Quinze

141 7 1
                                    

Typo bertebaran, ditandai kalau boleh.


Pagi ini renjun dan jaemin sedang berjalan beriringan di lorong menuju kelas, tentu saja banyak mata yang tertuju pada mereka. Itu renjun, yang berjalan beriringan dengan anak baru? Bagaimana bisa. Biasanya renjun berdekatan dengan murid lain saja tidak mau, bahkan renjun langsung menatap tajam orang yang berani menyentuhnya.

Ya tentu kecuali mereka adalah anggota P0L.

"Kok bisa ya bjir."

"Ntah njir, renjun mana pernah mau deket sama orang."

"Kok bisa si anak baru deket sama renjun.

"Pake guna guna kali.."

Ya seperti itulah perbincangan perbincangan mereka saat melihat jaemin dan renjun yang berjalan, memangnya kenapa sih, alay banget.

Seseorang datang dari belakang dan memegang kedua pundak siswa itu lalu tersenyum, "ngurusin idup orang aja kerja lu? Gada kerjaan lain apa?" katanya dengan mengencangkan cengkramannya pada kedua pundak siswa itu.

"Aww!!!!" teriak mereka. Sambil siap-siap mengomel.

"Apa ha?"

"Eh haechan.... Ga gitu—

"Hai haechan, ngapain berdiri disini?" tanya seseorang yang baru saja datang dan menghampiri mereka bertiga.

"Eh no, ini nih gue lagi negur ni anak bedua biar ga ngurusin idup orang lagi." jawab haechan sambil menatap tajam dua siswa tersebut.

Jeno ikut melihat kearah dua siswa itu, dengan wajah flat. "Jan ngurusin idup orang, kek idup lu udah bener aja," tegur nya dengan suara bariton.

Setelah itu Jeno langsung merangkul tangan haechan  sambil pergi meninggalkan dua orang itu, mereka berjalan menuju kelas mereka yang bersebelahan dengan kelas renjun dan jaemin. Sebelum benar-benar ke kelas, mereka memilih bertamu lebih dulu.

Saat berada di ambang pintu, mereka sudah di buat tercengang oleh kedekatan jaemin dan renjun. Wtf mereka pacaran?

"Kayanya paling bener kita ke kelas langsung deh chan," usul Jeno.

"Iya bener, no," jawab haechan.

Ya mereka langsung saja meninggalkan kesal pa1 itu.

Renjun dan jaemin seperti biasa kok, hanya saja sekarang renjun sedang mengajari jaemin belajar. Sepertinya matematika ya, soalnya jaemin tidak butuh diajari selain mata pelajaran yang menghitung.

"Jadi yang kita tuh gunain rumus yang Sn sama dengan n/2 di kali 2a di tambah n kurang 1 di kali b." Renjun mengajari dengan sangat sabar.

"Jadi kita masukin angka yang ada kedalem rumus,"

Jaemin mulai memasukkan apa saja yang di ketahui kedalam rumus itu, "udah kan?" tanya renjun, jaemin mengangguk.

Langkah demi langkah jaemin mengajarkan rumus matematika itu pada jaemin dan akhirnya selesai, jaemin tersenyum senang karena dapat menyelesaikan tugas itu dengan tidak menyontek. Ya walaupun ia di ajari.

"Yesh! Makasih renjun..!!!" ucap jaemin senang.

Renjun hanya tersenyum memandangi wajah jaemin, cantik, imut, lucu.

"Ekhm, iya sama-sama."

Tidak lama bell berbunyi dan semua siswa siswi mulai masuk kedalam kelas masing-masing. Begitupula dengan renjun dan jaemin, yang sedari tadi memang sudah berada didalam kelas.

Jam pertama hingga jam kedua itu adalah matematika, jadi sedikit membuat stress murid-murid pa1, malang nya nasip kalian ini.

"Kumpulkan tugas kalian," ucap guru sambil berjalan ke mejanya.

Notre Histoire [Renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang