak?" Omel renjun.

"Y-ya ga gitu... Yaudah ga jadi." Jaemin menunduk, takut kalau nanti renjun marah.

Renjun malah tersenyum dan mengacak surai milik Jaemin, "lu kenapa?" Tanya renjun lembut. Jaemin menggeleng dengan masih menunduk.

Renjun menghela nafas, entah keberanian dari mana atau memang reflek semata. Renjun menangkup wajah Jaemin hingga membuat mereka saling bertatapan.

"Lu mau pulangkan? Yaudah ayo.." ajak renjun.

"Engga ren... Maafin nana ya.." Jaemin menggeleng dengan wajah yang memelas.

"Wtf! He called himself by his own name?" Batin renjun.

Renjun tersenyum, "emang lu salah apa, kok minta maaf?ya kalo lu mau pulang beneran, ayo...." Ajak renjun.

Jaemin menggeleng lagi sambil melepaskan tangkupan pada wajahnya. "Enggak ren.. udah ayo masuk!" Ajak Jaemin semangat. tapi renjun tau itu hanya pengalihan agar renjun tidak mengajak pulang. Padahal renjun mengajaknya pulang karena kemauannya sendiri.

Jaemin langsung menarik tangan renjun untuk masuk kedalam. Di dalam Jaemin tampak kebingungan,pasalnya banyak sekali wahana di sana. "Yang mana dulu ya ren?" Tanya jaemin pada renjun.

"Gimana kalo naik yang itu?" Tunjuk renjun pada wahana bernamakan kora-kora. Jaemin agak merinding melihat wahana, apalagi orang-orang yang berada di paling belakang. Ihhh membayangkannya saja membuat jaemin lemas.

"Ihhh takut!"

"Takut apanya seru gitu... Ayo ih."

"Kamu gak merinding liatnya? Lemes aku tuh!"

"Sekali seumur hidup lho jaem, bonusnya sama gue.. udah ayo ahhh!"

Setelahnya renjun menarik tangan jaemin menuju tempat pembelian karcis agar dapat menaiki wahana tersebut. Setelah mendapatkan karcis dari sang penjaga, renjun dan jaemin menunggu giliran untuk menaiki wahana tersebut.

Tidak lama wahana itu berhenti dan mengangkut orang yang ingin menaikinya lagi, termasuk renjun dan jaemin. Jaemin berjalan dengan gemeteran dia takut bruh.

Mereka duduk di paling depan, padahal renjun sudah mengajak di paling belakang. Tapi Jaemin menolak keras, kalau renjun mau duduk di paling belakang, Jaemin tidak jadi naik. Jadilah mereka duduk di paling depan.

Wahana itu mungkin bergerak perlahan Namun Jaemin ketakutan setelah idup. Betjirr bukannya alay tapi emang Jaemin paling ga bisa soal wahana-wahana yang begini-begini.

Wahana itu perlahan mulai cepat dan jaemin sangat ketakutan walaupun mereka duduk di paling depan, itu sama saja saat giliran mereka rasanya ingin jatuh kebawah. Jaemin menutup matanya rapat-rapat sambil memeluk erat lengan milik renjun.

"Aaaaa!!! Nana takut!!" Teriak Jaemin saat mereka kembali pada bagian atas.

Renjun menoleh kearah Jaemin yang masih memeluknya erat sambil menutup mata, renjun jadi kasian pada Jaemin, sepertinya memang Jaemin paling tidak bisa naik wahana yang seperti ini, seharusnya memang renjun tidak memaksa.

Notre Histoire [Renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang