Quatorze

139 8 9
                                    

Mereka hanya berjalan jalan saja menikmati malam. Dan renjun juga baru menyadari bahwa tadi ia membawa gantungan kunci yang mereka beli tempo hari di indojuni.

"Oh iya, gue juga mau ngasih ini ke lu.." renjun berhenti berjalan yang membuat jaemin juga ikut berhenti. Jaemin kebingungan, dan menunggu renjun untuk menunjukkan apa yang ingin di beri nya.

Jaemin sedikit terkejut saat melihat benda apa yang ditunjukkan oleh renjun, itu adalah gantungan kelinci dan rubah yang mereka beli tempo lalu, "loh itukan gantungan yang kita beli tempo hari?" tanya jaemin memastikan.

Renjun mengangguk membenarkan pertanyaan jaemin, "memang.." jawabnya.

Renjun tambah bingung dibuatnya, lantas kenapa salah satu gantungan itu masih berasa di tangan renjun? Apakah renjun tidak jadi memberikannya pada pacarnya?

"Gausah bingung, hari itu emang gue sengaja beli dua dan emang dari awal gue niatnya mau ngasih satu ke elu.. Tapi kelupaan terus." jelas jaemin.

Ya jaemin yang mendengar itu terkejut, yang benar saja renjun memang ingin memberikan kepadanya? Jadi bukan untuk pacarnya? Tapi kenapa juga renjun memberikannya kepadanya?

"Gue harap lu Terima ya, mau lu simpen mau di buang terserah aja yang penting jangan kasih tau gue kalo udah lu buang. Dan kalo bisa jangan di buang lah wheheh."

Jaemin masih tidak bisa berkata-kata.

"Gue izin masukin ya?"

Renjun pun bergerak untuk memasukkan gantungan kelinci itu pada kantung baju milik jaemin. "Yang rubah buat gue, karna hari itu lu bilang gue mirip sama rubah. Jadi yang kelinci buat lu, mirip soalnya. Lucu, imut, cantik.." renjun tersenyum tulus sambil menatap jaemin.

"K-kenapa milih ngasih ke aku?" tanya jaemin berusaha untuk biasa saja.

"Because..... Youre my first love."

Sudah di bilang berbicara dengan jaemin jangan memakai bahasa Inggris, nilai bahasa inggrisnya saja di bawah KKM jadi dia tidak paham. Dan hanya dua kosakata yang dia paham dan dia tau yaitu yes dan no.

"Hah?"

Sungguh memang jaemin sangat merusak suasana, tidak jadi romantis!

"Ah engga.. Nanti gue kasih tau kalo waktunya udah tepat. Tapi gue harap lu mau ya Terima gantungan itu?"

Jaemin mengangguk.

Renjun tersenyum dan kemudian bergerak untuk mengusap surai milik jaemin dengan lembut. Jaemin merasakan sesuatu! Sesuatu yang menggelitik didalam perutnya, seperti banyak kupu kupu yang berterbangan di perutnya, dan.... Jaemin seperti merasakan His love seemed to come back after being lost for a long time.

"Boleh ku panggil nana?" tanya renjun sambil menurunkan tangannya dari kepala jaemin.

Jaemin terdiam sambil menatap renjun dengan wajah syok. Kenapa tiba-tiba sekali renjun menanyakan hal yang tidak memerlukan jawaban? Jaemin kan sudah bilang siapa saja boleh memanggilnya seperti itu, tetapi kerena renjun yang bertanya, jadi lebih berbeda.

"Ga boleh ya? Yaudah deh maaf.."

"Siapa bilang?"

"Hah?"

"Siapa bilang ga boleh manggil pake nana?"

"J-jadi boleh na?" tanya renjun
dengan semangat dan senyum bahagia di wajahnya.

Jaemin mengangguk.

Renjun senang akibat terlalu senang, ia bahkan memeluk jaemin dengan erat. Jaemin awalnya memang terkejut dengan renjun yang tiba-tiba saja memeluknya, namun detik kemudian jaemin dengan perlahan membalas pelukan hangat renjun.

Notre Histoire [Renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang